persepsi yang berbeda. Persepsi yang terjadi dapat berupa respon positif
maupun negatif. Respons positif menunjukkan keaktifan belajar siswa,
meningkatnya motivasi dan prestasi belajar siswa. Respon negatif menunjukkan tingkah laku siswa yang tidak mendukung dalam proses belajar.
Keterampilan guru dalam mengajar diharapkan dapat menumbuhkan respon positif siswa.
Peranan guru sangat menentukan dalam usaha meningkatkan prestasi belajar. Untuk itu guru dituntut untuk mampu menyelenggarakan proses
pembelajaran dengan sebaik-baiknya. Dengan keterampilan mengajar yang dimiliki, diharapkan guru akan mampu menarik perhatian siswa terhadap
materi yang diajarkan, membuat siswa lebih mudah dalam memahami materi yang diajarkan sehingga siswa lebih termotivasi melakukan proses
pembelajaran. Oleh sebab itu, keterampilan mengajar penting dimiliki oleh setiap guru karena membuat proses pembelajaran lebih efektif.
2.4. Peran Guru Dalam Proses Pembelajaran
Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Menurut
Sardiman 2008:137 Proses belajar-mengajar mengandung serangkaian perbuatan pendidikguru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang
berlangsung dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama
bagi berlangsungnya proses belajar-mengajar. Interaksi dalam peristiwa
belajar-mengajar ini memiliki arti yang lebih luas, tidak sekedar hubungan antara guru dengan siswa, tetapi berupa interaksi edukatif. Dalam hal ini
bukan hanya penyampaian pesan berupa materi pelajaran, melainkan menanamkan sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar.
Guru tidak hanya tampil lagi sebagai pengajar yang menyampaikan ilmu pengetahuan, melainkan sebagai pelatih, pembimbing dan manager
belajar. Dimana seorang guru akan berperan mendorong siswanya untuk menguasai alat belajar, memotivasi siswa untuk bekerja keras dan mencapai
prestasi setinggi-tingginya. Menurut Sardiman 2008:125 Guru tidak semata- mata menjadi “pengajar” yang melakukan transfer of knowledge, tetapi juga
sebagai “pendidik” yang melakukan transfer of values dan sekaligus sebagai pembimbing yang memberikan pengarahan dan menuntun siswa dalam
belajar. Peran guru dalam hal ini tidak hanya memberikan informasi berupa pengetahuan saja, namun guru juga harus menanamkan nilai-nilai, sikap,
maupun keterampilan bagi siswa dan berusaha memberikan solusi terhadap kesulitan belajar siswa.
Prey Kats dalam Sardiman 2008: 143 mengungkapkan peran guru dalam kegiatan belajar mengajar yaitu : Informator yaitu sebagai informasi
kegiatan akademik maupun umum berupa pengetahuan., organisator yaitu sebagai pengelola kegiatan akademik, silabus, jadwal pelajaran dll, Motivator
yaitu guru harus dapat merangsang dan memberikan dorongan untuk mendinamiskan potensi siswa, menumbuhkan aktivitas, dan kreativitas.
Pengarah yaitu guru harus mampu membimbing dan mengarahkan kegiatan
belajar siswa sesuai ddengan tujuan yang diharapkan., inisiator yaitu guru dalam hal ini sebagai pencetus ide-ide dalam proses belajar. Transmitter yaitu
dalam kegiatan belajar guru juga akan bertindak selaku penyebar kebijaksanaan pendidikan dan pengetahuan. Fasilitator yaitu guru akan
memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar-mengajar, Mediator yaitu guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa,
Evaluator yaitu guru mempunyai wewenang untuk menilai prestasi anak didik dalam bidang akademis maupun tingkah laku sosialnya.
Kehadiran guru dalam proses belajar mengajar atau pengajaran, masih tetap memegang peranan penting karena peranan guru dalam proses
pembelajaran mempunyai banyak unsur-unsur manusiawi seperti sikap, sistem, nilai, perasaan, motivasi, kebiasaan dan Iain-lain yang diharapkan dari
hasil dari proses pengajaran.
2.5. Konsep Dasar Motivasi Berprestasi