Peluang Ancaman Kelemahan Kekuatan

dengan makna kedaerahan primordial kemudian melahirkan semangat lokal diberbagai bidang. Gelora semangat lokal tumbuh subur terkait dengan terbebasnya masyarakat dari pengalaman buruk sebelumnya dimasa orde baru. Selain itu semangat lokal juga dilatarbelakangi oleh gerakan membentuk budaya gobal dalam arus globalisasi. Lokalitas perlu diarahkan pada upaya merevatiliasi dan mereposisi nilai-nilai lokal, kearifan lokal serta termasuk didalamnya estetika lokal yang terkandung dalam kebudayaan daerah, yang telah luntur. Kearifan lokal tersebut dilihat dari berbagai perspektif ilmu, seperti ilmu budaya, adat istiadat, agama, sejarah, sastra dan lainnya. Berdasarkan data yang terkumpul dari stasiun PadangTV, terdapat beberapa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada pada PadangTV yang terdiri dari:

a. Peluang

Perilaku konsumen di Kota Padang umumnya konsumtif, hedonis, dan narsis; Minat audien masih ada pada media televisi lokal ini; Pemerintah lebih menyukai sosialisasi program-programnya melalui iklan maupun non-iklan di media televisi. Hal ini tentunya berkorelasi positif dengan pendapatan iklan media televisi ; Pemanfaatan teknologi yang semakin berkembang. Walauppun teknologi yang digunakan dis tasiun padangtv kurang begitu canggih dibandingkan dengan stasiun televisi swasta nasional di Jakarta dan teknologi yang digunakan kurang maksimal jumlahnya.

b. Ancaman

kurangnya kesadaran berbudaya pada coverage area Padang TV, yang tentunya berseberangan dengan visi, misi, dan tujuan Padang TV; Kondisi geografis Sumatera Barat yang berbukit-bukit, sehingga sulit Universitas Sumatera Utara bagi Padang TV untuk mengembangkan coverage area-nya; Perkembangan teknologi memberikan alternatif lain bagi masyarakat untuk memilih media lain untuk mendapatkan informasi dan hiburan ; Adanya kemungkinan persaingan yang semakin ketat di masa yang akan datang.

c. Kelemahan

Peralatan teknis yang dimiliki Padang TV masih minim; Teknologi yang dimiliki Padang TV belum maksimal dan masih minim dari standar broadcast; Kualitas gambar yang dihasilkan Padang TV belum maksimal ; Sumber daya manusia yang dimiliki sedikit dan terkadang kurang berpengalaman.

d. Kekuatan

Dengan program-program yang telah ada Padang TV telah menjadi pemimpin pasar di coverage area-nya; Padang TV memiliki program-program yang cukup menarik; Padang TV memiliki karakter yang lebih kuat di benak konsumen dibandingkan pesaing; Padang TV memiliki jam tayang yang lebih panjang; Padang TV rata-rata menayangkan program yang diproduksi sendiri; Padang TV memiliki jangkauan siaran yang cukup luas; Program Padang TV mencakup hampir semua segmen ; Stasiun televisi yang paling banyak memiliki kegiatan off air, sehingga lebih banyak berinteraksi dengan masyarakat; Tergabung dalam satu grup perusahaan yang sama dengan Padang Ekspres yang merupakan media subsitusi dalam industri ini. Berdasarkan hasil penelitian dengan mewawancarai beberapa informan di stasiun PadangTV. Peneliti membuat model mengenai manajemen yang terjadi di stasiun PadangTV dalam memproduksi program acara dengan menggunakan model manajemen kinerja menurut Armstrong dan Baron 1998 dalam Amir,2011:89 sebagai panduan Universitas Sumatera Utara dalam menjelaskan manajemen kinerja yang terjadi di stasiun PadangTV. Model menurut Armstrong dan Baron 1998 mengatakan bahwa ada urutan manajemen kinerja yang terdiri dari Misi Organisasi dan Tujuan Strategis; Rencana dan Tujuan Bisnis dan Departemen; Kesepakatan Kinerja Performance ContractKontrak Kinerja dan Pengembangan; Rencana Kinerja dan Pengembangan; Tindakan Kerja dan Pengembangan; Monitoring dan Umpan Balik berkelanjutan; Review Formal dan Umpan Balik; Penilaian Kinerja Menyeluruh. Pada visi dan misi serta tujuan strategi yang ada pada stasiun PadangTV menjadi acuan dalam merencanakan kearah tujuan kinerja dari tiap-tiap departemen atau divisi dalam bekerja yang telah disusun dalam jobs description kinerja karyawan PadangTV untuk mampu bekerja dengan baik, mengembangkan keterampilan, kompetensi, mengevaluasi kerja dan juga manajer dapat memberikan dukungan dan bimbingan agar mencapai hasil yang diharapkan oleh stasiun PadangTV. Model menurut Armstrong dan Baron 1998 mengenai manajemen kinerja tersebut, peneliti bisa mengambil langkah dalam membuat model tahapan manajemen di stasiun PadangTV dalam memproduksi program acara lokal yang terdiri dari yaitu praproduksi program televisi, yang ada hambatan pada tahap ini seperti sdm dari PadangTV yang kurang, narasumber yang sulit untuk ditemui dan malu, cuaca buruk dan peralatan yang digunakan sedikit, pada tahap produksi program acara juga mengalamai hambatan seperti sinyal yang buruk, topografi siaran yang luas yang menyebabkan tidak diterimanya siaran program acara PadangTV untuk daerah terpencil yang belum bisa dijangkau oleh stasiun PadangTV karena belum adanya teknologi yang baik dan memadai seperti yang digunakan pada stasiun televisi nasional di Jakarta. Dan pada tahap ini adanya peraturan pemerintah seperti Universitas Sumatera Utara regulasi penyiaran, UU No.32 Tahun 2002, dan P3SPS yang selalu menjadi arahan, panduan dalam membuat siaran program acara televisi di stasiun PadangTV. Tahap selanjutnya, yaitu pasca produksi program televisi yang menjadi tahap akhir dalam produksi program yang dijuga melakukan evaluasi program acara yang dilakukan oleh kru PadangTV, dan tiap-tiap divisi atau manajer dalam memproduksi program acara agar tidak terjadi pengulangan kesalahan pada tahap praproduksi program televisi dan tahap produksi program televisi. Semua proses atau tahap dan hambatan tersebut selalu menjadi tanggung jawab tiap-tiap manajer dan GM stasiun Padang TV dalam memproduksi program acara yang bermuatan lokal agar program acara yang bermuatan lokal sampai diterima oleh masyarakat Sumatera Barat. Berdasarkan hasil penelitian tersebut peneliti membuat model manajemen distasiun Penyiaran televisi dalam memproduksi program acara lokal yaitu: Universitas Sumatera Utara Model Manajemen di Stasiun Penyiaran Televisi dalam Memproduksi Program Acara Lokal Hambatan pada sdm, teknik, narasumber dan cuaca Pra Produksi Program televisi Produksi program televisi Pasca produksi program televisi Hambatan seperti sinyal, jangkauan topografi siaran yang luas dan teknologi Peraturan Pemerintah tentang televisi yaitu regulasi penyiaran, UU No.32 tahun 2002, P3SPS Tiap divisi atau manajer dan GM di stasiun penyiaran TV selalu merencanakan, mengendalikan, mengkoordinir, melaporkan, mengevaluasi, tiap keadaan dalam memproduksi program acara bermuatan lokal sampai diterima oleh masyarakat. Evaluasi program acara yang dilakukan oleh kru Televisi Universitas Sumatera Utara

BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tersebut, maka peneliti menarik kesimpulan yaitu sebagai berikut: 1. Peran manajer untuk tiap divisi sangat penting. Terutama manajer program dan produksi karena kekuatan televisi lokal seperti PadangTV ini adalah pada program-program lokalnya yang menarik dan memang menjawab kebutuhan masyarakat Sumatera Barat tentang informasi atau berita seputar masalah lokal yang ada di beberapa daerah di Sumatera Barat. PadangTV selama ini telah berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan tayangan lokal terbaiknya. Hampir 60 program yang disiarkan oleh stasiun PadangTV berisi tayangan lokal. Hal ini pulalah yang membedakan PadangTV dan televisi lokal lainnya yang ada di kota Padang seperti MinangTV, Favorit TV FaTV dan TVRI Sumbar. Tayangan lokal pada PadangTV betul-betul mengangkat budaya lokal yang ada di Sumatera Barat. 2. Ada beberapa hambatan di stasiun PadangTV dalam memanajemani produksi program acara yaitu beberapa pekerjaan masih membuat para pekerjanya merangkap beberapa posisi. Misalnya, satu produser dapat memproduseri beberapa program acara. Contoh lainnya, lighting man, soundman, cameraman merangkap untuk beberapa program acara hal ini dikarenakan kurangnya tenaga kerja di stasiun PadangTV, sedangkan pada saat peliputan, mengalami beberapa hambatan diantaranya narasumber yang sulit dijumpai batal untuk bertemu, narasumber seperti masyarakat yang terkadang merasa malu untuk diwawancarai dan faktor kendala cuaca serta jangkauan Universitas Sumatera Utara