Tenaga Kerja Investasi Penelitian Terdahulu

2.2. Pertumbuhan Ekonomi

Menurut Boediono 1999, pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang. Hal ini berarti bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses, bukan suatu gambaran ekonomi pada suatu saat. Sedangkan menurut Lipsey 1990 pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan pendapatan potensial karena adanya perubahan pada penawaran faktor-faktor produksi tenaga kerja dan modal atau produktivitas faktor-faktor tersebut keluaran per satuan masukan faktor. Menurut Sukirno 2000, Pertumbuhan Domestik Bruto PDB sebagai indikator ekonomi berguna untuk : 1. Menilai prestasi kegiatan ekonomi. 2. Menetukan tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai 3. Memberi informasi mengenai struktur kegiatan ekonomi. 4. Memberi gambaran mengenai taraf kemakmuran . 5. Data asas untuk membuat perencanaan dan peramalan. Apabila pengangguran masih tinggi tingkatnya berarti PDB yang dicapai masih di bawah potensinya yang maksimum.

2.3. Tenaga Kerja

Menurut UU no 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, pengertian tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Kesempatan kerja mengandung arti jumlah tenaga kerja dewasa yang bekerja penuh waktu, sedangkan pengangguran berarti jumlah tenaga kerja dewasa yang tidak bekerja dan aktif mencari pekerjaan. Angkatan kerja adalah jumlah total antara mereka yang bekerja dengan mereka yang sedang tidak bekerja dan sedang mencari kerja. Menurut Sukirno 2000, pengangguran adalah suatu keadaan di mana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja yang ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Menurut BPS 2007, tenaga kerja adalah seluruh penduduk yang berusia 15 tahun atau lebih yang potensial dapat memproduksi barang dan jasa.

2.4 Investasi

Investasi merupakan pergerakan arus pengeluaran yang dapat menambah stok modal secara fisik. Menurut Mankiw 2000, investasi memiliki tiga bentuk pengeluaran investasi, yaitu : 1. Investasi tetap bisnis, berupa pengeluaran untuk membeli peralatan dan struktur yang digunakan untuk proses produksi. 2. Investasi residensial, berupa pembelian rumah untuk tempat tinggal atau disewakan. 3. Investasi persediaan, berupa barang-barang perusahaan yang disimpan di gudang, termasuk bahan-bahan dan perlengkapan, barang setengah jadi dan barang jadi.

2.5 Penelitian Terdahulu

Penelitian Syam e.t al 2000 mengenai Kontribusi Sektor Pertanian dalam Pertumbuhan Dan Stabilitas Produk Domestik Bruto melalui pendekatan koefisien autokorelasi ACOR dan indeks persistensi Cochrane memberikan hasil Kontribusi sektor pertanian dalam pertumbuhan PDB nasional tertinggi dicapai tahun 1985 21,51 jika dibandingkan dengan kontribusi sektor lainnya. Hal ini seiring dengan pertumbuhan pangsa dan sumber pertumbuhan yang dicapai sektor pertanian. Selanjutnya besarnya kontribusi sub sektor tanaman bahan makanan terhadap PDB pertanian ditandai dengan pertumbuhan pangsa dan sumber pertumbuhan yang telah dicapai. Hal ini tidak dapat dipungkiri bahwa sektor pertanian masih menjadi salah satu sektor terpenting di dalam perekonomian nasional. Sektor pertanian pada lebar jendela interval 14 dan 15 lebih persisten dalam jangka panjang dibandingkan dengan sektor industri pengolahan. Sedangkan persistensi jangka pendek pada sektor pertanian paling persisten dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya. Jika dilihat persistensi jangka panjang per sub sektor dalam sektor pertanian, sub sektor kehutanan yang paling persisten dibandingkan dengan sub sektor lainnya terutama pada interval 2 – 12, menyusul sub sektor tanaman bahan makanan. Pada sub sektor tanaman bahan makanan pada interval tiga mulai memperlihatkan persistensi dalam jangka panjang meningkat sampai pada interval sembilan. Namun pada interval berikutnya, sub sektor tersebut lebih persisten dalam jangka panjang dibandingkan dengan sub sektor-sub sektor lainnya. Untuk persistensi jangka pendek, sub sektor perikanan darat dan laut, yang lebih persisten jika ada gejolakbenturan dibandingkan dengan sub sektor-sub sektor lainnya. Sektor pertanian lebih stabil dibandingkan dengan sektor lainnya, kecuali sektor pertambangan dan penggalian. Dalam sektor pertanian, sub sektor tanaman bahan makanan lebih besar nilai volatilitasnya atau tingkat stabilitasnya lebih stabil dibandingkan dengan sub sektor-sub sektor lainnya. Yusuf 2005 melakukan penelitian terhadap keterkaitan antara investasi pemerintah, investasi swasta dan pendapatan nasional. Penelitiannya juga menganalisis manakah yang lebih berpengaruh antara investasi pemerintah dengan investasi swasta terhadap pendapatan nasional. Penelitiannya tersebut menggunakan analisis Vector Error Correction Model VECM, dengan data time series pendapatan nasional, investasi pemerintah dan investasi swasta pada periode 1988-2003. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa dalam jangka pendek tidak terdapat hubungan timbal balik antara investasi dengan pendapatan nasional, kondisi sebaliknya dalam jangka panjang. Dalam jangka panjang pendapatan nasional lebih dipengaruhi oleh investasi swasta. Investasi pemerintah bersifat komplementer terhadap investasi swasta. Penelitian Syam, et al 2000 yang berjudul Kontribusi Sektor Pertanian Dalam Penyediaan Lapangan Kerja dan Perbandingannya dengan Sektor-Sektor lain. Penelitian ini bertujuan melihat kemampuan penyerapan tenaga kerja dari setiap sektor dan membandingkan kemampuan dari setiap sektor tersebut. Hasil dari penelitian ini penyerapan tenaga kerja pada tahun 1985-1989 didominasi oleh sektor pertanian yang mana mampu menyerap tenaga kerja sebesar 56.66 persen, dibandingan dengan sektor lain yang hanya mampu menyerap 5 – 13 persen tenaga kerja dari jumlah keseluruhan angkatan kerja. Dalam jangka pendek tingkat penyerapan tenaga kerja di sektor industri dan perdagangan relatif lebih stabil dibandingkan sektor pertanian, namun pada jangka panjang sektor pertanian lebih stabil dibanding dengan sektor perdagangan dan industri. Penelitian Rusastra, et al 2004 mengenai Ekonomi Tenaga Kerja Pertanian dan Implikasinya dalam Peningkatan Produksi dan Kesejahteraan Buruh Tani memberikan hasil kesempatan kerja sektor pertanian periode 1995 – 2000 meningkat 0,51tahun. Pada tahun 2000, posisinya tetap dominan 45,28 dengan status pekerjaan berburuh tani meliuti 5,38 juta orang. Permasalahan tenaga kerja pertanian mencakup produktivitas, daya beli, dan tingkat kesejahteraan yang relatif rendah. Penelitian ini membahas perkembangan struktur kesempatan kerja dan tingkat upah serta dampaknya terhadap produksi padi, struktur pendapatatan, dan tingkat kesejahteraan petani dan buruh tani di pedesaan. Terdapat indikasi kelangkaan tenaga kerja dan kenaikan tingkat upah absolut, namun kenaikan upah riil berjalan lambat. Elastisitas tenaga kerja terhadap produktivitas relatif tinggi 0,13 dan tingkat upah berdampak negatif inelastis terhadap penawaran dan keuntungan usaha tani padi. Sumber pendapatan dominan rumah tangga buruh tani adalah kegiatan berburuh dan non pertanian dengan proporsi 68,10. Implikasinya adalah kelangkaan dan kenaikan tingkat upah perlu dikendalikan dan perbaikan kesejahteraan buruh tani perlu dilakukan melalui pendekatan yang holistik dan dikendalikan komprehensif. Produktivitas dan kesejahteraan buruh tani dapat ditingkatkan melalui pengembangan kelembagaan mekanisasi pertanian, agrobisnis dan agroindustri, serta perluasan kesempatan kerja di luar sektor pertanian. Penelitian Irawan 2002, yang berjudul Analisis Perilaku Instabilitas, Pergerakan Harga, Tenaga Kerja dan Investasi di Dalam Sektor Pertanian Indonesia : Aplikasi Vector Erorr Correction Model. Penelitian ini bertujuan menganilisis dampak kebijakan yang berakibat kenaikan harga pertanian terhadap pertumbuhan, penyerapan kerja dan investasi di sektor pertanian dalam jangka panjang. Dalam jangka pendek menganalisis sektor atau blok ekonomi yang menjadi sumber instabilitas utama bagi sektor pertanian Indonesia dan menganalisis perilaku pergerakan harga output pertanian dan kausalitas antara harga output dan harga input, serta kausalitas antar harga-harga input penting. Hasil dari penelitian ini menunjukkan di dalam sektor pertanian, output, dan permintaan modal respon terhadap perubahan output, sedangkan permintaan tenaga kerja tidak respon terhadap perubahan harga output. Hal ini berarti kenaikan harga output akan efektif membantu menghasilkan investasi baru dan ouput pada sektor ini. Bagaimanapun guncangan harga dapat menjadi sumber ketidakstabilan, pememerintah harus berhati-hati dalam menetapkan kebijakan kenaikan harga. Sebagai tambahan jalan keluar masalah pengangguran di sektor pertanian adalah pemerintah harus strategi biaya seperti menetapkan kebijakan subsidi harga input. Penelitian Priyarsono, et.al 2006 mengenai Peranan Investasi di Sektor Pertanian dan Agroindustri Dalam Penyerapan Tenaga Kerja dan Distribusi Pendapatan: Pendekatan Sistem Neraca Sosial Ekonomi memberikan hasil bahwa kebijakan ekspor, investasi, dan insentif pajak di sektor agroindustri berdampak menurunkan kesenjangan pendapatan sektoral, tenaga kerja, dan rumahtangga. Kebijakan ekspor dan investasi di sektor agroindustri makanan berdampak menurunkan kesenjangan pendapatan lebih besar dibandingkan kebijakan di sektor agroindustri non makanan. Kebijakan ekonomi yang paling efektif menurunkan kesenjangan pendapatan adalah meningkatkan investasi di sektor agroindustri prioritas. Penelitian Handari, D.A.M. 2000, yang berjudul Dampak Investasi Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian di Indonesia, yang menggunakan Analisis Input-Output sisi Permintaan sebagai alat analisisnya, menghasilkan bahwa perananan sektor pertanian di Indonesia cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari kontribusinya terhadap pembentukan struktur permintaan dan penawaran 13.60 dan 7.81, struktur konsumsi masyarakat 13.08, struktur investasi 0.30 dan perubahan stok 9.46, struktur ekspor 2.98 dan impor 4.63 dan struktur nilai tambah bruto 16.81 .

2.6 Perbedaan Penilitian Dengan Penelitian Terdahulu

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Kontribusi Sektor Pertanian Terhadap Pdrb Antar Provinsi Di Indonesia

11 156 343

PENGARUH TENAGA KERJA SEKTOR INDUSTRI, JUMLAH INDUSTRI DAN PDRB SEKTOR INDUSTRI TERHADAP PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN (STUDI PADA WILAYAH KABUPATEN GRESIK 2006-2011)

0 4 19

Pengaruh pma, pmdn dan tenaga kerja pada sektor pertanian terhadap PDB sektor pertanian di Indonesia tahun 1985-2009

0 4 109

Kesempatan kerja, migrasi dan transformasi tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor non pertanian di Daerah Istimewa Yogyakarta

0 3 182

Pengaruh Investasi Swasta dan Tenaga Kerja terhadap PDRB Sektor Pertanian, Sub-sektor Tanaman Pangan, Perkebunan, Peternakan

0 4 99

Dampak Peningkatan Investasi di Sektor Pertanian dan Agroindustri terhadap Distribusi Pendapatan dan Penyerapan Tenaga Kerja

0 4 59

DINAMIKA PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PENYERAPAN TENAGA KERJA DAN STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KAWASAN SUBOSUKA WONOSRATEN

0 5 3

PENGARUH PDB, INFLASI,NILAI TUKAR, OUTPUT PERTANIAN, TENAGA KERJA, SBI TERHADAP INVESTASI PENGARUH PDB, INFLASI,NILAI TUKAR, OUTPUT PERTANIAN, TENAGA KERJA, SBI TERHADAP INVESTASI SEKTOR PERTANIAN DI INDONESIA TAHUN 1982 - 2008.

0 1 12

PENDAHULUAN PENGARUH PDB, INFLASI,NILAI TUKAR, OUTPUT PERTANIAN, TENAGA KERJA, SBI TERHADAP INVESTASI SEKTOR PERTANIAN DI INDONESIA TAHUN 1982 - 2008.

0 1 16

Analisa Pengaruh Pertumbuhan Sektor Pertanian, Industri, dan Perdagangnn terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Indonesia.

0 2 7