Hasil tersebut menunjukkan bahwa kesadaran perusahaan-perusahaan manufaktur di Indonesia untuk menerapkan dan mengungkapkan ERM masih kurang.
Meskipun sudah banyak peraturan yang menjelaskan mengenai pengungkapan risiko di Indonesia, tapi ternyata banyak perusahaan yang belum menerapkannya.
b. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan dalam penelitian ini menunjukkan besar kecilnya suatu perusahaan yang terbagi dalam tiga kategori yaitu perusahaan besar large firm,
perusahaan menengah medium firm dan perusahaan kecil small firm. Besar ukuran perusahaan dapat dinyatakan dalam total aktiva, penjualan dan kapitalisasi
pasar. Variabel ukuran perusahaan pada penelitian menggunakan log normal total aset yang dimiliki perusahaan manufatur. Berikut ini merupakan tabel analisis
ukuran perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2010-2011.
Tabel 4.4 Hasil Analsis Deskriptif Ukuran Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur Tahun 2010-2011
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation
FIRM_SIZE 188
9.07 14.19
12.0611 .79350
Valid N listwise 188
Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2013 Pada Tabel 4.4 menunjukkan variabel ukuran perusahaan memiliki nilai
minimum sebesar 9,07 dari PT. Leyand International Tbk pada periode 2011. Nilai maksimum sebesar 14,19 dari PT. Astra International Tbk pada periode
2011. Variabel ukuran perusahaan memiliki rata-rata 12,0611 dengan standar
deviasi sebesar 0,79350. Nilai standar deviasi lebih rendah dari nilai rata-rata, hal ini menunjukkan bahwa kategori untuk ukuran
perusahaan dalam analisis deskriptif ini terkait standar industri perusahaan. Berikut ini merupakan tabel
analisis frekuensi ukuran perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2010-2011.
Tabel 4.5 Hasil Analisis Frekuensi Ukuran Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur Tahun 2010-2011
No Interval
Kriteria Frekuensi
Persentase
1. 9,07 – 10,77
Kecil 5
2,66 2.
10,78 - 12,48 Menengah
134 71,28
2. 12,49 – 14,19
Besar 49
26,06 TOTAL
188 100
Sumber : Data Sekunder yang Diolah, 2013 Tabel 4.5 menunjukkan ada 5 atau 2,66 unit analisis yang memiliki nilai
log normal total aset pada kategori perusahaan kecil, 134 atau 71,28 unit analisis yang memiliki nilai log normal total aset pada kategori menengah dan 49
atau 26,06 berada pada kategori perusahaan besar. Secara umum perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dalam kategori menengah. Hal ini dikarenakan
nilai total aset yang ada pada perusahaan tergantung dari standar bisnis perusahaan, artinya perusahaan yang memiliki standar bisnis yang tinggi memiliki
total aset yang tinggi seperti PT. Astra International Tbk. Hal ini dapat dijelaskan kemungkinan banyak perusahaan-perusahaan manufaktur di Indonesia yang
memiliki standar bisnis yang cukup sehingga total aset pada perusahaan manufaktur secara umum berada dalam kategori manengah. Perusahaan
manufaktur memiliki kompleksitas bisnis yang besar sehingga memungkinkan perusahaan untuk menanggung biaya administrasi untuk mengelola risiko
perusahaan.
c. Leverage