Kebijakan Pemerintah Rancangbangun sistem intelijen untuk strategi pengembangan agroindustri tapioka dengan pendekatan teori Chaos

tapioka kasar bergantung pada banyaknya permintaan dan pasokan tapioka kasar serta kualitas tapioka kasar. Tapioka halus sebagian besar dijual ke industri makanan seperti industri kerupuk yang tersebar hingga ke wilayah Jabodetabek. Harga tapioka halus ditetapkan berdasarkan harga pasar. e Kekuatan Pasokan Penyediaan bahan baku tapioka kasar yaitu ubikayu dilakukan oleh tengkulak dan petani ubikayu. Tengkulak tersebut membeli ubikayu dari para petani kemudian dijual kepada pengusaha tapioka, tetapi ada juga pengusaha tapioka yang membeli langsung dari petani ubikayu. Penetapan harga beli dan kuantitas ubikayu ini tergantung mutu tapioka kasar. Dalam mencari bahan baku, sering pemilik ubikayu mendatangi pengusaha tapioka dan jarang sebaliknya. Dalam hal ini,penjual ubi kayu akan mencari pembeli dengan harga tertinggi, sedangkan pembeli ubi kayu akan mencari penjual dengan harga terendah. Beberapa pengusaha tapioka memiliki langganan tertentu karena dirasa sudah cocok, tetapi sebagian besar pengusaha tapioka memiliki banyak alternatif penyedia bahan baku. Pembayaran sebagian besar dilakukan setelah tapioka laku di pasar. Dengan berkembangnya industri hilir berbasis ubi kayu, maka banyak membutuhkan pasokan ubi kayu. Oleh karena itu akan terjadi tarik menarik pasokan ubi kayu. Beralihnya fungsi lahan menjadi area pemukiman maupun pembangunan infrastrukur yang lain jalan tol maka produksi ubi kayu semakin berkurang. Penyediaan bahan baku tapioka halus dibeli langsung dari industri tapioka kasar. Harga tapioka kasar didasarkan pada kualitas tapioka kasar dan banyaknya pasokan. Harga awal dibuka oleh pembeli, apabila ada kesepakatan harga maka transakti terjadi, tetapi jika tidak ada kesepakatan makan penjual akan berpindah ke pabrik lain atau menunda penjualan hingga beberapa hari. Analisis Internal Analisis internal dilakukan dengan melakukan penilaian terhadap level kapabilitas level of capability dari fungsi-fungsi dalam suatu industri di sepanjang rantai nilai. Aktivitas utama primary activities dan pendukung membentuk nilai profit margin pada setiap industri tapioka. Aktivitas primer terdiri dari : 1 Inbound logistics yaitu penerimaan dan penggudangan bahan baku dan distribusinya pada pabrikasi sesuai dengan kebutuhan, 2 Operations : proses transformasi input menjadi produk akhir atau jasa,3 Outbound Logistic : penggudangan dan disribusi produk-produk jadi, 4 Marketing sales : identifikasi kebutuhan pelanggan dan mengenerate penjualan. Dalam operasionalnya kelima aktivitas primer di atas didukung oleh : 1 Firm infrastructure : struktur organisasi, sistem pengendalian, budaya perusahaan, dll, 2 Human Resource Management : pengelolaan sumber daya manusia yang meliputi penerimaan, pelatihan, pengembangan dan kompensasi, 3 Technology development : teknologi yang mendukung semua aktivitas penciptaan nilai, dan 4 Procurement : pembelian input seperti material, pemasok dan peralatan. Profit margin dari sebuah perusahaan sangat tergantung pada efektivitas dalam membentuk aktivitas-aktivitas ini secara efisien, sehingga jumlah konsumen yang ingin membeli produk yang dihasilkan akan melebihi dari biaya yang dikeluarkan dalam setiap aktivitas tersebut. Dalam aktivitas di atas setiap perusahaan mempunyai peluang untuk mengenerate sebuah nilai yang superior. Keunggulan daya saing dapat dicapai melalui konfigurasi rantai nilai yang memberikan biaya rendah atau diferensiasi yang lebih baik.

a. Struktur Organisasi Industri Tapioka

Pada umumnya, struktur organisasi pada Industri kecil tapioka ini sangat sederhana, yaitu terdiri dari pemilik modal yang merangkap menjadi pengelola atau karyawan yang langsung menangani aktivitas produksi, keuangan hingga pemasaran produk. Struktur organisasi ini memberikan kemudahan tersendiri dalam mengontrol jalannya kegiatan operasional perusahaan. Efektivitas dan efisiensi aliran tanggungjawab dapat lebih memungkinkan untuk dikontrol dan hal tersebut dapat meminimalkan terjadinya kesalahan.

b. Perilaku pengusaha dalam Industri Tapioka

Pengusaha tapioka pada umumnya memiliki etos kerja yang tinggi, memiliki disiplin dalam bekerja dan bersifat kekeluargaan. Tingginya permintaan akan tapioka dan masa simpan tapioka yang relatif pendek, sehingga tidak dapat menyimpan persediaan seperti barang tahan lama lainnya. Faktor kekeluargaan