134BL2006 umumnya mengatur mengenai prosedur pengungkapan risiko yang harus dilakukan oleh perusahaan di Indonesia.
2.4 Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah nilai yang menunjukkan besar kecilnya suatu perusahaan. Pada dasarnya ukuran perusahaan hanya terbagi dalam 3 kategori
yaitu perusahaan besar large firm, perusahaan menengah medium firm dan perusahaan kecil small firm.
Perusahaan dengan ukuran besar cenderung berpotensi memiliki masalah agensi yang lebih besar, karena lebih sulit untuk
dilakukan tindakan monitoring Beasley et al., 2006. Besar ukuran perusahaan dapat dinyatakan dalam total aktiva, penjualan
dan kapitalisasi pasar. Perusahaan yang memiliki total aktiva, penjualan dan
kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ukuran perusahaan itu. Perusahaan besar memiliki banyak pemegang kepentingan. Oleh karena itu, semakin besar
perusahaan maka semakin besar pengungkapan informasi untuk memenuhi kebutuhan para pemegang kepentingan Amran et al., 2009 dalam Anisa 2012.
Konsisten dengan teori-teori rasional yang menemukan bahwa perusahaan besar lebih cenderung untuk menerapkan risiko yang terpadu konsep manajemen dari
perusahaan-perusahaan kecil Hoyt dan Liebenberg, 2010 Perusahaan dengan ukuran besar umumnya juga cenderung untuk
mengadopsi praktik corporate governance dengan lebih baik dibandingkan dengan perusahaan kecil. Hal ini terkait dengan besarnya tanggung jawab
perusahaan kepada stakeholder karena dasar kepemilikan yang lebih luas. Selain
itu, semakin besar perusahaan, semakin besar pula risiko yang harus dihadapinya, termasuk keuangan, operasional, reputasi, peraturan, dan risiko informasi
KMPG, 2001.
2.5 Leverage
Leverage adalah salah satu rasio keuangan yang menggambarkan hubungan antara hutang perusahaan terhadap modal, maupun aset perusahaan.
Leverage merupakan alat untuk mengukur seberapa besar perusahaan tergantung pada kreditur dalam membiayai aset perusahaan. Tingkat leverage didapat dari
perbandingan total utang dengan total aktiva. Perusahaan yang mempunyai tingkat leverage tinggi berarti sangat bergantung pada pinjaman luar untuk membiayai
asetnya. Sedangkan perusahaan yang mempunyai tingkat leverage rendah lebih banyak membiayai asetnya dengan modal sendiri. Dengan demikian, tingkat
leverage perusahaan
menggambarkan risiko
keuangan perusahaan.
Teori keagenan memprediksi bahwa perusahaaan dengan rasio leverage yang lebih
tinggi akan mengungkapkan lebih banyak informasi, karena biaya keagenan perusahaan dengan struktur modal seperti itu lebih tinggi Jensen and Meckling,
1976. Struktur modal merupakan penggabungan antara hutang dengan modal
yang dikaitkan dengan stuktur keuangan jangka panjang perusahaan. Struktur kepemilikan mempengaruhi struktur modal. Semakin terkonsentrasi kepemilikan
maka semakin banyak hutang yang diperlukan dan dapat ditoleransi. Manajer perusahaan yang mempunyai kepemilikan dalam perusahaan, akan cenderung
memilih pembiayaan dengan utang leverage untuk mengurangi kepemilikan pada saham mereka agency problem. Perusahaan yang memiliki leverage yang
tinggi cenderung untuk memiliki risiko going concern yang tinggi Subramaniam, 2009. Peminjam menuntut pengendalian internal dan mekanisme pengawasan
yang efektif. Akibatnya perusahaan dituntut untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pengungkapan ERM.
2.6 Konsentrasi Kepemilikan