12
individu. Hasil belajar psikomotorik merupakan keterampilan yang mengarah kepada pembangunan kemampuan mental fisik dan sosial
pada siswa. Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar dan kreativitasnya. Tujuan aspek psikomotorik berhubungan
dengan keterampilan motorik. Dari beberapa uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa
dalam proses belajar mengajar membutuhkan pengukuran ranah kognitif, afektif dan psikomotorik, sehingga dapat melihat nilai yang
didapat oleh siswa tersebut. Ketiga ranah tersebut juga sangat penting untuk diketahui dalam proses belajar mengajar. Fungsinya adalah
untuk mengetahui sejauh mana siswa mampu mengaplikasikan apa yang telah didapat dalam proses pembelajaran.
B. Kegiatan Ekstrakurikuler
Menurut Sudjana 2010:39 kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu
pengembanagan siswa sesuai dengan kebutuhan, potensi, dan minat bakat mereka. Sementara menurut Jamalus 1981:90 mengungkapkan bahwa
esktrakurikuler di bidang kesenian adalah untuk memupuk rasa seni pada tingkat tertentu dalam diri tiap siswa melalui perkembangan kesadaran musik,
tanggapan terhadap musik, kemampuan mengungkapkan dirinya melalui musik.
13
Dari beberapa pendapat tersebur dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah suatu wadah untuk mengembangkan minat
bakat, dan daya kreativitas siswa. Kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan di luar jam pelajaran terjadwal atau pelajaran yang telah ditentukan tatap
muka di dalam kelas dan dilaksanakan di lingkungan sekolah dengan diorientasikan untuk memperluas wawasan pengetahuan dan keilmuan serta
meningkatkan kemampuan tentang sesuatu yang telah dipelajari dalam bidang studi tertentu.
C. Pengertian Paduan Suara
Menurut Kodijat 1992:94 paduan suara adalah kesatuan sejumlah penyanyi dari beberapa jenis suara yang berbeda berupaya memadukan
suaranya di bawah pimpinan seorang dirigen. Sementara itu menurut Jamalus 1981:95
“paduan suara merupakan nyanyian bersama dalam beberapa suara yang biasanya dibagi dalam empat suara, tiga suara, dan paling sedikit dua
suara ”, sedangkan menurut Pramayuda, 2010:63 paduan suara adalah
penyajian musik vokal yang terdiri atas 15 orang atau lebih yang memdukan berbagai warna suara menjadi kesatuan yang utuh dan dapat menampakkan
jiwa lagu yang dibawakan. Jadi, dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
paduan suara merupakan kegiatan bernyanyi secara bersama-sama yang di bagi ke dalam beberapa suara, paling sedikit dua suara yang memadukan suaranya
untuk membentuk suara yang padu dan dipimpin oleh seorang dirigen. Dalam paduan suara hal yang perlu diperhatikan adalah adanya ketercapaian
14
perpaduan suara yang mencakup berbagai karakter, baik warna suara, jiwa, daya, ekspresi, minat dan bahkan daya intelektualitas yang berbeda-beda.
Menurut Sitompul 1988:1, suatu paduan suara merupakan himpunan dari sejumlah penyanyi yang dikelompok-kelompokkan menurut jenis
suaranya, yaitu sopran, alto, tenor dan bas. Gambar 1 menunjukkan register vokal suara manusia.
Gambar 1. Register Vokal Suara Manusia 1. Teknik Vokal
Menurut Jamalus 1988:49 dasar-dasar teknik vokal dalam bernyanyi yang perlu diperhatikan adalah artikulasi, intonasi, dan pernafasan. Secara
rinci dijalaskan sebagai berikut : a Artikulasi
Artikulasi merupakan teknik yang berkaitan dengan pelafalan atau pengucapan kata-kata syair dalam lagu. Artikulasi adalah dasar ucapan
bunyi bahasa yang terjadi di dalam mulut, dalam bernyanyi harus jelas, Jamalus 1988:55. Jadi artikulasi yang baik akan membantu penyanyi
untuk menghasilkan suara yang baik dan jernih saat bernyanyi. Ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam artikulasi, yaitu huruf vokal huruf
hidup, huruf konsonan huruf mati, dan diftong dua huruf vokal yang diucapkan dalam satu kesatuan waktu. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
15
artikulasi adalah cara mengucapkan kata-kata dalam bernyanyi sehingga mampu menciptakan atau membentuk suara yang jelas, nyaring, bahkan
supaya suara yang dihasilkan menjadi indah. b Intonasi
Intonasi berkaitan dengan kemampuan seorang penyanyi untuk membunyikan nada dengan tepat, dengan kata lain intonasi adalah
ketepatan membidik nada dalam bernyanyi, Ali 2006:51. Seorang penyanyi harus bisa menyanyikan nada-nada yang terangkai pada sebuah
lagu dengan intonasi yang baik. Intonasi dapat dipengaruhi oleh pernafasan serta pendengaran kita saat bernyanyi. Pendengaran kita harus
dilatih agar lebih sensitif terhadap tinggi rendahnya nada, baik nada tinggi high pitch maupun nada rendah low pitch.
Menurut Prier 2011:41 terdapat 11 alasan mengapa nada-nada dinyanyikan kurang tepat, yaitu 1 suasana bernyanyi terlalu
tegang, 2 konsentrasi dalam bernyanyi kurang, 3 para penyanyi kehabisan nafas, 4 nada yang diulang atau ditahan melelahkan,
5 para penyanyi kurang peka akan keselarasan dalam gabungan suara, 6 kurang mahir dalam membidik lompatan nada, 7 nada-
nada pada batas wilayah suara sulit dikuasai, 8 nada-nada pada batas wilayah suara sulit dinyanyikan, 9 huruf-huruf dengan
warna gelap dan terang mempengaruhi tinggi nada, 10 kecenderungan mengikuti tangganada lain, dan 11 tergelincir
waktu mengayunkan nada.
c Pernafasan Sitompul 1988:17 menjelaskan bahwa pernafasan adalah aktivitas
otot-otot pernafasan secara otomatis udara masuk ke dalam atau keluar dari paru-paru. Pernafasan sangat penting dalam bernyanyi. Seorang
penyanyi harus melatih teknik pernafasan agar pada saat bernyanyi dapat
16
menghasilkan nafas yang panjang. Apabila nafas terlalu pendek maka akan mempengaruhi frasering atau pemenggalan kalimat. Ada tiga jenis
pernafasan dalam bernyanyi, yaitu pernafasan bahu, perndafasan dada, dan pernafasan diafragma. Secara rinci ketiga macam pernafasan
dijelaskan sebagai berikut : 1 Pernafasan Bahu
Pernafasan ini mengambil nafas dengan cara mengembangkan bagian atas paru-paru, sehingga mendesak bahu menjadi terangkat ke
aras, Prier 1992:9. 2 Pernafasan Dada
Pernafasan dada adalah pernafasan dengan cara nafas sepenuhnya dimasukkan dalam paru-paru, Jamalus 1988:51. Pada
saat bernafas dengan pernafasan dada maka dada membusung ketika menrik nafas. Kelemahan pernafasan tersebut adalah paru-aru cepat
lelah, serta rongga dada tidak cukup besar menampung udara yang banyak. Jadi pernafasan dada tidak efektif digunakan saat bernyanyi
karena udara yang ditampung sedikit sehingga tidak dapat maksimal saat bernyanyi.
3 Pernafasan Diafragma Menurut Jamalus 1988:52 pada pernafasan diafragma bagian
yang mengembang ketika menarik nafas adalah sekitar diafragma samping dan punggung. Diafragma adalah sekat antara rongga dada
dan rongga perut. Pernafasan diafragma dilakukan dengan cara
17
mengatur sekat diafragma. Pernafasan ini sangat dianjurkan untuk bernyanyi karena rongga udara yang digunakan lebih besar sehingga
udara ditampung lebih banyak. Dari ketiga jenis pernafasan tersebut, pernafasan diafragma
adalah pernafasan yang paling baik dalam benyanyi. Namun tidak semua orang dapat bernyanyi menggunakan nafas diafragma. Untuk
itu pernafasan diafragma seharusnya dilatih dengan teratur sehingga dapat membantu pada saat bernyanyi.
d Frasering Frasering adalah aturan pemenggalan kalimat musik menjadi
bagian yang lebih pendek, akan tetapi memiliki kesatuan arti yang utuh, Prier 1992:69. Frasering memudahkan kita memberikan tanda-tanda
dimana kita mengatur nafas dalam bernyanyi. Tujuan dari frasering adalah agar pemenggalan kalimat musik lebih tepat dan benar sesuai
dengan isi kalimat. Frasering dapat terbentuk jika kita bernyanyi dengan baik dan aturan pemenggalan kalimatnya mudah dimengerti, sehingga
pesan dari lagu tersebut dapat diterima dan dimengerti oleh pendengar. e Ekspresi
Eskpresi sering diartikan sebagai penjiwaan lagu. Hal ini ditekankan pada kemampuan penyanyi dalam menyesuaikan isi dan jiwa
lagu sesuai dengan kehendak pencipta. Jamalus 1988:38 menyatakan bahwa :
18
Ekspresi dalam musik adalah ungkapan pikiran dan perasaan yang mencakup semua nuansa dari tempo, dinamik, dan warna suara dari
unsur-unsur pokok musik dalam pengelompokkan frase yang diwujudkan oleh seniman musikpenyanyi, disampaikan pada
pendengarnya.
Jadi, dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa ekspresi merupakan pernyataan perasaan yang mencakup dinamik, tempo dan
warna suara yang disampaikan penyanyi kepada pendengarnya.
2. Bernyanyi dalam Paduan Suara
Menurut Simanungkalit 2008:68 suara yang dihasilkan dari paduan suara merupakan bunyi yang serempak dari banyak anggota paduan
suara. Untuk itu pada saat latihan harus memperhatikan beberapa hal, antara lain: 1 balance, 2 blending, 3 sonoritas. Secara lebih rinci ketiganya
dijelaskan sebagai berikut : 1 Balance Keseimbangan
Dalam suatu paduan suara harus ada keseimbangan antara suara Sopran, Alto, Tenor, dan Bass, Prier 2014:15. Keseimbangan ini
untuk menghindari adanya kelompok suara yang mendominasi suara dalam lagu yang sedang dinyanyikan. Keseimbangan ini bisa
meliputi kekuatan suara, irama, dan sebagainya.
2 Blending Keterpaduan Dalam paduan suara yang paling utama adalah suara yang
menyatupadu. Untuk mencapai ini, yang perlu diperhatikan adalah tinggi nada, timbre warna suara, pengendalian vibrasi, dan
dinamika lagu.
3 Sonoritas Kenyaringan dan Kemerduan Suara Suara yang sonor akan mempengaruhi ketepatan nada. Sonoritas
dalam paduan suara merupakan perpaduan kualitas suara dengan membunyikan suara yang beningjernih dan merdu.
19
Jadi, bernyanyi dalam paduan suara harus memperhatikan beberapa hal tersebut, supaya paduan suara terlihat padu dan kompak. Selain hal
tersebut kerjasama dan kekompakan merupakan hal yang tidak kalah penting untuk diperhatikan. Jika kualitas suara sudah terlihat baik namun
belum ada kerjasama maka paduan suara tersebut menjadi tidak terarah, karena mereka berjalan sendiri-sendiri sesuai kemauan mereka.
D. Media Pembelajaran Audio