kehendak dari tim perekayasa model serta persyaratan dari perihal yang dikaji, berbagai macam bentuk struktur model dapat dibangkitkan dalam ISM.
4.2.7 Strategi Pengembangan PPSC
Analisis strategi pengembangan PPSC digunakan untuk merumuskan strategi pengembangan PPSC. Analisis SWOT adalah suatu cara untuk
mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis dalam rangka merumuskan strategi pengembangan PP. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan strength dan peluang opportunity namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan weaknesses dan ancaman
threats. Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan pengembangan PSPC.
Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan Rangkuti 2000 dan Marimin
2004. Matriks SWOT digunakan untuk merumuskan strategi pengembangan
PPSC berdasarkan faktor lingkungan internal dan faktor lingkungan eksternal serta posisi PPSC. SWOT digunakan untuk menilai masing-masing faktor
lingkungan internal kekuatan dan kelemahan dan faktor lingkungan eksternal peluang dan ancaman. Dari hasil penilaian ini dapat ditentukan faktor
lingkungan yang paling berpengaruh terhadap pengembangan PPSC. Penilaian ini menggunakan variabel linguistik dengan cara perbandingan berpasangan
pairwise comparison. Skala penilaian yang digunakan : • Equal E
: kedua elemen sama pentingnya • Weak W
: elemen 1 sedikit lebih penting dari elemen 2 • Strong S
: elemen 1 jelas lebih penting dari elemen 2 • Very strong VS
: elemen 1 sangat jelas lebih penting dari elemen 2 • Absolutly A
: elemen 1 mutlak lebih penting dari elemen 2 Hasil penilaian dengan variabel linguistik, dilakukan fuzzyfikasi dan
defuzzyfikasi, kemudian dihitung nilai eigennya dengan memanipulasi matriks.
Fuzzyfikasi
Fuzzyfikasi pada penelitian ini menggunakan Triangular Fuzzy Number TFN. Bertitik tolak pada skala pairwise comparison, maka ditetapkan selang
nilai TFN dari penilaian ini adalah : • Absolutely
-1
A
-1
: 19, 19, 17
• Very strong
-1
VS
-1
: 19, 17, 15
-1
• Strong S
-1
: 17, 15, 13
-1 -1
• Weak :
15, 13, 1 W
• Equal E :
13, 1, 3 • Weak W
: 1, 3, 5
• Strong S :
3, 5, 7 • Very strong VS
: 5, 7, 9
• Absolutely :
7, 9, 9
Defuzzyfikasi
Defuzzyfikasi dilakukan dengan rata-rata geometric. Adapun tahapan defuzzyfikasi adalah :
a. Menghitung nilai rata-rata geometric dari nilai batas bawah, batas tengah dan batas atas dari masing-masing pakar untuk mendapatkan nilai batas bawah,
batas tengah dan batas atas gabungan pakar.
7 bbi
X BB
=
7 bti
X BT
=
7 bai
X BA
=
Di mana :
BB
= rata-rata geometric batas bawah
BT
= rata-rata geometric batas tengah
BA
= rata-rata geometric batas atas = nilai batas bawah dari hasil penelitian oleh pakar ke-i
X
bbi
X
bti
= nilai batas tengah dari hasil penelitian oleh pakar ke-i = nilai batas atas dari hasil penelitian oleh pakar ke-i
X
bai
i = jumlah pakar 1,2,3,4,5,6,7
b. Menghitung nilai tunggal crisp dengan rata-rata geometric.
7
BA x
BT x
BB N
crisp
=
Perhitungan nilai eigen Perhitungan nilai eigen dilakukan dengan manipulasi matriks, dengan tahap:
1 melakukan perkalian kuadrat terhadap matriks setiap level,
2 menghitung jumlah nilai dari setiap baris, kemudian lakukan normalisasi, 3 menghentikan proses ini, bila perbedaan antara jumlah dari dua
perhitungan berturut-turut lebih kecil dari 0,0009. Proses yang harus dilakukan dalam pembuatan analisis SWOT agar
keputusan yang diperoleh lebih tepat perlu melalui berbagai tahap sebagai berikut:
1 Tahap pengambilan data yaitu evaluasi faktor eksternal dan internal. 2 Tahap analisis yaitu pembuatan matriks internal eksternal dan matriks
SWOT. 3 Tahap pengambilan keputusan.
Menurut Marimin 2004, matriks SWOT menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi oleh perusahaan
dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Dari matriks ini akan terbentuk empat kemungkinan alternatif strategi.
4.3 Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode survei lapangan dan penelusuran studi pustaka. Data yang dikumpulkan dibagi menjadi dua jenis
data yaitu data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan melalui observasi langsung dilapangan dan wawancara menggunakan kuisioner.
Wawancara dengan kuisioner ini dilakukan terhadap pengelola PPSC, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Jawa Tengah dan Pemerintah Kabupaten
Cilacap, nelayan, pedagang pengumpul atau bakul, pengolah, pedagang, pengurus KUD, ketua-ketua kelompok nelayan yang ada di lokasi penelitian serta
responden pakar. Teknik penentuan responden yang mewakili kelembagaan pemerintah atau instansi terkait, dilaksanakan secara sampel purposive atau
sengaja dengan pertimbangan bahwa responden tersebut mengetahui atau terlibat dalam pengembangan PP.
Responden pakar digunakan untuk menentukan dan menilai tingkat prioritas pengembangan PP, menentukan lingkungan internal dan eksternal
pengembangan PP. Dalam penentuan pakar digunakan kriteria sebagaimana disebutkan Marimin 2005 adalah sebagai berikut:
1 Praktisi, orang yang bekerja dan berpengalaman dalam bidang tertentu secara otodidak maupun terdidik secara akademis atau tidak melanjutkan
karir di bidang akademis.