Kerangka Berfikir LANDASAN TEORI

48 a Dengan melaksanakan upacara obong ini para anggota Kalang obong akan memperoleh kepuasan emosi religius karena telah dapat memenuhi amanat leluhur yang dirasa sebagai utang sehingga kalau sudah melasanakan upacara itu ada rasa tentram dalam hati. Ketentraman ini merupakan pintu keberhasilan. Juga untuk memperlihatkan bakti anak terhadap orang tua atau leluhur mereka. b Memohon kepada Tuhan semoga mengampuni segala kesalahan yang diperbuat oleh arwah leluhur pada waktu masih hidup sehingga sempurnalah arwahnya di alam baka serta selamat dan bahagialah orang yang ditinggal. c Merupakan arena sosial, karena tempat berlangsungnya upacara dapat merupakan tempat pertemuan antara warga masyarakat setempat dengan masyarakat yang lain.

D. Kerangka Berfikir

Kerangka konseptual memaparkan dimensi-dimensi kajian utama, faktor-faktor kunci, variabel-variabel, dan hubungan-hubungan antara dimensi yang disusun dalam bentuk narasi atau grafis. Kerangka teoritik dalam penelitian ini adalah penyampaian pesan secara simbolik melalui penyelenggaraan upacara dengan segala perlengkapan, selamatan dan tahap-tahap pelaksanaan upacara obong, 49 seringkali sukar ditangkap secara rasional dan dalam hal ini kepekaan rasa sangat diperlukan untuk dapat memahami makna upacara tersebut. Dalam penelitian ini kerangka konseptual mengenai proses dan makna yang terkandung dalam upacara obong pada masyarakat Kalang dapat dikaitkan dengan teori Koentjaraningrat mengenai lima komponen religi. Bertolak dari kelima komponen, maka kerangka penelitiannya dapat digambarkan sebagai berikut: Bagan 2: Kerangka Teoritik Keterangan: Sistem ritus dan upacara berwujud aktivitas seseorang dalam melaksanakan amanat dari nenek moyang atau leluhur, dari situ biasanya dipergunakan bermacam-macam sarana dan peralatan dari pelaksanaan upacara dapat berwujud tempat, sesaji ataupun peralatan lain yang digunakan dalam sebuah ritus atau ritual. Begitu juga dengan umatnya atau kesatuan sosial yang menganut sistem keyakinan dalam melaksanakan sistem ritus atau ritual dalam upacara obong. Sistem keyakinan dalam suatu religi berujud pikiran dan gagasan manusia yang menyangkut keyakinan dan konsepsi manusia Sistem keyakinan Umat agama Sistem ritus dan upacara Peralatan dalam upacara 50 tentang segala keyakinan yang ada dalam kehidupan serta menyangkut sistem nilai dan sistem norma keagamaan, ajaran kesusilaan dan ajaran doktrin religi lainnya yang mengatur tingkah laku manusia. Komponen religi dari sistem keyakinan, ritus dan upacara, peralatan ritus dan upacara, serta umat agama mempunyai kaitan yang erat satu sama lain dan saling mempengaruhi, dan dari situ dapat dilihat bahwa upacara tersebut mempunyai sifat yang keramat. 51

BAB III METODE PENELITIAN

A. Dasar Penelitian

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kuantifikasi lainnya Moleong 2009:6. Penelitian kualitatif didasarkan pada upaya membangun pandangan mereka yang diteliti yang rinci, dibentuk dengan kata-kata, gambaran holistik dan rumit. Definisi ini lebih melihat perspektif empirik dalam penelitian yaitu memandang sesuatu upaya membangun pandangan subjek penelitian yang rinci, dibentuk dengan kata-kata, gambaran holistik dan rumit Moleong 2009:6. Dalam penelitian ini digunakan metode kualitatif karena disesuaikan dengan tujuan pokok penelitian, yaitu untuk mendeskripsikan proses dan makna upacara obong pada masyarakat Kalang. Deskripsi tersebut berasal dari wawancara dan observasi yang akan dilakukan dalam penelitian. Deskripsi hasil penelitian berupa kata-kata tidak berupa angka- angka atau hitungan sehingga lebih tepat menggunakan metode kualitatif.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di desa Montongsari Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal dimana masih ada masyarakat Kalang yang melakukan upacara obong tersebut. 51