4 Metode penentuan cull factor menurut Bakshi 1977

28

c.4 Metode penentuan cull factor menurut Bakshi 1977

Metode ini dikembangkan untuk menghitung volume bersih pohon dengan cara menghitung volume kotor sortimen dan menguranginya dengan volume kayu lapuk. Pada Tabel 3 dan Gambar 3 disajikan contoh penentuan daur patologis tegakan Fir Abies sp. di Wilayah Franklin River, British Columbia Buckland dkk, 1949. Data ini telah dikonversi ke dalam satuan metrik. Tabel 3 Contoh Penentuan Daur Patologis Tegakan Fir Abies sp. di Wilayah Franklin River, British Columbia Umur Volume Kotor M 3 Volume Lapuk M 3 Volume Bersih M 3 75 165.056 165.056 125 190.4492 4.2322 186.217 175 228.539 12.6966 215.842 225 296.2543 26.3932 270.861 275 448.6136 50.7864 397.861 325 651.7594 122.734 529.026 375 854.9052 338.576 516.329 425 1058.051 702.546 355.505 29 200 400 600 800 1000 1200 75 125 175 225 275 325 375 425 Umur V o lu m e m 3 Volume Kotor Volume Lapuk Volume Bersih Gambar 3 Hubungan antara umur tegakan Fir Abies sp. dengan volume kotor, volume lapuk dan volume bersih Buckland dkk,1949 Dalam kasus ini daur tebang ditentukan ketika pelapukan oleh fungi pelapuk kayu telah cenderung lebih besar dari kayu baru yang mampu dibuat oleh pohon. Dalam kurva pada Gambar 3 daur tebang ditemukan pada umur tegakan sekitar 325 tahun. Di Indonesia sepanjang diketahui belum ada daur tebang yang ditentukan atas dasar daur patologis. Seperti telah diuraikan sebelumnya, umumnya penentuan daur tebang lebih didasarkan pada hasil tegakan dengan pendekatan diameter, luas bidang dasar, umur ataupun volume. Seperti telah diuraikan sebelumnya, hasil tegakan yang sesuai untuk ditebang adalah ketika riap tahun berjalan CAI berpotongan dengan riap rata-rata tahunan MAI. Hal ini tidak mengherankan oleh karena kerusakan internal sering tidak tampak berdasarkan penampakan fisik dari luar. 30

B. Metodologi Bahan dan Metode

Survei dilakukan di Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan BKPH Parung Panjang, Kesatuan Pemangkuan Hutan KPH Bogor, sekitar 60 Km sebelah Barat Laut Bogor dan sekitar 25 Km sebelah Barat Daya Curug sejak Februari hingga April 2005.

1. Pengukuran Persen Kayu Hilang a.

Penilaian kayu hilang Untuk penilaian kayu hilang di BKPH Parung Panjang, dilakukan pengukuran pada petak contoh yang sama dengan petak contoh untuk penilaian kondisi kesehatan tegakan hutan, mulai umur tanam 2 hingga 12 tahun. Di dalam tiap petak contoh ditebang 3 pohon yang telah dipilih secara purposive. Tiap pohon ditebang dengan kriteria kerusakan berat, kerusakan ringan dan sehat tanpa kerusakan. Tiap pohon tertebang dibuat sortimen dengan panjang 2 m disesuaikan dengan ketentuan Perum Perhutani. Tiap sortimen diukur atau dihitung volumenya masing-masing meliputi volume kotor, volume lapuk dan volume bersih berdasarkan metode Bakshi 1977 yang dikombinasikan dengan metode atau rumus Newton diacu Philip, 1994 .

b. Pengukuran Volume Kayu Bulat dan Kayu Lapuk

1. Pengukuran volume kayu bulat volume kotor menurut Rumus Newton diacu Philip, 1994 1 L d p 2 + 4d m 2 + d u 2 V = ---------------------------- ..............................1 24 L g p + 4g m + g u V = ---------------------------- 6 2. Pengukuran volume lapuk menurut rumus Newton modifikasi dari Bakshi, 1977 2