90
B. Pembahasan
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan selama dua siklus, penerapan model pembelajaran Creative Problem Solving ini dapat
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Hal tersebut dibuktikan dengan data hasil observasi keaktifan siswa dan tes yang dilaksanakan selama
penelitian. Berdasarkan data tersebut keaktifan siswa yang awalnya rendah mengalami peningkatan dengan rata-rata peningkatan pada pertemuan terakhir
mencapai 88,06. Peningkatan rata-rata semua indikator keaktifan siswa tersebut dapat dilihat pada Gambar 29 di bawah ini.
Gambar 29. Peningkatan Keaktifan Siswa pada Siklus I – II
Berdasarkan Gambar 29 di atas, nampak di setiap pertemuan keaktifan siswa di beberapa indikator terus mengalami peningkatan. Kriteria keberhasilan
yang ditetapkan pada keaktifan siswa yaitu sekurang-kurangnya 80,00. Sedangkan untuk hasil belajar siswa datanya diperoleh dari hasil tes yang
dilaksanakan selama penelitian. Berdasarkan data tersebut, hasil belajar siswa juga dapat ditingkatkan dengan penerapan model pembelajaran Creative
Problem Solving. Hal tersebut dibuktikan dengan perolehan hasil tes siswa yang mana pada pretest siklus I, nilai rata-rata hasil belajar siswa hanya mencapai
0.00 10.00
20.00 30.00
40.00 50.00
60.00 70.00
80.00 90.00
100.00
Siklus I Siklus II
P e
rs e
n ta
se
Pertemuan Pertama Pertemuan Kedua
Pertemuan Ketiga
91 57,42 kemudian meningkat pada posttest siklus I dengan rata-rata mencapai
63,61. Pada pretest siklus II walaupun tingkat kesulitan soalnya berbeda dengan silkus I, hasil belajar siswa tetap mengalami peningkatan dari hasil sebelumnya
dengan rata-rata sebesar 79,23. Pada pertemuan terakhir hasil dari posttest yang dilaksanakan semakin meningkat dan mencapai kriteria keberhasilan yang
ditetapkan dengan rata-rata nilai 84,39. Perolehan hasil tersebut telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum KKM yang diterapkan pada mata pelajaran
Pengendali Magnetik ini yaitu sebesar 70,00. Peningkatan nilai rata-rata pretest dan posttest tersebut dapat di lihat pada Gambar 30 di bawah ini.
Gambar 30. Peningkatan Nilai Rata-rata Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II Berdasarkan hasil tes yang dilaksanakan dalam penelitian, jumlah siswa
yang memperoleh nilai pretest dan posttest lulus sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimum KKM juga mengalami peningkatan. Jumlah siswa lulus
pada pretest siklus I sebanyak 6 orang. Pada posttest siklus I meningkat dengan jumlah siswa yang lulus sebanyak 9 orang. Jumlah siswa yang memperoleh nilai
lulus sesuai Kriteria Ketuntasan Minimum KKM pada pretest siklus II sebanyak 24 orang dan pada pelaksanaan posttest siklus II siswa yang memperoleh nilai
lulus sesuai Kriteria Ketuntasan Minimum KKM semakin meningkat menjadi 27
57.42 79.23
63.61 84.39
0.00 10.00
20.00 30.00
40.00 50.00
60.00 70.00
80.00 90.00
Siklus I Siklus II
N il
a i
Pretest Posttest
92 orang. Grafik peningkatan jumlah siswa yang memperoleh nilai pretest dan
posttest lulus sesuai Kriteria Ketuntasan Minimum KKM 70,00 dapat di lihat pada Gambar 31 di bawah ini.
Gambar 31. Jumlah Siswa yang Memperoleh Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II
Peningkatan hasil belajar tersebut dikarenakan penerapan model pembelajaran Creative Problem Solving sangat tepat dan dapat membuat
suasana pembelajaran semakin menyenangkan dan lebih motivasi siswa serta membuat semangat belajar siswa semakin meningkat dengan adanya pemberian
penghargaan kepada siswa yang memperoleh nilai terbaik.
6 24
9 27
5 10
15 20
25 30
Siklus I Siklus II
B a
n y
a kn
y a
S is
w a
y a
n g
lu lu
s
Pretest ≥ 70,00 Posttest ≥ 70,00
93
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.
1. Dengan penerapan model pembelajaran Creative Problem Solving telah dapat meningkatkan keaktifan siswa SMK Negeri 3 Yogyakarta pada mata
pelajaran Pengendali Magnetik dari kategori kurang aktif menjadi sangat aktif dengan persentase keaktifan sebesar 88,06.
2. Dengan penerapan model pembelajaran Creative Problem Solving selain berdampak pada peningkatan keaktifan siswa, model pembelajaran ini juga
telah dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 84,39 dari nilai Kriteria Ketuntasan Minimum KKM yang telah
ditetapkan yaitu sebesar 70,00.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, penelitian ini dapat memberikan dampak positif atau implikasi bagi beberapa pihak, antara lain
sebagai berikut. 1. Dengan penerapan model pembelajaran Creative Problem Solving siswa
termotivasi untuk lebih aktif, giat belajar dan meningkatkan kemampuan hasil belajarnya.
2. Dengan penerapan model pembelajaran Creative Problem Solving Guru dapat mengembangkan atau menerapkan metode pembelajaran kooperatif.