menghargai hasil karya temannya, misalnya tidak boleh saling mengejek, mencoret, merobek hasil karya teman.
c. Kesempatan
Menyendiri hanya apabila tidak mendapat tekanan cari kelompok sosial, anak dapat menjadi kreatif. Anak menyendiri untuk
mengembangkan kehidupan imajinatif yang kaya. Pada anak-anak kadang-kadang datang di sekolah dengan rewel
karena tidak ingin masuk sekolah dengan berbagai alasan. Dan apabila sudah sampai di sekolah guru hendaknya tidak memaksakan anak untuk
mengikuti kegiatan belajar mengajar, tetapi terlebih dahulu menanyakan kepada anak apa yang ingin dia lakukan biarkan anak bermain sendiri
atau melakukan kegiatan yang inginkan, namun tetap dalam pengawasan guru.
d. Sarana
Sarana untuk bermain dan kelak sarana lainnya harus disediakan untuk merangsang dorongan eksperimentasi dan eksplorasi, yang
merupakan unsur penting dari semua kreativitas. Di TK ABA 35 untuk menstimulasi kreativitas anak disediakan
alat permainanan baik di dalam maupun di luar kelas yang bisa digunakan oleh anak-anak saat kegiatan bermain bebas.
e. Lingkungan yang merangsang
Lingkungan rumah dan sekolah harus merangsang kreativitas dengan memberikan bimbingan dan dorongan untuk menggunakan sarana
yang akan mendorong kreativitas. Ini harus dilakukan sedini mungkin sejak masa bayi dan dilanjutkan hingga masa sekolah dengan menjadikan
kreativitas suatu pengalaman yang menyenangkan dan dihargai secara sosial.
Di TK lingkungan di luar maupun di dalam sekolah selalu dijaga kebersihan keindahannya supaya anak-anak nyaman dan sistem
pembelajaran yang menyenangkan, tidak memaksakan kehendak kepada anak dengan prinsip bermain seraya belajar dan belajar seraya bermain.
f. Hubungan orang tua – anak yang tidak posesif
Orangtua yang tidak terlalu melindungi atau terlalu posesif terhadap anak, mendorong anak untuk mandiri dan percaya diri, dua
kualitas yang sangat mendukung kreativitas. Di TK ABA 35, guru berusaha untuk menanamkan rasa percaya
diri dan kemandirian baik ketika belajar maupun ketika bermain dengan tetap mengingatkan anak untuk berhati-hati apabila apa yang dilakukan
anak agak berbahaya. Misalnya saat anak bermain bebas, menaiki bola dunia dan naik terlalu tinggi, guru di samping waspada menjaga juga
mengingatkan supaya anak hati-hati.
g. Cara mendidik anak
Mendidik anak secara demokratis dan permisif di rumah dan sekolah meningkatkan kreativitas sedangkan cara mendidik otoriter
memadamkannya.
Di sekolah anak dimotivasi dan dididik supaya anak tumbuh menjadi anak yang mandiri, percaya diri dan dihargai, sehingga kreativitas anak akan
tumbuh dan berkembang serta memiliki manfaat bagi kehidupan anak selanjutnya. Pemberian motivasi kepada anak untuk mengekspresikan diri
sangat perlu, antara lain dengan cara : 1
Beri kesempatan anak untuk menyampaikan perasaan, keinginan, dan gagasannya tanpa mencela atau membuatnya malu.
2 Hormatilah cara anak mengekspresikan kreativitasnya dengan
memberikan pengakuan dan pujian terhadap proses kreatif yang dilakukannya.
3. Ciptakanlah lingkunganyang kaya akan peluang mengekpresikan diri dengan menyediakan sumberdaya mainan, buku, benda bekas, ruang
dan waktu untuk kreativitas. 4. Tanyakan dahulu pendapatpenilaian anak terhadap hasil karyanya
sebelum orang di sekitarnya memberikan penilaian. 5. Menghargai hasil karya anak dengan membingkainya, menempel hasil
karyanya, dan memujinya. 6. Hindarkan tindakan membanding-bandingkan anak dengan temannya.
7. Biarkan anak bermain dengan gembira, karena bermain adalah wujud kreativitas bagi anak. Pada waktu bermain, anak akan merasa gembira
dan pada saat itulah kreativitas akan mengalir deras.
h. Kesempatan untuk memperoleh pengetahuan