Gambar 3 Diagram alir metode penelitian
3.3.1 Kultivasi Spirulina
Kultivasi Spirulina dilakukan dengan sistem fed-batch culture, yaitu metode kultivasi yang dilakukan dengan menambahkan media secara berkala atau
secara acak dimana kultur dipanen secara rutin Lee Shen 2004. Kultivasi dilakukan di dalam wadah plastik PE, dengan ukuran diameter 60 cm dan panjang
± 10 m. Kultur diletakkan di atas atap gedung agar memperoleh penyinaran cahaya matahari. Untuk menghindari fotoinhibisi karena intensitas penyinaran
matahari terlalu tinggi, kultur Spirulina ditudungi dengan paranet. Kultur setiap hari diaduk dengan cara mengangkat salah satu ujung plastik beberapa kali hingga
Inokulum Spirulina Kultivasi Spirulina
Pemanenan dan Pengeringan Biomassa Spirulina
Ekstraksi fikosianin
Fikosianin
Pengeringan Spray dryer Fikosianin kering
Pengeringan Freeze dryer Fikosianin kering
1. Uji Aktivitas Antioksidan
metode FTC 2.
Analisis kadar fikosianin 3.
Analisis kandungan protein 4.
Analisis kadar air 5.
Analisis kadar abu Imobilisasi Menggunakan
kitosan 1:1, 1:2, 2:1
Pengeringan Menggunakan spray dryer
Fikosianin amobil Uji kelarutan
Fikosianin amobil Uji Pemanasan
Suhu pasteurisasi
15
membentuk gelombang. Pengadukan harus dilakukan untuk mencegah penumpukan nutrien pada satu titik.
Selama kultivasi dilakukan pengukuran rapat optis kultur menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 480 nm. Pengukuran rapat
optis kultur digunakan untuk menentukan waktu pemanenan. Pengukuran dilakukan setiap hari pada pukul 09.30 WIB. Pengambilan sampel dilakukan
setelah dilakukan pengadukan supaya sampel yang diambil seragam.
3.3.2 Pemanenan dan pengeringan
pemanenan Spirulina dilakukan saat kepadatan sel sudah cukup tinggi rapat optis kultur 1 yaitu pada hari ke-10 dan 18. Pemanenan dilakukan
dengan cara menyaring biomasa menggunakan kain nylon mesh dengan kerapatan 20 µm. Sebelum penyaringan dilakukan, kultur Spirulina dipindahkan terlebih
dahulu ke bak penampungan sementara. Hal ini dilakukan untuk mempermudah penyaringan kultur Spirulina dari wadah plastik. Kultur Spirulina yang telah
ditampung langsung disaring ke bak penampungan kedua. Media kultivasi hasil penyaringan selanjutnya dimasukkan ke dalam wadah plastik untuk ditumbuhkan
kembali. Pengeringan biomasa Spirulina dilakukan berdasarkan hasil penelitian
Mohammad 2007, yaitu biomasa dikeringkan pada suhu ruang 25-30
o
C. Untuk mempercepat waktu pengeringan, biomasa dihamparkan pada tempat yang
lapang dan diberi aliran udara menggunakan kipas angin. Pengeringan dengan cara ini dapat menghasilkan kadar fikosianin sebesar 8,090 .
3.3.3 Ekstraksi fikosianin