Jenis Data Metode Pengumpulan Data Deskripsi Data Penelitian Pembahasan Hasil Penelitian

36 Tabel 3.2 Populasi dan Sampel Penelitian No Populasi Kode Kriteria Sampel 1 2 3 4 1 ASII     1 2 AUTO     2 3 BRAM    x 4 GDYR    x 5 GJTL     3 6 IMAS     4 7 INDS     5 8 LPIN     6 9 MASA    x 10 NIPS     7 11 PRAS     8 12 SMSM     9 Sumber : www.idx.co.id diolah peneliti

3.7. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara. Data yang diperoleh berupa laporan keuangan perusahaan otomotif dan komponen yang bersumber Bursa Efek Indonesia BEI melalui situs www.idx.co.id. Data yang diperoleh adalah data kuantitatif, yaitu data yang diukur dalam skala numerik atau data yang berbentuk angka. 37

3.8. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi yaitu metode pengumpulan data dengan cara melakukan analisis terhadap laporan keuangan maupun informasi lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. Data penelitian ini diperoleh melalui situs www.idx.co.id dengan menggunakan media perantara internet.

3.9. Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda dengan bantuan program computer yaitu program SPSS. Pada analisis dengan menggunakan regresi linier berganda, pengujian asumsi klasik penting dilakukan agar diperoleh parameter yang valid dan handal. Adapun analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

3.9.1 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui kondisi data yang digunakan dalam penelitian. Model analisis regresi linier berganda mensyaratkan uji asumsi terhadap data yang meliputi : uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas dan uji autokorelasi. Adapun masing- masing pengujian tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut : 38 a. Uji Normalitas Tujuan dari uji normalitas adalah untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel bebas dan variabel terikat, atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Uji ini dapat dilakukan dengan analisis grafik dan Kolmograv-smirnov. Uji Kolmograv-smirnov dapat digunakan untuk mengetahui apakah data disepanjang garis diagonal berdistribusi normal dengan melihat data residualnya apakah berdistribusi normal atau tidak. Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data tersebut terdistribusi normal. Sebaliknya, jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka distribusi data adalah tidak normal. Uji normalitas juga dapat dilakukan dengan melakukan analisis grafik normal probability plot dan grafik histogram. Dasar dalam pengambilan keputusan dalam uji normalitas menurut Ghozali 2005:110 adalah : 1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi klasik, dan 2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. 39 b. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel indevenden. Model regresi yang baik yaitu tidak terjadi korelasi di antara variabel indevenden. Untuk melihat ada atau tidaknya multikolinieritas dalam model regresi dilihat dari nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation factor VIF. Batasan yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah Tolerance 0,1 atau sama dengan VIF 10. c. Uji Heterokedastisitas Meburut Ghozali 2005:105 “Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain”. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi adanya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan grafik scatterplot. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur maka menunjukkan bahwa telah terjadi heterokedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar secara acak baik di atas atau di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas. d. Uji Autokorelasi Menurut Ghozali 2005:95 “Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan 40 pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t- 1 sebelumnya”. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi. Cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan melakukan uji Durbin Watson. Ketentuan yang umum dipakai dalam ini adalah sebagai berikut: 1. Jika Dw lebih kecil dari dL atau lebih besar dari 4-dL, maka terdapat autokorelasi 2. Jika Dw terletak antara dU dan 4-dU, maka tidak ada autokorelasi. 3. Jika Dw terletak antara dL dan dU atau diantara 4-dU dan 4-dL, maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti.

3.9.2 Uji Hipotesis

Setelah melakukan uji asumsi , maka dilakukan pengujian statistik untuk menguji hipotesis. Pengujian hipotesis merupakan proses pembuatan keputusan yang menggunakan estimasi statistik sampel terhadap parameter populasinya. Pengujian dilakukan dengan dengan analisis regresi berganda, uji signifikansi t-test , uji f-test dan koefisien determinasi. a. Regresi berganda Analisis regresi berganda digunakan untuk mengukur kekuatan dua variabel atau lebih dan juga menunjukkan arah hubungan antara variabel 41 dependen dengan variabel independen. Model persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut : Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + e Keterangan : Y = Return saham a = konstanta X 1 = Return On Equity ROE X 2 = Return On Asset ROA X 3 = Earning Per Share EPS b 1,2,3 = koefisien regresi e = kesalahan pengganggu Standart Error b. Pengujian secara simultan Uji F Uji F digunakan untuk menguji apakah variabel independen bebas memiliki pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Pembuktian dilakukan dengan cara membandingkan nilai F kritis F tabel dengan F hitung yang tabel hitung terdapat pada tabel analysis of variance. tingkat signifikan yang tabel digunakan sebesar 5 dengan derajat kebebasan degree of freedom df = n-k dan k-1 dimana n adalah jumlah observasi. Hipotesis yang digunakan adalah : 42 • H : b 1 = b 2 = b 3 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama simultan dari Return on Equity ROE, Return on Asset ROA dan Earning Per Share EPS terhapat return saham. • H a : b 1 = b 2 = b 3 ≠0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama simultan dari Return on Equity ROE, Return on Asset ROA dan Earning Per Share EPS terhapat return saham. H ditolak bila : F hitung F tabel. H diterima bila : F hitung F tabel. c. Uji Parsial Uji t Uji t dilakukan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari variabel independen. Tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 5, dengan derajat kebebasan df = n-k-1, dimana n adalah jumlah observasi dan k adalah jumlah variabel. Dasar mengambil kesimpulan adalah sebagai berikut : Jika t hitung t tabel , maka Ho diterima artinya variabel hitung tabel independen ROE, ROA, EPS tidak berpengaruh terhadap return saham. Jika t hitung t tabel , maka Ho ditolak dan menerima H1 hitung tabel artinya variabel indevenden ROE, ROA, dan EPS berpengaruh terhadap return saham. 43 d. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi R 2 digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R 2 yang kecil, berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen terbatas. Nilai R 2 yang mendekati 1 menunjukkan bahwa variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memperkirakan variasi pada variabel dependen. 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan otomotif dan komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI. Berdasarkan kriteria pemilihan sampel yang dilakukan , maka diperoleh sampel dari penelitian sebanyak 9 perusahaan otomotif dan komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI. Penelitian ini mengambil periode penelitian selama 4 tahun yaitu dari tahun 2010 sampai tahun 2013 sehingga jumlah unit analisis dalam penelitian ini adalah 4 tahun observasi x 9 sampel perusahaan adalah sebanyak 36 sampel observasi. Berikut ini merupakan daftar sampel perusahaan yang menjadi objek penelitian : Tabel 4.1 Daftar Sampel perusahaan No Kode Nama Perusahaan 1 ASII Astra Internat i onal Tbk 2 AUTO Astra Otoparts Tbk 3 GJTL Gajah Tunggal Tbk 4 IMAS Indomobil Sukses Internat i onal Tbk 5 INDS Indospring Tbk 6 LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk 45 7 NIPS Nipress Tbk 8 PRAS Prima alloy steel Un i versal Tbk 9 SMSM Selamat Sempurna Tbk

4.2 Analisis Hasil Penelitian

4.2.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi mendeskripsikan atau memberi gambaran objek yang diteliti. Statistik deskriptif memberikan gambaran mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata mean, dan standar deviasi dari masing-masing variabel yang digunakan. Berikut ini statistik deskriptif secara umum dari data yang digunakan : Tabel 4.2 a. Variabel Return On Asset ROA mempunyai nilai minimum 0.00, nilai maksimum 20.43, nilai rata-rata statistic 8.9003, dan standar deviasi 5.31277 dengan jumlah pengamatan 36. Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic X1 ROA 36 .00 20.43 8.9003 .88546 5.31277 X2 ROE 36 .00 35.16 17.7475 1.59105 9.54628 X3 EPS 36 .00 1896.24 4.3589E2 66.90787 401.44724 Y Return 36 -.5346 10.9525 .789111 .3388411 2.0330465 Valid N listwise 36 46 b. Variabel Return On Equity ROE mempunyai nilai minimum 0.00, nilai maksimum 35.16, nilai rata-rata statistic 17.7475, dan standar deviasi 9.54628 dengan jumlah pengamatan 36. c. Variabel Earning Per Share EPS mempunyai nilai minimum 0.00 , nilai maksimum 1896.24, nilai rata-rata statistic 4.3589E2, dan standar deviasi 401.44724 dengan jumlah pengamatan 36. d. Variabel Return saham Y mempunyai nilai minimum -0.5346, nilai maksimum 10.9525, nilai rata-rata statistic 0.789111, dan standar deviasi 2.0330465 dengan jumlah pengamatan 36.

4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui kondisi data yang digunakan dalam penelitian. Untuk menghasilkan suatu model regresi yang baik, diperlukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis.

4.2.2.1 Uji Normalitas

Tujuan dari uji normalitas adalah untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel bebas dan variabel terikat, atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Uji Kolmograv-smirnov dapat digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal dengan melihat data residualnya apakah berdistribusi normal atau tidak. 47 Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data tersebut terdistribusi normal. Sebaliknya, jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka distribusi data adalah tidak normal. Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 36 Normal Parameters a Mean .0000000 Std. Deviation 1.32170165 Most Extreme Differences Absolute .149 Positive .149 Negative -.105 Kolmogorov-Smirnov Z .896 Asymp. Sig. 2-tailed .399 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data Berdasarkan tabel 4.3 di atas, besarnya kolmograv-smirnov K-S adalah 0.896 dan signifikansi 0.399. Hal ini menunjukkan bahwa data tersebut telah terdistribusi normal karena nilai Asymp. Sig.2-tailed kolmograv smirnov lebih besar dari 0.05. 48 Selain Kolmograv-smirnov, hasil uji normalitas juga dapat dilihat pada diagram histogram dan Normal Probability Plot yang ditampilkan pada gambar 4.1 dan 4.2 berikut ini : Gambar 4.1 Histogram Uji Normalitas Grafik histogram di atas menunjukkan bahwa distribusi data memiliki kurva berbentuk lonceng dimana distribusi data tidak menceng ke kiri maupun menceng ke kanan. Hal ini menunjukkan bahwa data telah terdistribusi secara normal. Hal ini juga di dukung dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik plot . 49 Gambar 4.2 Grafik Uji Normalitas Gambar 4.2 merupakan grafik normal probability plot yang menunjukkan bahwa titik-titik data menyebar di sekitar garis diagonal. Hal tersebut menunjukkan bahwa data telah terdistribusi secara normal. Hal ini sejalan dengan pengujian dengan menggunakan histogram dan model kolmograv-smirnov yang juga menyatakan bahwa data telah terdistribusi secara normal.

4.2.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel indevenden. Untuk 50 melihat ada atau tidaknya multikolinieritas dalam model regresi dilihat dari nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation factor VIF. Batasan yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah Tolerance 0,1 atau sama dengan VIF 10. Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa nilai Tolerance dari masing-masing variabel lebih besar dari 0.1, yaitu untuk variabel ROA sebesar 0.349, ROE sebesar 0.338, dan EPS sebesar 0.937. Selain itu, nilai VIF untuk masing-masing variabel juga lebih kecil dari 10, yaitu untuk variabel ROA sebesar 2.863, ROE sebesar 2.957, dan EPS sebesar 1.067. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada data penelitian tidak terdapat Multikolinearitas. Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant -.266 .520 -.511 .613 X1 ROA -.423 .074 -1.105 -5.680 .000 .349 2.863 X2 ROE .273 .042 1.283 6.491 .000 .338 2.957 X3 EPS -7.345E-5 .001 -.015 -.122 .904 .937 1.067 a. Dependent Variable: Y 51

4.2.2.3 Uji Heterokedastisitas

Meburut Ghozali 2005:105 “Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain”. Uji ini dapat dilakukan dengan grafik scatterplot. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur maka menunjukkan bahwa telah terjadi heterokedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik- titik menyebar secara acak baik di atas atau di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas. Gambar 4.3 Uji Heterokedastisitas 52 Gambar scaterplot di atas menunjukkan bahwa titik-titik data menyebar secara acak atau tidak teratur dan tidak membentuk suatu pola tertentu, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y.Hal ini mengindikasikan tidak terjadi heterokedastisitas.

4.2.2.4 Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali 2005:95 “Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t- 1 sebelumnya”. Cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan melakukan uji Durbin Watson. Ketentuan yang umum dipakai dalam ini adalah sebagai berikut: 1. Jika Dw dL atau lebih besar dari 4-dL, maka terdapat autokorelasi 2. Jika Dw terletak antara dU dan 4-dU, maka tidak ada autokorelasi. 3. Jika Dw terletak antara dL dan dU atau diantara 4-dU dan 4-dL, maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti. Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .760 a .577 .538 1.3822687 2.026 a. Predictors: Constant, X3 , X1 , X2 b. Dependent Variable: Y 53 Dari hasil Uji Autokorelasi pada tabel 4.5 di atas menunjukkan nilai statistic Durbin-Watson sebesar 2.026. Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel signifikansi 5, jumlah sampel N =36, dan jumlah variabel independen k = 3. Berdasarkan tabel Durbin Watson diperoleh nilai batas atas dU sebesar 1.654 dan nilai batas bawah dL sebesar 1.295. Dengan demikian, nilai DW lebih besar dari nilai dL dan lebih kecil dari 4-dL, yakni 4-1.295=2.705 . Selain itu dapat juga dinyatakan bahwa dU dw 4-dU yakni 1.654 2.026 4 – 1.654. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi.

4.2.3 Uji Hipotesis

Setelah melakukan uji asumsi , maka dilakukan pengujian statistik untuk menguji hipotesis. Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen , baik secara parsial maupun secara simultan. 4.2.3.1 Analisis Regresi Berganda Analisis regresi berganda dari pengaruh Return on Asset ROA, Return on Equity ROE, dan Earning Per Share EPS terhadap return saham pada perusahaan otomotif dan komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI memiliki hasil sebagai berikut : 54 Tabel 4.6 Hasil Analisis Regresi Berdasarkan hasil analisis regresi pada tabel 4.6 di atas diperoleh persamaan model regresi sebagai berikut : Y = -0.266 – 0.423X 1 + 0.273X 2 – 7.345E-5X 3 + e Dimana : Y = Return saham X1 = Return on Asset ROA X2 = Return on Equity ROE X3 = Earning Per Share EPS e = tingkat kesalahan pengganggu Koefisien kefisien dalam persamaan regresi linier berganda memiliki arti sebagai berikut : Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -.266 .520 -.511 .613 X1 ROA -.423 .074 -1.105 -5.680 .000 X2 ROE .273 .042 1.283 6.491 .000 X3 EPS -7.345E-5 .001 -.015 -.122 .904 a. Dependent Variable: Y 55 1. Konstanta a sebesar -0.266 mempunyai arti bahwa apabila rasio ROA, ROE, dan EPS sama dengan nol maka jumlah Return saham bernilai negatif sebesar 0.266. 2. Koefisien regresi ROA sebesar -0.423 mempunyai arti bahwa ROA memiliki koefisien regresi negatif. Hal ini menggambarkan setiap kenaikan rasio ROA sebesar 1 satuan akan berpengaruh negatif terhadap return saham perusahaan sebesar 0.423. 3. Koefisien regresi ROE sebesar 0.273 mempunyai arti setiap kenaikan rasio ROE sebesar 1 satuan akan berpengaruh positif terhadap return saham perusahaan sebesar 0.273. 4. Koefisien regresi EPS sebesar -7.345E-5 mempunyai arti EPS memiliki koefisien regresi yang negatif. Hal ini berarti setiap kenaikan nilai EPS sebesar 1 satuan akan berpengaruh negatif terhadap return saham perusahaan sebesar 7.345E-5.

4.2.3.2 Uji Signifikan Simultan Uji F

Uji F digunakan untuk menguji apakah variabel independen bebas memiliki pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Pengujian dapat dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel. Kriteria yang digunakan adalah : • H0 diterima : Jika F hitung F tabel dan signifikansi 0.05 • H0 ditolak : Jika F hitung F tabel dan signifikansi 0.05 56 Tabel 4.7 Hasil Uji F Pada tabel 4.7 di atas diperoleh nilai F hitung sebesar 14.571 dan tingkat signifikansi sebesar 0.000. Nilai F tabel diperoleh melalui fungsi FINV pada Microsoft exel dengan formula =FINVprobability, deg_freedom1, deg_freedom2. Probability yang digunakan 0.05, df1 = 3 dan df2 = 32. Df1 diperoleh dari jumlah variabel dependen dan independen – 1, sedangkan df2 diperoleh dari jumlah observasi – jumlah variabel. Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai F tabel sebesar 2.901. Dari nilai F hitung dan F tabel yang diperoleh diketahui bahwa nilai F hitung F tabel dan tingkat signifikansi 0.05. Dengan demikian H0 ditolak dan Ha diterima. Ini berarti variabel ROA, ROE, dan EPS secara bersama-sama atau secara simultan berpengaruh signifikan terhadap return saham . ANOVA b Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 83.523 3 27.841 14.571 .000 a Residual 61.141 32 1.911 Total 144.665 35 a. Predictors: Constant, X3 , X1 , X2 b. Dependent Variable: Y 57

4.2.3.3 Uji Signifikansi Parsial Uji t

Uji t dilakukan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari variabel independen. Tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 5, dengan derajat kebebasan df = n-k, dimana n adalah jumlah observasi dan k adalah jumlah variabel independen. Dasar mengambil kesimpulan adalah sebagai berikut : • Jika t hitung t tabel , maka Ho diterima. • Jika t hitung t tabel , maka Ho ditolak dan menerima Ha Tabel 4.8 Hasil Uji t Pada tabel 4.8 di atas diperoleh nilai t hitung untuk masing-masing variabel independen. Nilai t hitung akan dibandingkan dengan nilai t tabel yang diperoleh dari Microsoft excel dengan menggunakan fungsi TINV dengan formula =TINV0.05,33. Berdasarkan formula tersebut diperoleh nilai t tabel sebesar 2.034. Berdasarkan hasil pengujian dapat dijelaskan Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -.266 .520 -.511 .613 X1 ROA -.423 .074 -1.105 -5.680 .000 X2 ROE .273 .042 1.283 6.491 .000 X3 EPS -7.345E-5 .001 -.015 -.122 .904 a. Dependent Variable: Y 58 pengaruh variabel independen secara satu-persatu parsial terhadap variabel dependen. a. Pengaruh Return on Asset ROA terhadap return saham Hasil analisis uji t pada tabel 4.8 untuk variabel Return on Asset menunjukkan nilai t-hitung sebesar 5.680 dengan signifikansi sebesar 0.000. Nilai t tabel yang diperoleh sebesar 2.034. Karena nilai t hitung t tabel yaitu 5.680 2.034 dan nilai signifikansi 0.000 0.05, maka H0 dotolak. Hal ini berarti variabel Return on Asset ROA secara parsial berpengaruh signifikan terhadap return saham .Hubungan yang terjadi antara ROA dan return saham adalah hubungan negatif. b. Pengaruh Return on Equity ROE terhadap return saham Hasil analisis uji t pada tabel 4.8 untuk variabel Return on Equity menunjukkan nilai t-hitung sebesar 6.491 dengan signifikansi sebesar 0.000. Nilai t tabel yang diperoleh sebesar 2.034. Karena nilai t hitung t tabel yaitu 6.491 2.034 dan nilai signifikansi 0.000 0.05, maka H0 ditolak. Hal ini berarti Return on Equity secara parsial berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hubungan yang terjadi antara ROE dan return saham adalah hubungan positif. 59 c. Pengaruh Earning Per Share EPS terhadap return saham Hasil analisis uji t pada tabel 4.8 untuk variabel Earning per share menunjukkan nilai t hitung sebesar 0.122 dengan signifikansi sebesar 0.904. Nilai t tabel yang diperoleh sebesar 2.034. Karena nilai t hitung t tabel yaitu 0.122 2.034 dan nilai signifikansi 0.904 0.05, maka H0 diterima. Hal ini berarti Earning per share secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hubungan yang terjadi antara EPS dan return saham adalah hubungan negatif.

4.2.3.4 Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi R 2 digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R 2 yang kecil, berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen terbatas. Nilai yang digunakan untuk melihat uji koefisien determinasi adalah Adjusted R square karena nilai R square sering menimbulkan kelemahan karena nilainya akan selalu meningkat dengan adanya penambahan variabel bebas walaupun variabel tersebut tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Sedangkan nilai Adjusted R square dapat naik atau turun dengan penambahan variabel sesuai dengan korelasinya. 60 Tabel 4.9 Hasil Uji Determinasi Hasil uji determinasi pada tabel 4.9 menunjukkan nilai Adjusted R square sebesar 0.538. Hal ini berarti besarnya pengaruh yang diberikan oleh variabel Return on Asset, Return on Equity, dan Earning per share terhadap return saham adalah sebesar 53.8, Sedangkan sisanya sebesar 46.2 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Return on Asset ROA, Return on Equity ROE, dan Earning per share EPS berpengaruh secara parsial maupun sumultan terhadap return saham pada perusahaan otomotif dan komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan otomotif dan komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode pengamatan yaitu tahun 2010-2013. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode purvosive sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan kriteria- kriteria yang ditetapkan. Sampel yang diperoleh sebanyak 9 perusahaan sehingga jumlah pengamatan n sebanyak 36 yaitu 9 x 4 tahun pengamatan. Dalam penelitian Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .760 a .577 .538 1.3822687 a. Predictors: Constant, X3 , X1 , X2 b. Dependent Variable: Y 61 ini , peneliti melakukan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas, dan uji autokorelasi. Setelah melakukan uji asumsi klasik , maka dilakukan uji hipotesis yaitu dengan analisis regresi berganda, uji signifikan simultan uji F, uji signifikan parsial uji t, dan juga dilakukan uji koefisien determinasi. Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi yang dilakukan diperoleh nilai Adjusted R square sebesar 0.538. Dengan demikian dapat diketahui bahwa besarnya pengaruh Return on asset, Return on equity, dan Earning per share terhadap return saham sebesar 53.8. Sedangkan sisanya sebesar 46.2 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil uji simultan diperoleh kesimpulan bahwa variabel Return on Asset ROA, Return on Equity ROE, dan Earning per share secara simultan berpengaruh terhadap return saham .Hal ini terbukti dari Uji F yang dilakukan ,dimana nilai F hitung yang diperoleh lebih besar dari F tabel, yakni 14.571 2.091. Selain itu tingkat signifikansi yang diperoleh 0.000 lebih kecil dari 0.05. Berdasarkan hasil uji parsial diperoleh kesimpulan bahwa Return on Asset ROA secara parsial memiliki pengaruh signifikan dan negatif terhadap return saham. Hal ini terbukti dari nilai t hitung yang diperoleh lebih besar dari t tabel yaitu 5.680 2.034 dan nilai signifikansi 0.000 0.05. koefisien regresi yang diperoleh bertanda negatif sehingga hubungan yang terjadi antara ROA dan return saham adalah hubungan negatif. Return on Equity ROE secara parsial berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hal ini terbukti dari nilai t hitung t tabel yaitu 62 6.491 2.034 dan nilai signifikansi 0.000 0.05. Koefisien regresi untuk ROE memiliki tanda positif sehingga hubungan yang terjadi antara ROE dan return saham adalah hubungan positif. Earning per share EPS secara parsial tidak berpengaruh terhadap return saham. Hal ini terbukti dari nilai t hitung yang diperoleh lebih kecil dari t tabel yaitu 0.122 2.034 dan nilai signifikansi 0.904 0.05. Koefisien regresi untuk EPS bertanda negatif sehingga hubungan yang terjadi antara EPS dan return saham adalah hubungan negatif. 63 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh ROA (Return On Asset), Pertumbuhan Laba, Komponen Arus Kas dan Harga Saham Terhadap Volume Perdagangan Saham Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

10 138 91

Pengaruh Earning Per Share (EPS), Return on Equity (ROE), dan Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

7 135 69

Analisis Pengaruh Return on Asset (ROA), Earning per Share (EPS), Financial Leverage, dan Proceed Terhadap Initial Return Pada Perusahaan Non Keuangan Yang Melakukan Initial Public Offering (IPO) yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 57 118

Pengaruh Return on Asset (ROA), Earning per Share (EPS) dan Debt to Equity Ratio terhadap Harga Saham : Studi Empiris di Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2012

0 35 85

Pengaruh Earning Per Share (EPS), Return on Equity (ROE), dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Return Saham Pada Perusahaan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2009 – 2011

2 32 74

Pengaruh Return On Capital Employed (ROCE), Return On Asset (ROA), Dan Return On Equity (ROE) Terhadap Earnings Per Share (EPS) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

26 161 93

Analisis Pengaruh Financial Leverage Terhadap Return on Equity dan Earning per Share Pada Perusahaan Perkebunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

6 49 98

Analisisis Pengaruh Price Earning Ratio, Return on Equity dan Net Profit Margin Terhadap Harga Saham pada Industri Kimia dan Dasar yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 57 85

Analisis Pengaruh Laba Bersih Akuntansi, Return On Equity (ROE), Return On Asset (ROA) Dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

1 33 86

Pengaruh Return on Equity (ROE), Return on Asset (ROA) dan Earning Per Share (EPS) terhadap Return saham Pada perusahaan Otomotif dan Komponen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 12