30 pengamatan saat pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar
observasi penelitian.
b. Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pengendali Magnetik
Berdasarkan penjelasan yang telah dijelaskan di atas, maka dalam penelitian ini yang dimaksud dengan hasil belajar mata pelajaran Pengendali
Magnetik adalah skor yang diperoleh siswa setelah melalui tes mengenai sejumlah materi pelajaran Pengendali Magnetik setelah dilakukan pembelajaran.
Pembuatan dan penyusunan tes dilakukan oleh peneliti dan guru mata pelajaran. Sedangkan penskoran hasil tes dilakukan oleh peneliti dengan pengawasan guru
mata pelajaran.
B. Penelitian Yang Relevan
Berbagai penelitian telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas dalam
pembelajaran diantaranya yaitu.
Penelitian yang dilakukan oleh Fery Joko Susilo 2010 yang berjudul “Penerapan Metode Pembelajaran Creative Problem Solving dengan
Menggunakan Alat Peraga untuk Meningkatkan Keberanian Siswa Mengerjakan Soal-Soal Latihan di Depan Kelas PTK pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3
Colomadu Tahun Ajaran 20092010”. Dalam penelitian tersebut hasil yang didapat adalah keberanian siswa meningkat meliputi aspek: a siswa yang
menanyakan materi yang belum jelas sebelum tindakan 17,5, setelah tindakan 60, b siswa yang menjawab pertanyaan dari guru atau siswa lain
sebelum tindakan 3, sesudah tindakan 55, c siswa yang mengemukakan ide atau gagasan sebelum tindakan 20, sesudah tindakan 52,5, d siswa
yang mengerjakan soal latihan di depan kelas sebelum tindakan 12,5
31 sesudah tindakan 50, 2 prestasi belajar siswa meningkat, sebelum tindakan
sebesar 23 siswa 57,5 memiliki nilai ≥ 65 dan diakhir tindakan 32 siswa 8
0 siswa memiliki nilai ≥ 65. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penggunaan pendekatan Creative Problem Solving dengan menggunakan alat peraga dapat
meningkatkan keberanian dan prestasi belajar matematika siswa. Persamaan dengan penelitian yang dilakukan adalah sama-sama memberikan tindakan
dengan model Creative Problem Solving dan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas. Sedangkan yang berbeda adalah variabel penelitiannya dan alat atau
media yang digunakan dalam pembelajaran. Penelitian yang dilakukan oleh Valensia Ika Kusumaningrum 2009,
yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Jurusan Multimedia Kelas X Semester 1 SMK
Negeri 1 Blora pada Materi Pokok Membuat Program Macromedia Flash ”. Hasil
penelitian diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I adalah 75,5, siklus II 83,0, dan meningkat pada siklus III yakni 91,0 . Prosentase ketuntasan
hasil belajar siswa pada siklus I adalah 73,53 siklus II 94,12, meningkat siklus III yaitu 97,06. Saat presentasi nilai rata-rata kelas adalah 83,73
Sedangkan prosentase keaktifan siswa pada akhir siklus I adalah 75, siklus II 80,56, siklus III 88,89 dan siklus IV menjadi 91,67. Berdasarkan hasil
penelitian dapat disimpulkan Creative Problem Solving dapat meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa melalui tahapan-tahapan yang terdapat dalam
proses pembelajarannya. Model pembelajaran ini dapat lebih optimal lagi dalam meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa bila diikuti dengan pengelolaan
kelas yang baik oleh guru dan perencanaan pembelajaran yang matang. Persamaan dengan penelitian yang dilakukan adalah sama-sama memberikan
32 tindakan dengan model Creative Problem Solving untuk meningkatkan prestasi
belajar dan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas. Sedangkan yang berbeda adalah variabel penelitiannya.
Penelitian yang dilakukan oleh Evita Dewi 2006 yang berjudul “Penerapan Pendekatan Creative Problem Solving dalam Pembelajaran
Matematika untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP”. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pembelajaran matematika dengan
menggunakan pendekatan Creative Problem Solving dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif lebih baik dibandingkan pembelajaran matematika
dengan pendekatan biasa. Siswa menjadi lebih aktif dan menyukai matematika. Berdasarkan hasil angket, sebesar 66,7 siswa mengatakan merasa senang
belajar matematika dengan pendekatan Creative Problem Solving. Persamaan dengan penelitian yang dilakukan adalah sama-sama memberikan tindakan
dengan model Creative Problem Solving untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas. Sedangkan yang
berbeda adalah mata pelajaran yang disampaikan dan peserta didiknya. Berdasarkan tiga penelitian tersebut di atas, penelitian ini hampir sama
dengan penelitian yang dilakukan oleh Valensia Ika Kusumaningrum akan tetapi dalam penelitian ini tidak hanya hasil belajar saja yang diamati dan diukur
melainkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran juga turut diteliti. Penelitian ini dilakukan dalam kelas dengan hasil belajar yang banyak belum
memenuhi kriteria ketuntasan minimum serta tingkat keaktifan siswa yang masih rendah.
33
C. Kerangka Pikir