23
4.2 Pigmen Fikosianin
Pigmen fikosianin termasuk kelompok pigmen biliprotein. Seperti halnya globular protein, biliprotein juga dapat terekstrak dalam air atau larutan garam
lemah dari sel alga yang pecah Ó Carra Ó hEocha 1976. Pada penelitian ini ekstraksi pigmen fikosianin menggunakan pelarut polar buffer fosfat pH 7. Hasil
uji ekstraksi fikosianin dengan buffer fosfat ditampilkan pada Gambar 8.
Gambar 8 Absorbansi fikosianin pada jumlah biomasa yang berbeda Nilai rapat optis pigmen fikosianin meningkat dengan bertambahnya
jumlah biomasa Spirulina dalam 10 mL buffer fosfat Gambar 8. Jumlah biomasa Spirulina
sebanyak 80 mg dipilih sebagai jumlah optimum untuk ekstraksi fikosianin. Hal ini dikarenakan nilai rapat optis paling tinggi sebelum mengalami
penurunan akibat kejenuhan. Kejenuhan menyebabkan jumlah fikosianin yang terekstrak menjadi tidak efisien. Kejenuhan terjadi karena jumlah bahan yang
diekstraksi melebihi kemampuan jumlah larutan yang diberikan. Rasio volume larutan pengekstrak dengan volume bahan yang diekstraksi merupakan faktor
yang mempengaruhi efisiensi ekstraksi Grima et al. 2004. Dokumentasi larutan fikosianin yang diperoleh ditampilkan pada Gambar 9.
Gambar 9 Pigmen fikosianin 0.5
1 1.5
2 2.5
3
20 40
60 80 100 120 140 160 180 200
OD fikosianin
62 nm
Jumlah biomassa Spirulina mg
Ekstrak fikosianin yang diperoleh berwarna biru pekat dan berpendar warna merah. Hal ini sesuai dengan karakteristik pigmen fikosianin. Pigmen
fikosianin merupakan kelompok pigmen fikobiliprotein yang dipisahkan menjadi dua kelompok utama berdasarkan warnanya. Kelompok pertama adalah
fikoeritrin, yaitu pigmen berwarna merah bila terkena cahaya dan memancarkan cahaya pendar berwarna kuning-oranye. Kelompok kedua adalah fikosianin, yaitu
pigmen berwarna biru dan memancarkan cahaya pendar merah kuat. Pigmen ini di Spirulina
berfungsi sebagai pigmen asesoris yang membantu klorofil sebagai penyerap cahaya pada sistem fotosintesis Ó Carra Ó hEocha 1976.
4.3 Pengeringan Fikosianin