Teori Agensi LANDASAN TEORI

13

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Teori Agensi

Agency Theory Agency theory sering digunakan sebagai landasan teori dalam penelitian mengenai corporate governance. Jensen dan Meckling 1976 mendefinisikan hubungan keagenan sebagai suatu kontrak dimana ada satu atau lebih principal pemilik menggunakan orang lain agen manajer untuk menjalankan aktivitas perusahaannya. Teori keagenan yang dimaksud sebagai principal adalah pemegang saham atau pemilik perusahaan, sedangkan yang dimaksud sebagai agen adalah manajemen yang berkewajiban mengelola harta pemilik. Teori agensi mendasarkan hubungan kontrak antara pemilik principal dan manajer agen sulit tercipta karena adanya kepentingan yang saling bertentangan conflict of interest. Praktik nyata di dalam perusahaan, agen sering melanggar kontrak yang telah mereka sepakati bersama oleh principal yaitu bertanggung jawab dalam mensejahterakan perusahaan dan meningkatkan kemakmuran para pemegang saham, tetapi dalam kenyataan agen lebih mementingkan peningkatan kesejahteraan untuk diri mereka sendiri. Perbedaan kepentigan antara principal dengan agen dapat menimbulkan permasalahan yang dikenal dengan asimetri informasi. Keadaan asimetri informasi terjadi ketika adanya distribusi informasi yang tidak sama antara principal dan agen. Akibat adanya asimetri yang tidak seimbang asimetri informasi, dapat menimbulkan dua permasalahan yang disebabkan karena kesulitan principal memonitor dan melakukan kontrol terhadap tindakan-tindakan agen. Jensen dan Meckling 1976 menyatakan permasalahan tersebut adalah: 1. Moral Hazard, yaitu permasalahan yang muncul jika agen tidak melaksanakan hal-hal yang disepakati bersama dalam kontrak kerja. 2. Adverse selection, yaitu suatu keadaan dimana principal tidak dapat mengetahui apakah suatu keputusan yang diambil oleh agen didasarkan pada informasi yang telah diperolehnya, atau terjadi sebagai kelalaian dalam tugas. Konflik antara pemilik saham principal dengan pihak manajemen perusahaan agen dapat diminimalkan dengan beberapa cara yaitu 1 manajer harus menjalankan perusahaan sesuai dengan kepentingan para pemegang, 2 manajer harus mengambil keputusan berdasarkan kepentingan pemegang saham lebih lanjut, dalam menjalankan perusahaan manajer juga dapat dimonitor oleh para pemegang saham. Pada kenyataannya tidak semua tindakan manajer dapat dimonitor oleh pemegang saham karena kompleksnya aktivitas perusahaan serta semakin besarnya ukuran perusahaan Anisa, 2012. Sejak terjadinya beberapa kasus kecurangan dalam pelaporan keuangan perusahaan, ERM dianggap sebagai salah satu elemen penting untuk memperkuat struktur corporate governance Desender, 2007. Penerapan ERM secara formal dan terstruktur merupakan kewajiban bagi perusahaan. Apabila dilaksanakan secara efektif, ERM diharapkan dapat menjadi kekuatan bagi pelaksanaan good corporate governance dalam perusahaan Meizaroh dan Lucyanda, 2011.

2.2 Manajemen Risiko

Dokumen yang terkait

Pengaruh Komisaris Independen, Komite Manajemen Risiko, Reputasi Auditor dan Konsentrasi Kepemilikan terhadap Pengungkapan Enterprise Risk Management (Dimensi Coso Erm Framework) ( Studi Empiris pada Perusahaan Nonfinancial yang Terdaftar di Bursa Efek In

2 36 163

Analisis pengaruh ukuran perusahaan, leverage, umur listing perusahaan dan reputasi auditor terhadap penerapan internet financial reporting pada perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di BEI Tahun 2010 hingga 2013

0 4 112

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan intellectual capital pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 - 2014

0 14 135

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, KONSENTRASI KEPEMILIKAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT

11 71 153

PENGARUH LEVERAGE, PROFITABILITAS DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP ENTERPRISE RISK MANAGEMENT

1 3 56

PENGARUH KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE MANAJEMEN RISIKO, REPUTASI AUDITOR, KONSENTRASI KEPEMILIKAN, DAN LEVERAGE TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (ERM) PADA PERUSAHAAN PROPERTY YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

2 10 37

PENGARUH AUDITOR CLIENT TENURE, UKURAN PERUSAHAAN, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, REPUTASI AUDITOR, LEVERAGE Pengaruh Auditor Client Tenure, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan, Reputasi Auditor, Leverage Dan Financial Distress Terhadap Opini Audit Going

0 8 19

PENGARUH AUDITOR CLIENT TENURE, UKURAN PERUSAHAAN, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, REPUTASI AUDITOR, LEVERAGE Pengaruh Auditor Client Tenure, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan, Reputasi Auditor, Leverage Dan Financial Distress Terhadap Opini Audit Going

0 2 13

Enterprise Risk Management

2 2 17

Pengaruh Corporate Governance dan Konsentrasi Kepemilikan pada Pengungkapan Enterprise Risk Management

1 2 30