77
kapasitas 75 ton sebanyak 5 unit, serta kawasan industri dan zona pengembangan seluas 16.81 Ha. Armada penangkapan sebanyak 1 988 buah
yang terdiri 1 141 unit trammel net, 745 unit gillnet dan kapal longline 102 unit DPK Cilacap 2002.
Tabel 7 Sarana penunjang usaha perikanan dan kelautan di Kabupaten Cilacap Jenis sarana
Lokasi dan jenis sarana Transportasi
• Angkutan umum • Jalan aspal sampai ke lokasi tempat pendaratan
atau pelelangan ikan Pasar
Pasar Gede, Pasar Sariwangi, Pasar Sidodadi, Pasar Tanjung, Pasar Limbangan
Tempat penjualan
BBM Damalang, Gumilir, Sentolokawat, Lomanis,
Kompleks PPSC Pabrik es
CV. Sari Petojo, PT. Sumber Asrep, PT. Andalan Pelabuhan
• Pelabuhan udara Tunggul Wulung • Pelabuhan laut Tanjung Intan
Sumber : DPK Cilacap 2002 Pengelolaan pasca panen produksi hasil perikanan di Kabupaten Cilacap
dengan menggunakan teknologi modern dan tradisional. Daerah pemasaran produk yang dihasilkan adalah pasar lokal sampai ekspor. Jumlah pengolah yang
menggunakan teknologi modern sebanyak 11 perusahaan, sedangkan secara tradisional yang dikelola oleh kelompok tani wanita nelayan dan perorangan
sebanyak 28 buah. Tahun 2002 perusahaan eksportir yang mendapat sertifikat kelayakan mutu dari lembaga pengujian mutu hasil perikanan LPMHP Cilacap
sebanyak 7 perusahaan. Hasil pengolahan perikanan secara modern yang umumnya merupakan
produk ekspor, diantaranya produk beku seperti tuna, udang, keong, dan layur; produk kering atau asin berupa ubur-ubur, teri dan ebi; serta produk kaleng dari
ikan cakalang dan tuna. Negara tujuan utama ekspor produk perikanan Cilacap adalah Amerika Serikat, Jepang, dan China. Pada jenis ikan dan udang tertentu
untuk komoditas ekspor, tidak diolah di Cilacap, tetapi diolah di luar daerah seperti Jakarta, sehingga mengurangi nilai jual dari produk tersebut.
5.1.3 Profil PPSC
PPSC terletak di Kelurahan Tegal Kamulyan, Kecamatan Cilacap Selatan, Kabupaten Cilacap yang terletak pada posisi geografis 109
01’18.4” BT dan 07
43’31.2” LS, serta luasnya hingga
±
33 ha, yang statusnya terdiri dari hak pakai dan hak pengelolaan HPL. Lahan yang berstatus hak pakai
78
merupakan kawasan untuk digunakan membangun fasilitas-fasilitas yang terdapat di pelabuhan baik fasilitas dasar, fungsional maupun penunjang.
Sedangkan status Hak Pengelolaan adalah kawasan yang digunakan sebagai kawasan industri perikanan seperti pabrik es dan tempat pengolahan ikan.
PPSC berawal dari peralihan PPI Sentolokawat yang rencananya akan dikembangkan menjadi PP pada tahun 1978, namun pihak Pertamina UP IV
Cilacap merasa keberatan akan adanya bahaya kebakaran, sehingga dipindahkan ke Kelurahan Tegal Kamulyan. Fasilitas yang pertama dibangun dari
biaya Pertamina yaitu fasilitas pokok berupa break water, groin, alur pelayaran, kolam pelabuhan dan dermaga. Fasilitas fungsional berupa TPI, kantor, dock dan
rambu suar, sedangkan untuk fasilitas penunjang masih dalam tahap pembebasan tanah untuk kawasan industri.
PPSC mulai dioperasikan pada tanggal 20 Mei 1994 dan pengesahan status kelembagaannya disahkan sebagai UPT Direktorat Jenderal Perikanan
tanggal 18 Desember 1995, berdasarkan Surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. B. 964J95 tanggal 16 Agustus 1995 termasuk PPN atau
tipe B. Pada tanggal 1 Mei 2001, melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor : Kep. 261MEN2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja PP
yang berisi bahwa PP di Cilacap termasuk ke dalam PPS yang belum diusahakan atau masih berupa UPT.
Dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsinya PPSC mempunyai visi yaitu terwujudnya PP sebagai pusat pertumbuhan dan
pengembangan ekonomi terpadu. Sedangkan misi yang akan dijalankan adalah sebagai berikut :
1 Menciptakan lapangan kerja dan iklim usaha. 2 Pemberdayaan masyarakat perikanan.
3 Meningkatkan mutu, keamanan pangan dan nilai tambah. 4 Menyediakan sumber data dan informasi perikanan.
5 Meningkatkan pengawasan dan pengendalian sumber daya perikanan. Peranan PPSC bagi perkembangan perikanan di daerah Cilacap cukup
besar Tabel 8 serta tercapainya sasaran dari penjabaran visi dan misi, sebagaimana jumlah nelayan yang melakukan aktivitas di PPSC pada tahun
2005 sebanyak 22 516 orang dan jumlah kapal 1 988 buah. Sedangkan untuk program peningkatan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Cilacap, telah
terserap tenaga kerja sebanyak 9 884 orang sehingga dapat mengurangi
79
pengangguran di daerah sekitar. Rata-rata kunjungan kapal lebih dari 30 GT tiap hari berkisar 10 kapal dan hal tersebut tidak sepadan dengan potensi ZEEI yang
melimpah serta masih jauh dari yang disyaratkan pada Keputusan Menteri Nomor: KEP.16MEN2006, yaitu untuk PPSC digolongkan dalam tipe A, dengan
kriteria yang telah sesuai yaitu PPSC telah melayani kapal-kapal yang operasional penangkapannya hingga ZEEI, memiliki fasilitas tambat labuh
minimal 60 GT dan kedalaman kolam pelabuhan 3 m LWS, hasil tangkapan yang didaratkan sebagian untuk tujuan ekspor, luas lahan
±
33 Ha dan mempunyai kawasan industri perikanan.
Tabel 8 Keadaan umum di PPSC pada tahun 2005 No
Keadaan Umum Jumlah
1 Jumlah kapal di PPSC
1 988 buah 2
Rata-rata produksi 18 tonhari
3 Jumlah tenaga kerja yang diserap
9 884 orang 4
Rata-rata kunjungan kapal 30 GT 10 buahhari
5 Jumlah unit usaha perikanan
56 buah 6
Jumlah bakul di TPI PPSC 861 orang
Sumber : PPSC 2006 Kawasan PPSC merupakan tempat konsentrasi nelayan yang terbesar di
Kabupaten Cilacap bahkan di pantai selatan Jawa Tengah. Hal ini disebabkan potensi penangkapan ikan di laut dan perkembangan aktifitas perikanan baik
penangkapan dan produksi hasil tangkapan, pemasaran, logistik hingga tersedianya fasilitas yang lengkap dan cukup memadai.
5.2 Verifikasi dan Validasi Model