Rancangan Percobaan Pengamatan a. Analisis Kimia

79 Parameter yang diukur terdiri atas derajat gelatinisasi pati yang dipregelatinisasi dan sifat fisik serta sifat kimia mi basah jagung. Parameter fisik yang diukur meliputi warna, persen elongasi, resistensi terhadap tarikan, kekerasan, kelengketan, dan derajat gelatinisasi pati. Selain itu dilakukan juga pengukuran sifat fisik mi geleser yang berfungsi sebagai standar. Sifat kimia yang diukur meliputi analisis proksimat kadar air, kadar abu, kadar protein kasar, kadar lemak kasar, dan kadar karbohidrat mi dengan formulasi yang optimum.

2. Rancangan Percobaan

Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian perbaikan karakteristik mi adalah rancangan acak lengkap RAL faktorial dengan dua kali ulangan. Model faktorial RAL yang digunakan adalah sebagai berikut : ijk ij j i ijk Y ε αβ β α μ + + + + = Dengan : Y ijk = respon yang terukur µ = rataan umum α i = pengaruh waktu pengukusan pada taraf ke-i β j = pengaruh jumlah guar gum yang ditambahkan pada taraf ke-j αβ ij = pengaruh interaksi antara waktu pengukusan pada taraf ke-i dan jumlah guar gum yang ditambahkan pada taraf ke-j έ ijk = galat percobaan untuk lama waktu pengukusan pada taraf ke-i dan jumlah guar gum yang ditambahkan pada taraf ke-j dan ulangan ke-k Perlakuan yang diterapkan : A : pengukusan dengan taraf lima, tujuh, dan sembilan menit B : penambahan guar gum dengan taraf 0, 0,3, 0,6, dan 1. 80

3. Pengamatan a. Analisis Kimia

Analisis kimia yang dilakukan meliputi analisis derajat gelatinisasi pati jagung dan analisis proksimat. Analisis proksimat yang dilakukan meliputi analisis kadar air, kadar protein kasar lemak kasarr abu. Penentuan kadar karbohidrat dilakukan secara by difference . a.1 Analisis kadar air metode oven AOAC, 1995 Cawan alumunium dikeringkan dalam oven, didinginkan dalam desikator, kemudian ditimbang. Sejumlah sampel kurang lebih 5 gram dimasukkan ke dalam cawan yang telah diketahui beratnya. Cawan beserta isinya dimasukkan ke dalam oven bersuhu 100°C selama kurang lebih 6 jam atau sampai beratnya konstan. Selanjutnya cawan beserta isinya didinginkan dalam desikator, dan ditimbang. Perhitungan kadar air dilakukan dengan rumus: Kadar air b.b = c – a – b x 100 c Keterangan : a = berat cawan dan sampel akhir g b = berat cawan g c = berat sampel awal g a.2 Kadar abu AOAC, 1995 Cawan porselen dikeringkan dalam tanur bersuhu 400-600 °C, kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Sebanyak 3-5 g sampel ditimbang dan dimasukkan ke dalam cawan porselen. Selanjutnya sampel dipijarkan di atas nyala pembakar bunsen sampai tidak berasap lagi, kemudian dilakukan pengabuan di dalam tanur listrik pada suhu 400-600°C selama 4- 6 jam atau sampai terbentuk abu berwarna putih. Sampel kemudian didinginkan dalam desikator, dan ditimbang. 81 Kadar abu b.b = c – a – b x 100 c Keterangan : a = berat cawan dan sampel akhir g b = berat cawan g c = berat sampel awal g a.3 Kadar lemak metode Soxhlet AOAC, 1995 Labu lemak yang akan digunakan dikeringkan dalam oven bersuhu 100-110°C, didinginkan dalam desikator, dan ditimbang. Sampel dalam bentuk tepung ditimbang sebanyak 5 gram, dibungkus dengan kertas saring dan dimasukkan ke dalam alat ekstrksi soxhlet yang telah berisi pelarurt dietil eter atau heksan Refluks dilakukan selama 5 jam minimum dan pelarut yang ada di adalam labu lemak didistilasi. Selanjutnya labu lemak yang berisi lemak hasil ekstruksi dipanaskan dalam oven bersuhu 100°C hingg beratnya konstan, didinginkan dalam desikator, dan ditimbang. Kadar lemak b.b = a – b x 100 c Keterangan : a = berat labu dan sampel akhir g b = berat labu kosong g c = berat sampel awal g a.4 Kadar protein metode Mikro-Kjeldahl AOAC, 1995 Sejumlah kecil sampel kira-kira membutuhkan 3-10 ml HCl 0.01 N atau 0.02 N yaitu sekitar 0.1 gram ditimbang dan diletakkan ke dalam labu kjeldahl 30 ml. Kemudian ditambahkan 0.9 g K2SO4, 40 mg HgO, dan 2 ml H2SO4. Jika bobot sampel lebih dari 15 mg, ditabahkan 0.1 ml H2SO4 untuk setiap 10 mg bahan organik di atas 15 mg. Sampel dididihkan selama 1-1.5 jam sampai cairan menjadi jernih. 82 Larutan kemudian dimasukkan ke dalam alat destilasi, dibilas dengan akuades, dan ditambahkan 10 ml larutan NaOH- Na2S2O3. Gas NH3 yang dihasilkan dari reaksi dalam alat destilasi ditangkap oleh 5 ml H3BO3 dalam erlenmeyer yang telah ditambahkan 3 tetes indikator campuran 2 bagian merah metil 0.2 dalam alkohol dan 1 bagian methylene blue 0.2 dalam alkohol. Kondensat tersebut kemudian dititrasi dengan HCl 0.02 N yang sudah distandardisasi hingga terjadi perubahan warna kondensat menjadi abu-abu. Penetapan blanko dilakukan dengan menggunakan metode yang sama seperti penetapan sampel. Kadar protein dihitung dengan menggunakan rumus: Kadar N =ml HCl spl– ml HCl blk x N HCl x 14.007 x 100 mg sampel Kadar protein b.b = N x faktor konversi 6.25 a.5 Kadar karbohidrat by difference Kadar karbohidrat b.b = 100 - P + KA + A + L Keterangan : P = kadar protein KA = kadar air A = abu L = kadar lemak

b. Analisa Fisik