yang tepat untuk melakukan sosialisasi dan komunikasi. Kepentingan daerah jelas tidak akan dipenuhi oleh televisi skala nasional. Kalaupun
akan menyiarkan, pasti selain space waktu yang singkat juga mesti memuat unsur news yang menjual.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa bidang manajemen program ini mempunyai peran yang cukup penting dalam
mempertahankan eksistensi PadangTV sebagai televisi lokal. Seluruh program yang ada di stasiun ini disesuaikan dengan kebutuhan
pemirsanya yang memang ingin menonton berita atau informasi atau tayangan yang bersifat lokal. Dari 4 stasiun televisi lokal yang ada di
Kota Padang, PadangTV termasuk salah satu televisi favorit di kota Padang. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya stakeholder seperti
pemerintah, perusahaan swasta, organisasi ataupun perorangan yang memasang iklan layanan masyarakat seperti ucapan selamat menjalankan
ibadah puasa dibulan ramadhan dan ucapan selamat hari raya idul fitri. Dengan demikian dapat dikatakan divisi manajemen program di stasiun
PadangTV cukup merebut hati pemirsanya melalui tayangan-tayangan lokal yang disiarkannya. Hal inilah yang menyebabkan timbulnya rasa
kepercayaan pada stakeholder yang ada.
5.1.2 MANAJEMEN SDM
Produksi televisi adalah proses kreatif yang kompleks. Dimana orang dan peralatan berinteraksi sedemikian rupa. Dan sudah menjadi
sifat televisi, memerlukan sumber daya manusia yang kreatif untuk mengekspresikan suatu gagasan atau pesan dengan cara kerjasama tim
kerabat kerja dan pengoperasian peralatan yang rumit untuk menghasilkan acara dalam memenuhi tuntutan khalayak atau penonton.
Universitas Sumatera Utara
Stasiun televisi membutuhkan sumberdaya manusia yang cukup banyak. Begitu pula dalam organisasi kerabat kerja sebuah program
produksi yang semuanya bekerja sebagai satu kesatuan tim. Pada kenyataannya
memang dibutuhkan
banyak orang-orang
untuk menayangkan suatu program acara produksi televisi. Fungsi setiap orang
itu seperti mata rantai atau bagian dari mata rantai yang panjang. Sehingga dalam satuan kerja produksi televisi yang terdiri dari banyak
orang dibutuhkan adanya manajemen yang bagus untuk mengkordinir kru selain dari adanya seseorang yang menjadi leader produksi.
Salah satu
kunci dalam
memenangkan persaingan
dimaksud adalah tersedianya SDM yang terdidik, terampil, kreatif dan
inovatif dalam jumlah yang memadai di berbagai bidang. SDM yang
demikian hanya dapat diperoleh melalui pembinaan yang intensif dan terarah, baik melalui pelatihan, kursus maupun seminar yang
diselenggarakan secara berkesinambungan. Namun tentu tidak mudah apalagi dalam jumlah yang banyak bagi Televisi lokal untuk mengirim
karyawannya ke Lembaga Pelatihan yang sayangnya sebagian besar berada di Jakarta, mengingat lamanya waktu pelatihan dan tingginya
biaya transportasi dan akomodasi yang harus dikeluarkan. Kuantitas sumber daya televisi lokal yang minim menjadi salah
satu argumen ketika sebuah program televisi tampil tidak maksimal. Misalnya, Beberapa kesalahan terjadi pada saat penayangan diakibatkan
oleh human error. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, human error
terjadi sebagai konsekuensi minimnya sumber daya manusia. Beberapa peran terpaksa harus dirangkap oleh satu atau dua orang saja.
Sebuah televisi lokal, walaupun telah memiliki struktur organisasi yang rinci dan jelas, acapkali masih membuat para pekerjanya merangkap
beberapa posisi. Misalnya, satu produser dapat memproduseri beberapa
Universitas Sumatera Utara
program acara. Contoh lainnya, lighting man, soundman, cameraman merangkap untuk beberapa program acara. Selain berdampak pada
reduksi kualitas tayangan, hal ini juga mengurangi diversity background dari para pekerja media. Sedangkan Albarran menyarankan diversity
keberagaman latar belakang, keterampilan,budaya dari para pekerja media sebagai salah satu stimulus terwujudnya keragaman isi tayangan
untuk menyikapi berbagai perubahan 2002: 135. Hal ini juga dialami oleh stasiun PadangTV seperti kurangnya tenaga kerja terdidik dan di
stasiun PadangTV juga membutuhkan tenaga kerja yang cukup banyak agar bisa lebih banyak lagi memproduksi program acara bermuatan lokal.
Akar dari persoalan minimnya sumber daya manusia dalam industri televisi lokal ini adalah masalah keuangan dari televisi lokal itu
sendiri. Menurut informan yang peneliti wawancarai, terlihat uang yang dihasilkan dari produksi program banyak digunakan untuk uang transport
dan uang makan ataupun untuk menutupi kekurangan yang lain.hal ini menjadi kendala untuk dapat mengirimkan karyawan PadangTV untuk
ikut dalam pelatihan karena terkendala dalam faktor biaya tersebut.Dalam masa pertumbuhan dan pencarian jati dirinya, televisi
lokal menuntut dana yang tidak sedikit untuk kelangsungan hidupnya. Akhirnya, kuantitas dan kualitas sumber daya manusia yang ada di
dalamnya pun menjadi prioritas ke sekian dibanding orientasi pada output
untuk memenuhi keinginan pasar. Padahal, sumber daya manusia dan output saling mendukung, yang tidak dapat dipisahkan.
Persoalan lainnya yang dihadapi televisi lokal adalah ketersediaan sumber daya manusia SDM yang memiliki skill memadai atau
berkompeten di bidangnya. Banyak televisi lokal memiliki keterbatasan kompetensi sumber daya manusia. Keterbatasan ini menjadi salah satu
faktor kurangnya jaminan kualitas produksi program yang lebih baik dan memiliki nilai jual. Untuk itu televisi lokal harus semakin giat
Universitas Sumatera Utara
bekerjasama dengan banyak pihak untuk meningkatkan skill, kemampuan SDM-nya. Baik berupa peningkatan pelatihan di daerah
maupun di Jakarta, dan literasi yang menyesuaikan dengan standar kompetensi broadcaster. Didasari, untuk mewujudkan ini televisi lokal
harus merogoh kocek yang dalam mengingat jumlah tenaga yang harus diasah kemampuannya cukup banyak, namun dilaksanakan secara
bertahap. Standar peralatan broadcast aspek teknik yang dimiliki televisi lokal di beberapa daerah juga masih perlu menjadi perhatian
serius. Apalagi saat ini Indonesia sedang bersiap untuk memasuki era
digitalisasi dan konvergensi media. Teknologi tersebut harus teraplikasikan oleh penyiaran di Indonesia, tak terkecuali televisi lokal.
Untuk itu kesiapan alih teknologi ini menjadi bahan pertimbangan para pengelola televisi lokal agar nantinya dapat meningkatkan daya saingnya
kedepan. Di samping itu, kondisi alam di Indonesia dengan topografi yang beragam tentunya membuat industri televisi lokal harus bekerja
keras agar para penontonnya hingga ke pelosok daerah mampu menangkap siaran televisi lokal tersebut. Jangkauan wilayah siaran yang
terganggu akan sangat merugikan, apalagi ditambah kondisi alam di Indonesia yang sering mengalami masa gangguan cuaca dalam waktu
yang panjang. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa PadangTV
masih memerlukan tambahan di bidang SDM. Mengingat banyaknya divisi yang masih merangkap jabatan sehingga mengganggu efektivitas
dalam bekerja. Namun, PadangTV berusaha tetap mengoptimalkan jumlah SDM yang ada sehingga dapat bekerja lebih efektif. Hal ini tentu
saja berkaitan dengan manajemen keuangan di stasiun PadangTV yang memiliki keterbatasan dana sebagai salah satu televisi lokal di kota
Universitas Sumatera Utara
Padang. Dengan demikian, setiap divisi harus menyesuaikan dengan bidang pekerjaannya sesuai dengan anggaran yang tersedia.
5.1.3 MANAJEMEN KEUANGAN