IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. PENELITIAN PENDAHULUAN
1. Bahan Baku dan Produk Vanilin Komersial
Pada penelitian pendahuluan ini dilakukan analisis sifat fisiko-kimia isoeugenol yang berasal dari PT Indesso Aroma. Analisis bahan baku ini
bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan mutu isoeugenol minyak cengkeh serta untuk mengetahui perubahan yang terjadi setelah dilakukan
proses oksidasi vanilin. Hasil analisis sifat fisiko-kimia isoeugenol dapat dilihat pada Tabel 11 berikut:
Tabel 11. Sifat fisiko-kimia isoeugenol
Karakteristik Nilai Bahan Baku
Nilai Standar
Warna dan aroma Bobot Jenis 25
o
C Indeks Bias 20
o
C Kelarutan
Kuning jernih, wangi bunga 1,084
1,575 1 : 5 dalam
Alkohol 50 Kuning jernih
1,079 – 1,085 1,572 – 1,577
1 : 5 dalam Alkohol 50
EOA, 1970 Dari Tabel hasil analisis sifat fisiko-kimia bahan baku isoeugenol di
atas, dapat dilihat bahwa isoeugenol yang digunakan mempunyai mutu yang tergolong dalam standar yang ditetapkan. Bobot jenis
25
o
C bahan baku isoeugenol sebesar 1,084 dan indeks bias 20
o
C sebesar 1,575 termasuk dalam selang bobot jenis dan indeks bias isoeugenol standar EOA 1970 yaitu
1,079 – 1,085 untuk bobot jenis dan 1,572 – 1,577 untuk indeks bias, sedangkan kelarutan isoeugenol dalam Alkohol 50 sebesar 1 : 5 sesuai dengan standar
EOA yaitu 1 : 5 dalam Alkohol 50 .
Hasil analisis kromatografi gas Lampiran 5 menunjukkan bahwa isoeugenol tersebut mempunyai
kemurnian total 99 dengan kandungan cis-isoeugenol sebesar 15,19
42 dan trans-isoeugenol sebesar 83,99 . Menurut Archtander 1969 dalam
Leody 1992, isoeugenol komersial merupakan campuran dari isomer cis- dan trans- isoeugenol, jumlah trans-isoeugenol sekitar 81 – 88 dan cis-
isoeugenol sekitar 12 – 18 , berwarna kekuning-kuningan dan merupakan cairan kental dengan aroma cengkeh, namun aromanya lebih
lunak. Selain analisis bahan baku isoeugenol, juga dilakukan analisis
terhadap produk vanilin komersial yang dibeli di pasaran sebagai standar untuk membandingkan produk vanilin kasar semi sintetik yang dihasilkan
pada penelitian ini. Hasil analisis vanilin komersial dapat dilihat pada Tabel 12 berikut:
Tabel 12. Sifat fisiko-kimia vanilin komersial
Karakteristik Nilai Vanilin Komersial
Nilai Standar
Warna dan aroma
Densitas Titik leleh
Kelarutan Putih berbentuk kristal jarum
dan beraroma wangi khas vanilin
0,591 gcm
3
78,9
o
C 1 : 1 dalam Alkohol 70
Kristal berwarna putih atau sedikit kuning, berbentuk
jarum dan beraroma khas 0,6 gcm
3
80 – 83
o
C Sangat larut dalam alkohol
Tidco 2005 Dari Tabel hasil analisis sifat fisiko-kimia produk vanilin komersial
di atas, dapat dilihat bahwa vanilin tersebut mempunyai mutu yang tergolong dalam standar yang ditetapkan. Densitas vanilin komersial
sebesar 0,591
gcm
3
mendekati densitas vanilin standar Tidco 2005 sebesar 0,6
gcm
3
. Begitu juga dengan titik lelehnya, vanilin komersial mempunyai titik leleh sebesar 78,9
o
C
yang mendekati titik leleh vanilin standar Tidco 2005 sebesar 80 – 83
o
C
. Sedangkan warna dan aroma serta kelarutan vanilin komersial sesuai dengan vanilin standar yang
ditetapkan. Hasil kromatografi gas Lampiran 5 menunjukkan bahwa
vanilin tersebut mempunyai kemurnian 99,16 . Kemurnian ini diperoleh
43 dari perhitungan berdasarkan perbandingan antara konsentrasi vanilin
dengan konsentrasi pelarutnya. Dari hasil analisis karakterisasi bahan baku isoeugenol dan produk
vanilin komersial disimpulkan bahwa bahan baku isoeugenol yang berasal dari PT Indesso Aroma sangat sesuai digunakan untuk proses sintesis
vanilin, karena mempunyai mutu yang tergolong dalam standar yang ditetapkan EOA 1970. Begitu juga dengan analisis produk vanilin
komersial sangat sesuai digunakan sebagai standar dan pembanding terhadap produk hasil proses sintesis vanilin yang dihasilkan pada
penelitian ini, karena produk vanilin komersial tersebut termasuk dalam standar yang ditetapkan Tidco 2005.
2. Pemilihan Metode