19
3 Mengadakan persiapan secara terencana untuk menangkap SDI meliputi tipe kapal, ukuran, jumlah, alat tangkap dan metode, tenaga kerja dan ABK yang
tersedia. 4 Mempelajari daerah distribusi, pemasaran dan menangani sistem dan
metode pengolahan untuk mengetahui lokasi yang paling efektif sebagai tempat pendaratan ikan.
5 Merinci hal-hal penting yang mencakup komponen dalam suatu garis besar unit pelabuhan untuk memenuhi aktivitas yang diusulkan.
6 Menyiapkan suatu pengaturan yang terorganisasi untuk keadaan nasional dan lokal.
7 Menentukan lokasi yang diinginkan di dalam propinsi atau negara untuk penetapan fasilitas, berdasarkan studi kelayakan, ketentuan umum dan
informasi yang tersedia. Kegiatan perikanan yang maju biasanya didukung oleh potensi SDI yang
memadai, tingkat teknologi usaha perikanan yang cepat guna serta didukung oleh nelayan yang mempunyai ketrampilan dan jiwa bisnis yang tinggi. Informasi
mengenai sumber daya perikanan sangat penting artinya, karena keberhasilan pembangunan PP atau PPI tidak terlepas dari ketepatan dalam pemilihan lokasi
yang akan dikembangkan tersebut antara lain adalah adanya potensi sumber daya perikanan yang memadai, jumlah armada dan produksi, sistem pemasaran,
ketersediaan lahan serta memiliki nilai manfaat yang besar.
2.1.1 Pengertian Pengembangan Pelabuhan Perikanan
Pengembangan menurut DEPDIKBUD 1990 dalam kamus besar bahasa Indonesia mempunyai pengertian proses, cara, atau perbuatan
mengembangkan. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pengembangan PP adalah suatu cara atau proses dalam upaya
mengembangkan sebuah PP. Pengembangan PP dimaksudkan untuk mengatasi keterbatasan sarana
dan prasarana perikanan tangkap yang ada. Pengembangan PP diharapkan dapat meningkatkan roda perekonomian dan sektor lainnya seperti perdagangan,
pariwisata, industri penunjang perikanan, ketenagakerjaan, PAD, PNBP, serta terkendali dan terawasinya pemanfaatan SDI.
Lubis 2005 menyatakan bahwa pengembangan PP adalah cara untuk mengembangkan PP melalui peningkatan usaha perikanan di pelabuhan
produksi, pengolahan dan distribusi hasil perikanan termasuk segala sarana
20
dan prasarananya sehingga menunjang timbulnya industri perikanan dan pada akhirnya menunjang pembangunan perikanan secara keseluruhan. Hal-hal yang
mendasari pengembangan PP adalah : 1 Potensi SDI yang mungkin dikembangkan, tingkat kegiatan perikanan,
didukung kondisi fisik dan sebagainya. 2 Daya serap pasar terhadap produk perikanan dan tingkat pengembangan
industri. 3 Kebijakan, yaitu stimulan pengembangan kegiatan perikanan.
Departemen Pertanian 1999 menyatakan bahwa dalam rangka mendukung pengembangan usaha sekurang-kurangnya PP mempunyai faktor
pendukung, meliputi: a potensi sumber daya perikanan, b prasarana pendukung, c lahan pengembangan, d pelabuhan check point kapal ZEEI, e
akses pasar lokal, dan f akses pasar luar negeri. Untuk itu pada umumnya, pola pikir pengembangan suatu PP mencakup aspek-aspek sebagai berikut : 1
aspek sumber daya perikanan, 2 aspek sarana produksi, 3 aspek pemasaran, 4 aspek usaha perikanan, 5 aspek sumber daya nelayan, 6 aspek regional
dan kebijaksanaan pemerintah.
2.1.2 Model-Model Pengembangan Pelabuhan Perikanan
Tambunan 2005 menyebutkan bahwa infrastruktur PP di Indonesia dikategorikan dalam pelayanan publik. Sebagaimana telah disebutkan bahwa
PP tersebut terdiri dari PPS, PPN, PPP dan PPI. Fasilitas tersebut dikelola secara teknis oleh UPT Pemerintah Pusat atau oleh Pemerintah Daerah
tergantung dari skala pelayanan yang diberikan. Dengan berlakunya UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, untuk PPS dan PPN dikelola oleh
UPT Pemerintah Pusat. Dalam hal ini adalah UPT dari Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap Direktorat PP yang bertugas memberikan bimbingan,
melaksanakan koordinasi dan pengendalian terhadap penyelenggaraan kegiatan-kegiatan pelabuhan. Kepala PPS secara teknis fungsional dan
organisatoris bertanggung jawab kepada Direktur PP Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap.
PPP dan PPI umumnya masih dikelola oleh Pemerintah Daerah dan nelayan setempat kegiatan perikanan rakyat, dalam pengembangannya sering
menemui hambatan yang merupakan kelemahan dari perikanan rakyat itu sendiri. Hambatan dan kelemahan tersebut disebabkan oleh antara lain Lubis
2000:
21
1 Prasarana ekonomi, seperti jalan penghubung yang diperlukan guna mendorong kegiatan ekonomi perikanan rakyat yang belum memadai.
2 Sarana produksi yang berupa bahan dan alat penangkapan, es, garam dan sebagainya masih dalam keadaan terbatas.
3 Jaringan pemasaran hasil masih berliku-liku atau bersifat unorganized market, sehingga tidak menguntungkan nelayan. Secara geografis pusat
produksi perikanan banyak yang berjauhan dengan pusat konsumen. 4 Lembaga-lembaga perkreditan yang bisa membantu dalam permodalan
usaha belum banyak terdapat di daerah nelayan dan sistem kredit yang ada belum efektif di dalam menunjang usaha perikanan rakyat sesuai dengan
situasi dan kondisinya. Menurut Lubis 2000, pengembangan PP dapat meliputi :
1 Pengembangan fasilitasnya kapasitas dan jenis, yaitu berkaitan dengan fisik pelabuhan.
2 Pengembangan statusnya, yaitu berkaitan dengan manajemen atau
administrasi pelabuhan. Dasar pertimbangan dari pengembangan status sebuah PP adalah :
a Program sektoral dan fasilitas pendukung. b Kebijakan pusat dan daerah.
c Potensi SDI dan SDM. d Kemampuan dan manajemen serta teknologi.
e Keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran yang terjadi di PP tersebut.
Lubis 2000 menambahkan, ada tiga alternatif untuk mengembangkan fasilitas pelabuhan, yaitu :
1 Memperluas fasilitas yang ada. 2 Menambah jenis fasilitas yang ada.
3 Menambah jenis dan memperluas fasilitas yang ada. Dalam pelaksanaannya, pengembangan terhadap fasilitas PP dilakukan
secara bertahap dengan mempertimbangkan berbagai faktor seperti dana yang dibutuhkan, lahan untuk pengembangan, kapasitas fasilitas yang ada, kondisi
fasilitas dan sebagainya. Proses pengembangan harus dilakukan secara efektif dan efisien sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan di PP tersebut
sehingga diharapkan dapat memberikan manfaat yang nyata kepada para pelaku di pelabuhan dalam melakukan berbagai aktivitas.
22
2.2 Peran Pendekatan Sistem dalam Rekayasa Model Pengembangan Pelabuhan Perikanan