Kekuatan Tawar-Menawar Rancangbangun sistem intelijen untuk strategi pengembangan agroindustri tapioka dengan pendekatan teori Chaos

ubikayu diangkut ke pabrik oleh pengusaha pabrik tapioka kasar. Ubi kayu segera diproses untuk menghindari kerusakan ataupun penurunan kualitas. Tapioka kasar dipasarkan ke pabrik tapioka halus dengan cara pengusaha tapioka kasar membawa dan menawarkannya langsung ke pabrik tapioka halus. Tapioka kasar kemudian disimpan oleh pabrik tapioka halus hingga mencapai jumlah yang mencukupi kapasitas produksi kemudian baru diproses lebih lanjut. Produk tapioka halus setelah dikemas dalam karung kemudian disimpan di gudang barang jadi sebelum didistribusikan ke konsumen. Konsumen tapioka halus sebagian besar adalah pabrik krupuk yang berada di wilayah Jabodetabek. Pengiriman produk dilakukan oleh pabrik tapioka halus.

f. Produk dan Harga

Industri kecil tapioka kasar menghasilkan tapioka kasar dengan tingkatan mutu nomor 1-3, selain itu menghasilkan onggok atau ampas. Mutu berbanding lurus dengan harga, yaitu apabila mutunya baik maka harga akan semakin tinggi dan berlaku sebaliknya. Harga tapioka halus berfluktuasi sesuai dengan harga pasar yang cenderung ditekan oleh banyaknya tapioka yang beredar dipasar yang dipasok dari industri besar maupun tapioka impor. Faktor harga bahan baku tapioka kasar dan biaya produksi juga berpengaruh terhadap penentuan harga tapioka. Apabila pembelian bahan baku pada harga tinggi sedangkan harga jual tapioka halus rendah maka pengusaha akan menyimpan tapioka yang baru diproduksi dan menjual tapioka dari persediaan. Kualitas tapioka kasar belum memenuhi standar kualitas terutama kadar airnya, hal ini mengakibatkan daya simpan tapioka kasar yang relatif singkat. Pada kondisi seperti tersebut pengusaha tapioka kasar tidak mempunyai pilihan lain selain menjual pada tingkat harga berapapun. Harga tapioka sangat berfluktuatif, yaitu tergantung pada kualitas tapioka kasar yang dipasok oleh pengusaha tapioka dan jumlah pangusaha yang memasok tapioka. Apabila banyak penawaran dari pengusaha tapioka, maka harga tapioka kasar yang dipasok cenderung rendah, dan sebaliknya. Harga tapioka kasar tertinggi di tingkat pengusaha tapioka sampai saat ini berkisar Rp 400.000- Rp 420.000 kuintal. Penetapan harga yang dilakukan oleh pabrik pengolahan tapioka kepada produsen pangan mempertimbangkan kondisi dan situasi pemasaran yang terjadi.

g. Kegiatan Produksi

Kegiata budidaya ubikayu dilakukan secara tradisional turun temurun. Kegiatan bertani ubikayu bukanlah kegiatan utama, kebanyakan mereka memiliki pekerjaan lain, ataupun bertani sayuran atau palawija yang lain. Hal tersebut menyebabkan rendahnya produktivitas ubikayu. Kegiatan produksi tapioka kasar sebagian besar masih menggunakan tenaga manusia dan secara teknologi sederhana, sehingga mutu yang dihasilkan masih rendah dan menyebabkan kurang bersaingnya industri tapioka kasar. Untuk meningkatkan produksi dengan kualitas bagus diperlukan penyediaan investasi, hal ini menjadi masalah bagi pengusaha tapioka kasar. Kegiatan produksi tapioka halus tidak ada perencanaan secara khusus, produksi didasarkan pada ketersediaan pasokan bahan baku. Beragamnya kualitas bahan baku menyebabkan variasi kualitas produk tapioka halus. Untuk mengatasi keragaman kualitas tapioka halus maka pada proses produksi dilakukan pencampuran dari berbagai kualitas bahan baku. Pada dasarnya proses produksi tapioka halus hanya melakukan pengeringan, penggilingan tapioka kasar, dan pengayakan. Teknologi yang digunakan menggunakan mesin-mesin, akan tetapi masih diperlukan tenaga kerja juga, misalnya pada proses pengangutan bahan baku atau produk jadi, penuangan bahan baku pada mesin giling dan pengayakan. Mekanisasi sudah tentu memerlukan investasi modal yang besar hal ini menjadi masalah juga bagi pengusaha tapioka halus.

h. Pemasaran

Pemasaran ubikayu tidak sulit, karena langsung didatangi oleh tengkulak atau pengusaha tapioka kasar. Pemasaran produk tapioka kasar dilakukan oleh pengusaha tapioka ada yang melalui tengkulak ada yang langsung ke pabrik tapioka halus. Yang menjual melalui tengkulak biasanya berpandangan bahwa walaupun ada perbedaan harga tetapi tidak ada biaya transportasi, sehingga tidak merasa dirugikan. Target pasar untuk tapioka kasar ialah pabrik tapioka halus di wilayah kabupaten Bogor. Semakin banyaknya pabrik pengolahan tapioka halus, membuat pengusaha tapioka kasar memiliki alternatif dalam menjual produknya. Pengusaha tapioka tersebut terlebih dahulu melakukan survai harga ke beberapa pabrik pengolahan dan selanjutnya menjualnya ke pabrik yang memberikan harga tertinggi. Sebagian besar penjualan tapioka halus ke industri kerupuk di wilayah Jabodetabek. Mereka sudah memiliki langganan, sehingga secara berkala melakukan pengiriman tapioka halus. Pengiriman dilakukan oleh pengusaha tapioka halus, tetapi ada pembebanan biaya distribusi kepada pembeli. Selain itu pengusaha juga menjual tapioka halus ke luar kota hingga mencapai wilayah Jawa Timur, dan sebagian dipasarkan ke pasar tradisional ataupun pasar swalayan dengan kemasan ½ kg dan 1 kg. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal Industri Tapioka Dari analisis faktor internal dan eksternal maka dapat diidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman seperti disajikan pada Tabel 14. Tabel 14 Faktor- faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada industri tapioka Faktor Internal Kekuatan 1. Budidaya ubi kayu relatif mudah 2. Tersedia tenaga kerja 3. Kedekatan lokasi antara lahan ubi kayu, industri tapioka kasar, industri tapioka halus 4. Penyediaan KUKM Kelemahan 1. Kualitas SDM yang rendah 2. Terbatasnya modal 3. Mutu produk dan harga kurang bersaing 4. Keterbatasan teknologi 5. Infrastruktur kurang memadai 6. Lemahnya daya tawar penjual 7. Fluktuasi pasokan bahan baku 8. Keragaman kualitas bahan baku yang tinggi Faktor eksternal Peluang 1. Perubahan persepsi terhadap makanan alternatif 2. Berkembangnya industri sorbitol yang berbahan baku tapioka 3. Berkembangnya UKM 4. Tidak ada ancaman produk subsitusi tapioka 5. Berkembangnya industri pangan berbahan baku tapioka 6. Tingginya permintaan tapioka Ancaman 1. Kurangnya peranserta pemerintah terhadap petani ubikayu dan industri kecil tapioka