selama waktu pemekatan secara berturut-turut adalah 99,92, 99,89, 99,90, 99,89, 99,89 dan 99,57 untuk waktu pemekatan 30, 60, 90, 120, 150
dan 180 menit. Berdasarkan hasil perhitungan sidik ragam, didapatkan bahwa
faktor waktu pemekatan berpengaruh nyata terhadap total gula pereduksi retentat. Berdasarkan uji lanjut Duncan terhadap pengaruh faktor waktu
pemekatan dengan nilai total gula pereduksi menunjukan tidak ada perbedaan antara waktu pemekatan yang satu dengan waktu yang lain
karena terletak pada satu kelompok yang sama. Sedangkan pada permeat faktor jenis membran berpengaruh nyata terhadap nilai total gula
pereduksi permeat. Berdasarkan hasil uji Duncan didapatkan bahwa perlakuan jenis
membran nanofiltrasi m1 dan osmosa balik m2 berbeda terhadap total gula pereduksi permeat. Hasil pengolahan statistik data total gula
pereduksi dapat dilihat pada Lampiran 16.
8. Hubungan Waktu Pemekatan dengan Kadar Garam Produk
Kadar garam merupakan salah satu parameter penting untuk menggambarkan kinerja membran. Jenis membran nanofiltrasi yang
digunakan adalah NF-45-PE sedangkan jenis membran osmosa balik yang digunakan adalah HR-98-PP. Angka tersebut menunjukan nilai
rejeksi garam. NF-45-PE berarti membran nanofiltrasi tersebut akan menahan sebanyak 45 garam jika dilewatkan larutan garam sebesar
2000 ppm. Sedangkan HR-98-PP memiliki arti membran osmosa balik tersebut akan menahan 98 garam jika dilewatkan larutan garam 2000
ppm. Data hasil pengukuran kadar garam dapat dilihat Lampiran 17. Pada Gambar 29 diperlihatkan hubungan antara kadar garam produk dengan
waktu pemekatan.
0.58 0.56
0.59 0.57
0.57 0.57
0.60 0.60
0.61 0.61
0.62 0.61
0.58 0.61
0.58 0.63
0.64 0.67
0.12 0.13
0.13 0.14
0.14 0.14
0.00 0.10
0.20 0.30
0.40 0.50
0.60 0.70
0.80
30 60
90 120
150 180
210
Waktu Pemekatan menit Kad
a r g
a ram
Retentat NF Retentat RO
Permeat NF Permeat RO
Gambar 29. Hubungan Waktu Pemektan dengan Kadar Garam Produk Dari Gambar 29 dapat dilihat bahwa pada permeat osmosa balik
nilai kadar garam cenderung stabil sedangkan pada permeat nanofiltrasi kadar garam cenderung meningkat bahkan lebih tinggi dibandingkan
dengan kadar garam di retentat. Nilai rejeksi kadar garam tidak sesuai dengan keterangan alat. Hal tersebut mungkin disebabkan karena
konduktivitimeter yang digunakan untuk mengukur kadar garam, tidak sebatas mengukur kadar NaCl tetapi juga mengukur garam-garam lain
yang ada pada produk. Pada produk, kemungkinan terdapat garam lain selain NaCl sangat besar mengingat garam yang digunakan untuk
pembuatan kaldu kacang hijau bukan merupakan NaCl murni. Selain itu, rejeksi kadar garam menurut produsen membran tersebut diukur
berdasarkan larutan garam 2000 ppm. Produk memiliki kadar garam yang lebih tinggi. Kandungan kadar garam dalam retentat hasil pemekatan
konsentrat kacang hijau terfermentasi menggunakan membran nanofiltrasi selama 30, 60, 90, 120, 150 dan 180 menit berturut-turut
adalah 0,60, 0,58, 0,56, 0,59, 0,57 dan 0,57 . Sedangkan kandungan garam dalam permeat nanofiltrasi pada waktu pemekatan 30, 60, 90, 120,
150 dan 180 menit masing-masing adalah 0,58, 0,61, 0,58, 0,63, 0,64 dan 0,67. Kandungan garam dalam retentat hasil pemekatan konsentrat
kacang hijau terfermentasi menggunakan membran osmosa balik selama 30, 60, 90, 120, 150 dan 180 menit masing-masing adalah 0,60, 0,60,
0,61, 0,61, 0,62 dan 0,61 . Sementara kadar garam dalam permeat membran osmosa balik pada waktu pemekatan 30, 60, 90, 120, 150 dan
180 berturut-turut adalah 0,12, 0,13, 0,13, 0,14, 0,14 dan 0,14 . Berdasarkan analisa sidik ragam, diketahui bahwa faktor waktu
pemekatan, jenis membran ataupun interaksi antara jenis membran dan waktu pemekatan tidak berpengaruh terhadap kadar garam retentat.
Sedangkan pada permeat, ketiga faktor tersebut berpengaruh terhadap kadar garam sampel. Hasil uji lanjut Duncan terhadap faktor jenis
membran menunjukan bahwa kedua jenis membran tersebut berbeda nyata terhadap penentuan nilai kadar garam permeat. Sedangkan uji
lanjut Duncan pengaruh faktor waktu pemekatan terhadap kadar garam permeat membran menunjukan bahwa nilai rata-rata kadar garam saat
pemekatan 30 menit dan 90 menit adalah sama namun berbeda dengan nilai rata-rata kadar garam pada waktu pemekatan 180 menit.
Berdasarkan uji lanjut Duncan pengaruh interaksi faktor waktu pemekatan dan jenis membran terhadap kadar garam permeat
menunjukan bahwa w1m2 30 menit, osmosa balik, w2n2 60 menit, osmosa balik, w3m2 90 menit, osmosa balik, w4m2 120 menit,
osmosa balik, w5m2 150 menit, osmosa balik, dan w6m2 180 menit, osmosa balik berada dalam satu kelompok yang sama sehingga tidak ada
perbedaan di antara interaksi faktor-faktor tersebut. w3m1 90 menit, nanofiltrasi dan w1m1 30 menit, nanofiltrasi terletak pada satu
kelompok yang sama namun berbeda dengan kelompok pertama. Interaksi faktor-faktor berikutnya memberikan hasil kadar garam permeat
yang berbeda. Hasil pengolahan statistik terhadap kadar garam secara lebih lengkap diperlihatkan pada Lampiran 18.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mengetahui karakteristk konsentrat kacang hijau terfermentasi dan menentukan konsentrasi inokulum,
waktu fermentasi dan suhu fermentasi optimum. Waktu fermentasi optimum ditentukan berdasarkan nilai pH yang rendah dan total asam tertitrasi tertinggi.
Karakteristik konsentrat kacang hijau terfermentasi yang merupakan bahan baku adalah kadar air 93,688, total solid 6,313 , TSS 5,544
o
Brix, kadar garam 2,150 , protein terlarut 4,600 mgml dan total protein 12,089 bk.
Berdasarkan hasil tahapan penentuan kondisi dan waktu fermentasi optimum yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa waktu fermentasi optimum adalah
48 jam pada suhu 40
o
C dengan konsentrasi starter 15 . Penelitian utama bertujuan untuk mengetahui karakteistik produk
setelah fermentasi bakteri asam laktat dan mengoptimasikan penggunaan dua jenis membran yang berbeda yaitu membran nanofiltrasi dan osmosa balik
untuk menghasilkan bahan tambahan makanan berprobiotik probiotic ingredient
. Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapatkan bahwa sebelum dipekatkan dengan menggunakan teknologi membran, biomassa yang
terbuat dari konsentrat kacang hijau terfermentasi memiliki karakteristik sebagai berikut : jumlah mikroba 4,5 x 10
9
cfuml, total solid 16,6985 , total asam tertitrasi 1,4469 , total soluble solid 15,25
o
Brix, total protein terlarut 3,6375 mgml, total gula pereduksi 140,6250 mgml dan kadar garam 0,60 .
Berdasarkan hasil yang didapatkan, kondisi pemekatan optimum membran nanofiltrasi untuk menghasilkan bahan tambahan makanan berprobiotik dari
konsentrat kacang hijau terfermentasi adalah pada waktu pemekatan 120 menit jika dioperasikan pada kondisi 25 bar dan 20 Hz. Produk yang dihasilkan
memiliki karakteristik sebagai berikut: jumlah bakteri asam laktat 2,4 x 10
10
cfuml, total padatan 19,56 , total padatan terlarut 18
o
Brix, total asam 1,32 , total protein terlarut 3,85 mgml, total gula pereduksi 160,63 mgml, kadar
garam 0,59 NaCl dan fluks permeat 11,49 literm
2
.jam. Sedangkan
pemekatan dengan menggunakan membran osmosa balik optimum pada pemekatan 180 menit dengan komposisi : jumlah bakteri asam laktat 8,7 x
10
10
cfuml, total padatan 21 , total padatan terlarut 17
o
Brix, total asam 1,59 , total protein terlarut 4,9 mgml, total gula pereduksi 178,13 mgml, kadar
garam 0,61 NaCl dan fluks permeat 2,32 literm
2
.jam. Pemekatan dengan menggunakan membran osmosa balik memiliki efisiensi yang baik karena
hampir semua bahan tertahan pada retentat, namun karena jumlah pelarut yang keluar lebih sedikit dibandingkan pada membran nanofiltrasi.
B. SARAN
Setelah melakukan penelitian, penulis memberikan saran sebagai berikut :
1. Perlu dilakukannya variasi dalam tekanan maupun frekuensi operasi membran untuk meningkatkan efisiensi pemekatan
2. Perlunya dilakukan uji penyimpanan, karena jumlah mikroba merupakan faktor kritis dalam menentukan fungsi probiotik
suatu bahan
DAFTAR PUSTAKA
Allan, K.S. dan J.C. Sidney. 1980. Soybeans: Chemistry and Technology. Volume 1. AVI Publishing Company, Westport, Connecticut
Anonim. Membrane Technology For Process Industry. PCI Membrane Systems Inc. Milford,USA. http:www.pcims.comimagesTP105.5us.pdf [gambar
online],diakses tanggal 9 Mei 2005
AOAC. 1980. Official Methods of Analysis of The Association of Official Analytical Chemistry. AOAC Inc. , Wahington DC
AOAC. 1990. Official Methods of Analysis of The Association of Official Analytical Chemistry. AOAC Inc. , Wahington DC
Apriyantono, A., D. Fardiaz, N.L. Puspitasari, sedarnawati, S. Budiyanto. 1989. Analisis Pangan, IPB Press, Bogor
Aspiyanto. 2002. Penerapan Teknologi Membran di Bidang Pangan, Prosiding Seminar Tantangan Penelitian Kimia. Pusat Penelitian Kimia, Lembaga
Penelitian Indonesia
Aspiyanto dan A. Susilowati. 2005. Prosiding Seminar Nasional IV : Aplikasi Kimia dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan, Lembaga
Penelitian Indonesia
Aspiyanto dan A. Susilowati. 2005b. Konsentrat Kacang Hijau Phaseolus
radiatus L. Terfermentasi sebahai Bahan Tambahan Makanan Food
Ingridient Berprobiotik. Laporan DIPA, Lembaga Penelitian Indonesia
Axelsson, L.T. 1998. Lactic Acid Bacteria: Classification and Physiology. Di dalam Salminen, S. dan A.V. Wright. 1998. Lactic Acid Bacteria:
Mycribiologycal Functional Aspects. 2
nd
ed. Marcel Dekker, New York Batt, C. A., R. K. Robinson dan P. D. Patel. 1999. Encyclopedia of Food
Microbiology. Academic Press, New York Cheryan, M. 1992. Membrane Technology in Food and Bioprocessing, Di dalam.
R.P. Singh dan M.A. Wirakartakusumah eds. Advanced in Food Engineering. CRC Press, Boca Ratan, Florida
Departemen Kesehatan.1992. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.722MenkesPerIX 88 tentang Bahan Tambahan Makanan.
Departemen Kesehatan RI, Jakarta
De Vuyst, L. dan E. J. Vandamme. 1994. Antimicrobial Potential of Lactic Acid Bacteria. Di dalam. Bacteriosin of Lactic Acid Bacteria. Microbiology
Genetics and Application. Blackie Academic and Professional, London Ebine. 1979. Evaluation of Soybean Varieties for Makin Miso. USDA Technical
Report, Agric Library Fardiaz, S. 1989. Penuntun Praktek Mikrobiologi Pangan, IPB Press, Bogor
Fellows, P. J. 1992. Food Processing Technology. Principles and Practices. Ellis Horwood, New York
Fuller, R. 1989. Probiotics in Man and Animals. Di dalam. Tannock, G.E ed. Probiotics: A Critical Review, Horizon Scienctific Press,Norflok, England
Frazier, W. dan D. Westhoff. 1988. Food Microbiology. Third Ed. Tata McGraw- Hill Publishing Company, Limited, New Delhi
Gutman, R. G. 1987. Membrane Filtration, Yhe Rheological of Pressure Driven Crossflow Process. IOP Publishing Ltd., England.
Guu, Yuan-Kuang, Chiu-Hsia Chiu dan Jin-Kun Young. 997. Processing of Soybean Soaking Water with NF-RO Membrane System and Lactic Acid
Fermentation of Retained Solutes. Di dalam. Journal Agric. Food Chem.45. 4096-4100
http:www.kochmembranesystems [gambar online], diakses tanggal 18 Mei 2005 Jay, J.M. 2000. Modern Food Microbiology. Sixth Edition. Aspen Publisher Inc.,
Gaitheaburg, Maryland Kaseno. 1999. Teknologi Membran : Prinsip Dasar, Pembuatan dan Aplikasinya.
Makalah Seminar Pengembangan Teknologi Membran dan Aplikasinya di Indonesia. BPPT, Jakarta.
Mallevialle, J., P. E. Odendaal dan M. R. Wiesner. 1996. Water Treatment Membrane Processes. McGraw-Hill, New York
Mangunwidjaja, D. 1991. Diktat Teknologi Membran Pada Bioproses. Pusat Antar Universitas Bioteknologi. Institut Pertanian Bogor.
Mäyra-Makinen dan Bigret. 1993. 1993. Industrial Use and Production of Lactic Acid Bacteria. Di dalam. Salminen , S. dan A.V. Wright. 1993. Lactic Acid
Bacteria. Marcel Dekker, New York
Mitsuoka, J. 1989. A Profile of Intestinal Bacteria. Yakult Honsa Co. Ltd, Tokyo Mulder, M. 1996. Basic Principles of Membrane Technology. Kluwer Academic
Publisher, Netherland Nurmala, R. 2001. Pengaruh Jenis Starter, Waktu Inkubasi dan Lama Fermentasi
pada Pembuatan Kaldu Nabati Kacang Merah Phaseolus vulgaris L.. Skripsi. Fakultas Teknik. Universitas Pasundan, Bandung
Paulson, D. J. 1995. Membranes, the Finest Filtration. By: Introduction to Crossflow Membrane Technology. Published in Filtration News.
http:www.environmental-expert.comarticlesarticle111article111.htm [artikel online], diakses tanggal 20 Maret 2005
Ray, Bibek. 2001. Fundamental Food Microbiology. Second ed. CRC Press, Boca Raton, Florida
Salminen, S. dan A.V. Wright. 1998. Lactic Acid Bacteria: Microbiology and Functional Aspects. 2nd edition. Marcel Dekker Inc., New York
Scott, K. dan R. Hughes. 1996. Indutrial Membran Separation Technology. Blackie Academic and Proffesionals, London
SNI 01-2981-1992. Standar Nasional Yoghurt Stamer, J. R.. 1979. The Lactic Acid Bacteria: Microbes of Diversity. Food
Technology, 33 1 : 60 – 65. Susilowati, A., A.B. Thelma dan Yati M, 2002. Kaldu sebagai Alternatif Pasta
Kaldu dari Kacang-kacangan secara Fermentasi. Prosiding Seminar Tantangan Penelitian Kimia, Pusat Penelitian Komia, Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia Tamime, A.Y dan R. K. Robinson. 1989. Yoghurt. Science and Technology.
Pergamon Press Ltd. Oxford, England
Tamime, A.Y dan V.M.E. Marshall. 1997. Microbiology and Technology of Fermented Milks. Di dalam . Microbiology and Biochemistry of Cheese and
Fermented Milks. Second Ed. Edited by B.A. Law. 1997. Blackie Academic and Professional, London
Tzanetaki, E.L dan N. Tzanetakis. 1999. Fermented Milks. Di dalam. Robinson, R.K, C.A. Batt dan P.D patel. 1999. Encyclopedia of Food Microbiology.
Academic Press, New York
Wenten, I.G. 1999. Teknologi Membran Industrial. Teknik Kimia ITB. Tidak dipublikasikan
Woerner, D. L. 2004. Membrane Technology In Textile Operations. Koch Membrane Systems. http:www.p2pays.orgref0403269.pdf [gambar
online], diakses tanggal 16 Mei 2005
Wood, B.J.B. 1985. Microbiology of Fermented Foods. Vol. 1. Elsavier Applied Science Publisher, New York
Yukuguchi, H.T. J. Goto dan S. Okonogi. 1992. Fermented Milks, Lactic Drinks and Intestinal Microflora. Di dalam. Nakazawa, Y. dan A. Hosono. eds.
1992. Functional of Fermented Milks: Challange for Health Science. Elvesier Applied Science, New York
Lampiran 1. Contoh Perhitungan Penentuan Jumlah Susu Skim
Keterangan : konsentrat kacang hijau terfermentasi diencerkan 6 kali dengan air Contoh perhitungan :
Misal : konsentrat kacang hijau terfermentasi = 100 gram Substrat = 100 +6x100 = 700 gram
Konsentrat kacang hijau terfermentasi a gram
kadar protein 0.763 Substrat a+6agram
Kadar protein 3
Susu skim b gram kadar protein 3
Perhitungan : 0.763 x 100 gram + 30 x b gram = 3 x 700 gram
76.3 + 30 b = 2100 b = 67,46 gram
Jadi, susu skim yang ditambahkan sebesar 67,46 gram agar kadar protein bahan yang akan difermentasi menjadi 3.
Lampiran 2. Data Analisa pH Penelitian Pendahuluan
Waktu Inkubasi
jam Konsentrasi Inokulum
15 20 25 Suhu kamar
40
o
C Suhu kamar 40
o
C Suhu kamar 40
o
C 1 2 Rata2 1 2 Rata2 1 2 Rata2 1 2 Rata2 1 2 Rata2 1 2 Rata2
4,81 4,96 4,89 4,52 4,88 4,70 3,96 4,60 4,28 4,35 4,78 4,56 4,24 4,60 4,42 3,88 4,67 4,27 6
3,96 4,54 4,25 3,94 4,28 4,11 4,01 4,32 4,16 3,82 4,51 4,17 4,06 4,46 4,26 3,76 4,14 3,95 12 4,00 4,18 4,09 3,23 3,84 3,53 4,03 4,15 4,09 3,30 4,09 3,69 4,07 4,34 4,21 3,37 3,82 3,60
18 3,61 4,17 3,89 3,72 3,84 3,78 3,59 4,13 3,86 3,40 4,04 3,72 3,56 4,33 3,95 3,29 3,79 3,54 24 3,78 3,84 3,81 3,18 3,92 3,55 3,52 3,88 3,70 3,64 3,72 3,68 3,38 4,16 3,77 3,25 3,55 3,40
30 3,38 3,78 3,58 3,20 3,59 3,39 3,43 3,79 3,61 3,56 3,58 3,57 3,46 4,11 3,78 3,17 3,54 3,35 36 3,38 3,73 3,55 3,21 3,53 3,37 3,69 3,75 3,72 3,11 3,56 3,33 3,36 4,01 3,69 3,32 3,47 3,40
42 3,59 3,71 3,65 3,15 3,52 3,34 3,66 3,70 3,68 3,07 3,53 3,30 3,39 3,92 3,66 3,09 3,45 3,27 48 3,33 3,62 3,48 3,10 3,39 3,24 3,38 3,65 3,51 3,11 3,48 3,29 3,34 3,88 3,61 3,05 3,41 3,23
Lampiran 3. Data Analisa Total Asam Tertitrasi Penelitian Pendahuluan
Waktu Inkubasi
jam Konsentrasi Inokulum
15 20 25 Suhu kamar
40
o
C Suhu kamar 40
o
C Suhu kamar 40
o
C 1 2 Rata2 1 2 Rata2 1 2 Rata2 1 2 Rata2 1 2 Rata2 1 2 Rata2
0,31 0,34 0,325 0,33 0,38 0,358 0,42 0,41 0,411 0,38 0,38 0,383 0,40 0,44 0,418 0,39 0,40 0,394 6
0,44 0,41 0,425 0,52 0,56 0,538 0,51 0,51 0,510 0,56 0,42 0,489 0,52 0,46 0,494 0,56 0,54 0,551 12
0,66 0,61 0,632 0,94 0,87 0,905 0,68 0,64 0,660 0,92 0,63 0,777 0,69 0,51 0,602 0,93 0,75 0,842 18
0,75 0,60 0,671 0,98 0,86 0,918 0,78 0,65 0,716 0,99 0,62 0,802 0,79 0,53 0,659 0,99 0,80 0,894 24
0,78 0,85 0,812 1,13 1,21 1,171 0,88 0,83 0,854 1,17 1,01 1,091 0,85 0,65 0,749 1,14 1,17 1,155 30
0,91 0,94 0,925 1,29 1,35 1,320 0,97 0,87 0,923 1,31 1,20 1,260 0,96 0,69 0,826 1,29 1,22 1,255 36
0,98 1,02 0,999 1,38 1,41 1,398 1,04 1,07 1,055 1,39 1,27 1,331 1,03 0,79 0,909 1,39 1,35 1,370 42
1,04 1,09 1,067 1,45 1,49 1,469 1,09 1,14 1,117 1,47 1,27 1,371 1,09 0,85 0,970 1,47 1,33 1,400 48
1,06 1,14 1,097 1,47 1,55 1,508 1,12 1,19 1,155 1,52 1,37 1,447 1,12 0,93 1,021 1,53 1,43 1,479
Lampiran 4. Data Pengamatan Proses Pemekatan dengan Menggunakan Sistem Membran
Jenis Membran Nama
Membran Waktu
Pemekatan Menit
Temperatur
o
C Tekanan operasi
Bar Laju Alir
Lmenit Fluks
Lm
2
, jam Chiller
Tangki Feed
Retentat
Nanofiltrasi NF-45-PE
30 22 25
25 25 7,26
14,08 60 21
25 25
25 7,14 13,66
90 21 25
25 25 7,00
13,00 120 21
27 25
25 6,80 11,88
150 21 26
25 25 7,02
10,66 180
21 26
25 25
7,15 9,72
NF-45-PE 30 23
25 25
25 7,23 13,33
60 24 25
25 25 5,76
12,50 90 24
25 25
25 7,74 11,75
120 24 25
25 25 7,18
11,11 150 25
25 25
25 6,97 10,33
180 25 25
25 25 7,02
9,55
Osmosa Balik HR-98-PP
30 24 25
35 35 8,15
9,16 60 24
25 35
35 7,97 7,50
90 24 25
35 35 7,52
7,00 120 24
25 35
35 7,60 6,89
150 24 25
35 35 6,95
3,33 180 24
25 35
35 7,78 0,75
HR-98-PP 30 26
26 35
35 8,00 7,66
60 25 26
35 35 7,82
7,33 90 26
26 35
35 8,02 7,14
120 26 26
35 35 7,24
5,55 150 28
28 35
35 7,51 4,72
180 28 28
35 35 7,81
3,89
Lampiran 5. Data Hasil Perhitungan Jumlah Mikroba selama Proses Pemekatan
Jenis membran
Waktu Pemekatan
menit Jumlah Mikroba cfuml
Rejeksi Retentat
Permeat 1
2 Rata-rata
1 2
Rata-rata
Nano filtrasi
30 1,8E+10
2,3E+10 2,1E+10
2,5E+07 4,9E+05
1,3E+07 99,94
60 1,7E+10 2,8E+10 2,3E+10 1,2E+07 4,5E+04 6,0E+06 99,97
90 2,2E+10 2,3E+10 2,3E+10 5,5E+06 1,3E+05 2,8E+06 99,99
120 2,1E+10 2,6E+10 2,4E+10 8,1E+06 2,7E+05 4,2E+06 99,98
150 1,9E+10 2,9E+10 2,4E+10 9,9E+06 1,3E+05 5,0E+06 99,98
180 2,4E+10 1,9E+10 2,2E+10 5,4E+06 9,0E+04 2,7E+06 99,99
Osmos a Bali
k 30
2,6E+10 3,4E+10 3,0E+10 0,0E+00 1,0E+04 5,0E+03 100,00 60
2,9E+10 4,7E+10 3,8E+10 0,0E+00 0,0E+00 0,0E+00 100,00 90
9,3E+09 4,0E+10 2,5E+10 0,0E+00 0,0E+00 0,0E+00 100,00 120
1,2E+10 8,3E+10 4,8E+10 0,0E+00 0,0E+00 0,0E+00 100,00 150
4,2E+10 7,9E+10 6,1E+10 0,0E+00 0,0E+00 0,0E+00 100,00 180
7,4E+10 1,0E+11 8,7E+10 0,0E+00 0,0E+00 0,0E+00 100,00
Lampiran 6. Hasil Pengolahan Statistik terhadap Jumlah Mikroba 1.
Retentat
Jenis Membran M Waktu Pemekatan W
Total 30’ 60’ 90’
120’ 150’
180’ NANOFILTRASI
1,8E+10 1,7E+10 2,2E+10 2,1E+10 1,9E+10 2,4E+10
2,3E+10 2,8E+10 2,3E+10 2,6E+10 2,9E+10 1,9E+10
Subtotal 4,1E+10 4,5E+10
4,5E+10 4,7E+10
4,8E+10 4,3E+10
2,7E+11 OSMOSA BALIK
2,6E+10 2,9E+10 9,3E+09 1,2E+10 4,2E+10 7,4E+10
3,4E+10 4,7E+10 4,0E+10 8,3E+10 7,9E+10 1,0E+11
Subtotal 6,0E+10 7,6E+10
4,9E+10 9,5E+10
1,2E+11 1,7E+11
5,8E+11 Total 1,0E+11
1,2E+11 9,4E+10
1,4E+11 1,7E+11
2,2E+11 8,4E+11
ANOVA Sumber Variasi
db JK
KT F hitung
F tabel Faktor w
1 2,7E+21
2,7E+21 6,8E+00
4,75 faktor m
5 3,9E+21
7,8E+20 2,0E+00
tn
3,11 interaksi wm
5 2,6E+21
5,2E+20 1,3E+00
tn
3,11 galat 11
4,4E+21 4,0E+20
total 23 1,4E+22
Keterangan : : berbeda nyata
tn
: tidak berbeda nyata
Uji Lanjut Duncan Faktor Waktu Pemekatan terhadap Jumlah Mikroba pada Retentat Ssr 5
Lsr 5 Rata2 perlakuan
Perlakuan Taraf
Nyata 5 1 2 3 4 5
6 - -
w3 2,36E+10
- a
3,11 3,1E+10 w1 2,53E+10 1,68E+09
tn
- a
3,27 3,3E+10 w2 3,03E+10 6,68E+09
tn
5,00E+09
tn
- a
3,35 3,3E+10 w4 3,55E+10 1,19E+10
tn
1,03E+10
tn
5,25E+09
tn
- a
3,39 3,4E+10 w5 4,23E+10 1,87E+10
tn
1,70E+10
tn
1,20E+10
tn
6,75E+09
tn
- a
3,43 3,4E+10 w6 5,43E+10 3,07E+10
tn
2,90E+10
tn
2,40E+10
tn
1,88E+10
tn
1,20E+10
tn
- a
Keterangan : nilai taraf nyata yang ditandai dengan huruf yang berbeda menunjukan perbedaan nyata pada taraf 5 menurut uji Duncan,
2. Permeat