38
3.2 Pendekatan Sistem
Pendekatan sistem merupakan suatu metodologi pemecahan masalah yang diawali dengan identifikasi serangkaian kebutuhan dan menghasilkan
sistem operasional yang efektif. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pendekatan sistem ini meliputi analisis kebutuhan, formulasi permasalahan dan
identifikasi sistem. Pendekatan sistem dicirikan oleh adanya suatu metodologi perencanaan atau pengelolaan, bersifat multidisiplin terorganisir, adanya
penggunaan model matematika, berfikir secara kuantitatif, optimasi dan dapat diaplikasikan dengan teknik simulasi serta dapat direkayasa dengan bantuan
komputer. Pendekatan sistem menggunakan abstraksi keadaan nyata ataupun penyederhanaan sistem nyata untuk pengkajian suatu masalah.
3.2.1 Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan merupakan permulaan pengkajian dari suatu sistem. Analisis ini akan dinyatakan dalam kebutuhan-kebutuhan yang ada, baru
kemudian dilakukan tahap pengembangan terhadap kebutuhan-kebutuhan yang dideskripsikan, analisis kebutuhan selalu menyangkut interaksi antar respon
yang timbul terhadap jalannya sistem. Interaksi sendiri didefinisikan oleh Muhammadi et al. 2001 adalah pengikat atau penghubung antar unsur, yang
memberi bentuk atau struktur kepada obyek, membedakan dengan obyek lain dan mempengaruhi perilaku dari obyek. Analisis kebutuhan harus dilakukan
secara hati-hati terutama dalam menentukan kebutuhan dari semua orang dan institusi yang dapat dihubungkan dengan sistem yang telah ditentukan. Hal
tersebut meliputi manajer atau administrator dari pada sistem, distributor hasil dari suatu sistem, pemakai barang atau jasa yang berasal dari suatu sistem dan
yang terakhir adalah perancang dari sistem itu sendiri Eriyatno 2003. Analisis kebutuhan selalu menyangkut interaksi antara respon yang timbul dari seorang
pengambil keputusan decision maker terhadap jalannya sistem. Analisis ini dapat meliputi hasil dari suatu survei, pendapat seorang ahli, diskusi, observasi
lapang dan sebagainya. Pada tahap analisis kebutuhan, dapat ditentukan elemen-elemen yang
berpengaruh dan berperan dalam sistem ataupun sub sistem. Elemen tersebut mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda sesuai dengan tujuannya masing-
masing dan saling berinteraksi satu sama lain serta berpengaruh terhadap keseluruhan sistem yang ada.
39
Gambar 6
Metodologi penyelesaian masalah dengan pendekatan sistem Manetsch dan Park 1977.
Pengembangan PPSC melibatkan beberapa elemen yang berperan sebagai stakeholder, di mana masing-masing memiliki kebutuhan yang berbeda
terhadap PPSC. Stakeholder yang terlibat dalam pengelolaan PPSC adalah sebagai berikut:
1 Nelayan; merupakan kelompok masyarakat yang mata pencaharian utamanya adalah mencari ikan. Nelayan terdiri dari kelompok pemilik kapal
atau perahu maupun nelayan pekerja yang tidak mempunyai perahu.
40
Nelayan merupakan pelaku utama dalam PPSC dan akan terkena dampak langsung apabila ada permasalahan dalam sistem PPSC.
2 PPSC; merupakan institusi pengelola yang bertugas menyediakan sarana yang berkaitan dengan produksi perikanan, seperti dermaga labuh, tempat
pelelangan ikan TPI, pasar ikan, ruangan pendingin ikan cooling room, ataupun sebagian kebutuhan logistik kapal-kapal penangkap ikan.
3 Pemerintah; yaitu lembaga otoritas lokal Pemerintah Kabupaten Cilacap, Pemerintah Propinsi Jawa Tengah maupun Pemerintah Pusat yang
mempunyai tanggung jawab dalam pengelolaan dan pengembangan PPSC. 4 Lembaga Keuangan atau Perbankan; merupakan institusi keuangan baik
berupa bank atau lembaga keuangan lainnya yang dapat berperan sebagai pemberi dana untuk keperluan investasi.
5 Pembeli konsumen ikan; adalah masyarakat yang melakukan transaksi pembelian ikan di PPSC. Konsumen terbagi menjadi konsumen rumah
tangga dan konsumen industri pengolahan ikan. Konsumen berperan penting dalam pengembangan produksi ikan. Peningkatan jumlah konsumen akan
memacu peningkatan produksi ikan. Struktur sistem pengelolaan dan pengembangan PPSC secara
diagramatis ditunjukkan pada Gambar 7.
Gambar 7 Hierarki sistem pengelolaan dan pengembangan PPSC.
41
Hasil analisis kebutuhan dapat digunakan untuk mendefinisikan dan menegaskan kembali tujuan dari sistem pengembangan PPSC. Tujuan
pengembangan PPSC adalah sebagai berikut: 1 Meningkatkan kemampuan pelayanan dan efektivitas manajemen di PPSC.
2 Meningkatkan produksi ikan di PPSC. 3 Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan nelayan.
4 Meningkatkan kontribusi sektor kelautan dan perikanan bagi pendapatan PAD dan PNBP.
Pada tahap analisis kebutuhan, dapat ditentukan elemen-elemen yang berpengaruh dan berperan dalam sistem ataupun sub sistem. Elemen tersebut
mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda sesuai dengan tujuannya masing- masing dan saling berinteraksi satu sama lain serta berpengaruh terhadap
keseluruhan sistem yang ada Eriyatno 2003 dan Marimin 2004 . Dari analisis
kebutuhan, pengembangan PPSC adalah mencakup nelayan, pihak pengelola PPSC, konsumen, lembaga keuangan atau perbankan, instansi pemerintah
terutama pihak perikanan dan instansi terkait lainnya di daerah dan di pusat. Analisis kebutuhan dari masing-masing elemen tersebut adalah sebagai berikut:
1 Nelayan
• Tersedianya sarana dan prasarana penangkapan. • Tersedianya modal berusaha.
• Harga jual ikan hasil tangkapan tinggi atau wajar. • Permintaan terhadap hasil perikanan kontinyu.
• Produktivitas nelayan meningkat. • Kesejahteraan
keluarga meningkat.
2 Pengelola PPSC
• Peningkatan produksi perikanan. • Peningkatan penerimaan dan pendapatan.
• Harga lelang tinggi. • Terlaksananya dan terkoordinasinya pengelolaan, pemeliharaan dan
pengembangan sarana dan prasarana tempat pendaratan dan pelelangan ikan, tertatanya operasional pelayanan kepada nelayan, kapal perikanan,
pedagang ikan dan pelaku usaha perikanan lainnya. • Terciptanya tata hubungan yang serasi dan harmonis.
• Lancarnya aktivitas nelayan di pelabuhan. • Menghindari tumpang tindih kegiatan.
42
3 Pengusaha atau Pengolah
• Pasokan bahan baku terjamin, harga rendah dan mutu baik. • Pemasaran produk terjamin dengan harga menguntungkan.
• Usaha pengolahan menguntungkan dan produk yang dihasilkan mampu
bersaing secara global. • Tersedianya modal usaha dengan persyaratan peminjaman yang saling
menguntungkan.
4 Pedagang atau Bakul
• Mutu produk sesuai standar atau selera konsumen dengan harga rendah. • Biaya produksi dan biaya transaksi rendah.
• Harga jual menguntungkan dan permintaan konsumen tinggi. • Pasokan produk terjamin dari segi jumlah maupun waktu.
5 Konsumen
• Mutu produk sesuai selera konsumen dengan harga terendah. • Diversifikasi
produk.
6 Lembaga Pembiayaan usaha
• Manajemen dan proposal agroindustri hasil laut yang layak. • Resiko penyaluran kredit kecil dan pengembalian kredit yang terjamin.
• Bunga kredit atau bagi hasil usaha menguntungkan dan jumlah nasabah
meningkat.
7 Instansi Pemerintah
• Bertambahnya lapangan kerja dan kesempatan berusaha. • Meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan nelayan dan pengusaha
perikanan. • Tidak terjadinya pencemaran lingkungan.
• Meningkatkan kontribusi sektor kelautan dan perikanan bagi PAD.
3.2.2 Formulasi Permasalahan