membran nanofiltrasi yang dilanjutkan memban osmosa balik dengan kondisi sama, yaitu 2500 kPa atau 25 bar pada suhu 30
o
C . Sedangkan untuk kondisi membran osmosa balik didasarkan pada ukuran pori membran yang lebih kecil
dibandingkan ukuran pori membran nanofiltrasi sehingga dibutuhkan tekanan yang lebih besar agar proses pemisahan dapat berlangsung. Kebanyakan
produk pangan memiliki tekanan osmosis yang tinggi sehingga dalam proses pemisahan menggunakan membran dibutuhkan tekanan yang lebih tinggi
untuk menghasilkan efek pemisahan. Misalnya pada sari buah, tekanan osmosisnya adalah 6-10 x 10
5
Pa Fellow, 1992. Tekanan berpengaruh terhadap nilai fluks sedangkan nilai frekuensi berpengaruh terhadap nilai laju
alir bahan. Umumnya laju alir berkorelasi positif dengan fluks, sehingga semakin tinggi laju alir, biasanya nilai fluks juga akan semakin besar. Laju alir
menyatakan kecepatan aliran umpan pada proses filtrasi.
1. Kondisi proses pemekatan
Proses pemekatan dilakukan dengan sistem operasi membran crossflow
, biomassa bakteri asam laktat disirkulasikan ke dalam sistem modul selama 3 jam. Sampling dilakukan setiap setengah jam. Sistem
crossflow dipilih karena diharapkan dapat mengurangi terjadinya fouling
sehingga penurunan nilai fluks dapat diminimalisasi. Fluks biomassa bakteri asam laktat diukur untuk mengetahui kemampuan membran
menahan biomassa bakteri asam laktat dan melewatkan komponen lain seperti air, sehingga terjadi peningkatan kepekatan biomassa. Proses
pemisahan yang efektif akan memberikan nilai fluks yang tinggi. Semakin tinggi nilai fluks proses pemekatan akan berjalan semain cepat.
Pada Gambar 18 di bawah ini diperlihatkan hubungan antara waktu pemekatan dan fluks membran.
13.71 13.08
12.38 11.50
10.50 9.64
8.41 7.42
7.07 6.22
4.03 2.32
0.0 2.0
4.0 6.0
8.0 10.0
12.0 14.0
16.0
30 60
90 120
150 180
210
Waktu pem ekatan m enit F
lu k
s L
m 2.jam
nanofiltrasi RO
Gambar 18. Hubungan Waktu Pemekatan dengan Fluks Membran Nilai fluks untuk membran nanofiltrasi tertinggi diperoleh saat
waktu pemekatan 30 menit pertama, yaitu sebesar 13,71 Literm
2
. jam untuk membran nanofiltrasi dan 8,41 Literm
2
. jam untuk membran osmosa balik. Seiring berjalannya waktu pemisahan terjadi penurunan nilai
fluks. Setelah waktu berjalan 180 menit, nilai fluks membran nanofiltrasi menjadi 9,64 Literm
2
.jam, sedangkan nilai fluks untuk membran osmosa setelah waktu pemekatan 180 menit 2,32 Literm
2
.jam. Nilai fluks menggunakan membran nanofiltrasi lebih tinggi daripada nilai fluks
menggunakan membran osmosa balik karena ukuran pori-pori membran nanofiltrasi yang berkisar antara 1 – 3 nanometer nm lebih besar
daripada ukuran pori-pori membran osmosa balik yang berkisar antara 1 – 15 Å Mallevialle et al., 1996. Karena menggunakan larutan suspensi
sama konsentrat kacang hijau terfermentasi maka arah kecenderungan penurunan nilai fluks untuk kedua jenis membran nanofiltrasi dan osmosa
balik adalah sama. Penurunan nilai fluks terjadi karena peristiwa fouling pada permukaan dan di dalam pori-pori membran, seperti
pengendapandeposisi partikel-partikel solut, penyumbatan pori-pori membran oleh partikel-partikel solut dan adsorpsi partikel-partikel solut ke
dalam pori-pori lapisan gel dan membran, polarisasi konsentrasi, peningkatan kekentalan fluida serta laju alir fluida melewati permukaan
membran sehingga akan menghambat laju permeasi air pelarut murni melalui membran Aspiyanto dan Susilowati, 2005b. Data pengamatan
proses pemekatan dengan menggunakan sistem membran secara lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran 4.
2. Pengaruh Waktu Pemekatan terhadap Jumlah Mikroba Produk