4
materi pembelajaran. Keterbatasan guru bidang studi seni musik dalam menyampaikan materi dikarenakan guru tidak mengetahui bagaimana
menggunakan media pembelajaran yang menarik untuk siswa. Dari uraian tersebut, perlu dilakukan suatu upaya guna memperbaiki
proses pembelajaran ekstrakurikuler paduan suara salah satunya dengan menggunakan media audil di SMPN 2 Gamping. Dengan diterapkannya media
audio diharapkan dapat menarik perhatian siswa agar dapat berlatih secara aktif serta tidak terjadi kejenuhan dalam proses pembelajaran.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut,
maka dapat diidentifikasi permasalahannya sebagai berikut :
1. Guru kurang bervariasi menggunakan media untuk menyampaikan materi pembelajaran ekstrakurikuler paduan suara.
2. Dalam proses pembelajaran siswa kurang terlibat aktif karena merasa jenuh dan bosan.
3. Pembelajaran masih bersifat satu arah yang berpusat pada guru. 4. Guru enggan menggunakan media yang dapat menarik siswa dalam belajar
dan berlatih karena keterbatasan pengalaman menggunakan media komputer.
5. Suasana pembelajaran masih kurang kondusif.
5
C. Batasan Masalah
Mengingat banyaknya permasalahan yang ada, maka penelitian ini hanya dibatasi pada permasalahan belum digunakannya media yang dapat
menarik siswa dalam belajar dan berlatih secara maksimal, sehingga perlu suatu upaya yang dilakukan guna meningkatkan hasil belajar paduan suara
siswa di SMPN 2 Gamping.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah tersebut, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : Bagaimanakah upaya peningkatkan hasil belajar paduan suara
siswa melalui penggunaan media audio di SMPN 2 Gamping?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar paduan suara menggunakan media
audio di SMPN 2 Gamping.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, baik secara teoretis maupun praktis.
1. Manfaat Teoretis Hasil penelitian diharapkan dapat menambah perbendaharaan model
pembelajaran di SMPN 2 Gamping, untuk meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran untuk mengoptimalkan
pengetahuan juga keterampilan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler paduan suara dapat tercapai.
6
2. Secara Praktis a. Bagi Siswa
Dapat memotivasi siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler paduan suara serta dapat meningkatkan hasil belajar paduan suara siswa.
b. Bagi Guru Sebagai sarana guru dalam mengembangkan dan meningkatkan cara
mengajar yang baik, dengan menggunakan media yang tepat dan menarik untuk siswa dalam pembelajaran ekstrakurikuler paduan suara, sehingga
hasil pembelajaran sesuai dengan yang diinginkan. c. Bagi Kepala Sekolah
Untuk menilai loyalitas dan kemampuan guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah.
7
BAB II KAJIAN TEORI
A. Hakikat Hasil Belajar
Dalam kehidupan manusia belajar dimulai sejak manusia lahir sampai akhir hayat hidupnya. Menurut Baharuddin dan Wahyuni 2010:11 belajar
merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan, dan sikap. Sementara itu, menurut Witherington dalam
Aunurrahman, 2012:35 belajar adalah suatu perubahan dalam diri manusia berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, dan kepribadian. Selanjutnya menurut
Suyono dan Hariyanto 2014:9 belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki
perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian. Kemampuan manusia untuk belajar merupakan karakteristik penting
yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Belajar merupakan aktivitas yang selalu dilakukan sepanjang hayat manusia, bahkan tiada hari
tanpa belajar. Dengan demikian, belajar tidak hanya dipahami sebagai aktivitas yang dilakukan oleh pelajar saja. Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan
seseorang untuk mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihan- pelatihan atau pengalaman-pengalaman. Dengan demikian, belajar dapat
membawa perubahan bagi si pelaku, baik perubahan pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Dengan perubahan-perubahan tersebut, tentunya si
pelaku juga akan terbantu dalam memecahkan permasalahan hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
8
Dari pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan dengan sengaja dalam keadaan sadar
untuk memperoleh suatu pemahaman, keterampilan atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan terjadinya perubahan perilaku pada seseorang yang
relatif tetap, baik dalam berfikir, merasa, maupun dalam bertindak. Pembelajaran yang efektif ditandai dengan terjadinya proses belajar dalam diri
siswa. Oleh sebab itu, melalui proses pembelajaran, guru harus berupaya secara optimal menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa terdorong untuk
berperan aktif sebagai wujud nyata terjadinya proses belajar.
1. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Hamalik 2011:30 hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada oarng tersebut,
misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Oleh karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari
seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Hasil belajar sangat berkaitan dengan
pencapaian dalam memperoleh kemampuan sesuai dengan tujuan khusus yang direncanakan. Sementara menurut Sudjana 2010:22 hasil belajar
merupakan perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar yang dimaksud
yaitu hasil yang diperoleh siswa dari proses belajar yang dilaksanakan oleh siswa.
9
Dari beberapa pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Seseorang yang
berhasil dalam kegiatan belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan pembelajarannya. Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang
bertujuan untuk mendapatkan pembuktian yang akan menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajarannya.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar sebagai salah satu indikator pencapaian tujuan pembelajaran di kelas tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi
hasil belajar itu sendiri. Dalyono 2009:48 mengemukakan bahwa hasil belajar yang dicapai siswa merupakan interaksi antara berbagai faktor yang
mempengaruhi, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Secara rinci kedua faktor tersebut diuraikan sebagai berikut :
1 Faktor internal meliputi fisiologis dan psikologis. Faktor fisiologis meliputi kondisi jasmani, serat kondisi mata dan telinga. Kondisi
jasmani menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi- sendinya. Kondisi jasmani mempengaruhi semangat dan intensitas
peserta didik dalam mengikuti pelajaran. Kondisi-kondisi organ khusus siswa seperti indera penglihatan dan indera pendengaran
sangat mempengaruhi kemampua siswa dalam menyerap informasi pengetahuan yang disajikan di kelas. Sedangkan faktor psikologis
meliputi tingkat kecerdasan, minat bakat, motivasi, dan sikap siswa.
10
2 Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar siswa yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.
Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Keluarga yang morat-marit keadaan ekonominya, peetengkaran
suami istri, perhatian orang tua yang kurang terhadap anaknya, serta kebiasaan sehari-hari berperilaku yang kurang baik dari orang tua
dalam kehidupan sehari-hari berpengaruh dalam hasil siswa.
Kualitas pengajaran di sekolah sangat ditentukan oleh guru, sebagaimana dikemukakan oleh Sanjaya 2009:13, bahwa guru merupakan komponen
yang sangat menentukan dalam implementasi suatu strategi pembelajaran. Berdasarkan pendapat tersebut dapat ditegaskan bahwa salah satu
faktor eksternal yang sangat berperan mempengaruhi hasil belajar siswa adalah guru. Guru dalam proses pembelajaran memegang peranan sangat
penting untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran. Peran guru tidak dapat digantikan oleh perangkat lain seperti televisi, radio dan komputer. Hal ini
dikarenakan, siswa adalah organisme yang sedang berkembang yang memerlukan bimbingan dan arahan dari orang dewasa.
3. Tipe Hasil Belajar
Menurut Bloom dalam Thobroni dan Arif, 2013:23 hasil belajar diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Secara rinci ketiga tipe tersebut diuraikan sebagai berikut :
a Tipe Hasil Belajar Kognitif
Hasil belajar kognitif menurut Bloom dalam Thobroni dan Arif, 2013:23 diartikan sebagai kemampuan siswa menyerap arti dari
materi atau bahan yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar, aspek kognitif inilah yang paling menonjol dan bisa dilihat langsung
11
melalui evaluasi. Evaluasi dapat dilaksanakan dengan mengadakan berbagai macam tes, baik secara lisan maupun tulisan. Dalam
pembelajaran, umumnya tes diselenggarakan dalam berbagai bentuk ulangan, baik ulangan harian, ulangan semester maupun ulangan
umum.
b Hasil Belajar Afektif
Menurut Harvey dan Smith dalam Uno, 2012:61-62 mendefinisikan hasil belalajar afektif sebagai kesiapan merespon
secara konsisten dalam bentuk posistif atau negatif terhadap objek atau situasi yang dipelajari. Menurut Warsono dan Hariyanto
2012:64 struktur sikap terdiri atas tiga komponen yang saling menunjang, yaitu komponen kognitif, afektif dan konatif. Komponen
kognitif merupakan bagian sikap siswa yang timbul berdasarkan kepercayaan maupun keyakinannya terhadap objek; komponen afektif,
yaitu perasaan yang menyangkut emosional yang timbul berdasarkan apa yang dirasakan siswa terhadap objek, dan komponen konatif
adalah aspek kecenderungan berperilaku sesuai dengan sikap yang dimiliki seseorang.
c Tipe Hasil Belajar Psikomotorik
Aspek psikomotorik
merupakan hasil
belajar yang
pencapaiannya melibatkan otot dan kekuatan fisik, Widoyoko 2014:44. Hasil belajar dalam ranah psikomotorik tampak dalam
keterampilan-keterampilan skills
dan kemampuan
bertindak
12
individu. Hasil belajar psikomotorik merupakan keterampilan yang mengarah kepada pembangunan kemampuan mental fisik dan sosial
pada siswa. Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar dan kreativitasnya. Tujuan aspek psikomotorik berhubungan
dengan keterampilan motorik. Dari beberapa uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa
dalam proses belajar mengajar membutuhkan pengukuran ranah kognitif, afektif dan psikomotorik, sehingga dapat melihat nilai yang
didapat oleh siswa tersebut. Ketiga ranah tersebut juga sangat penting untuk diketahui dalam proses belajar mengajar. Fungsinya adalah
untuk mengetahui sejauh mana siswa mampu mengaplikasikan apa yang telah didapat dalam proses pembelajaran.
B. Kegiatan Ekstrakurikuler