64 Nama
: MF Usia
: 11 tahun Jenis Kelamin
: Laki-laki Agama
: Islam Alamat
: Yogyakarta b. Karakteristik Subjek
Subjek merupakan siswa autis yang sedang menempuh pendidikannya di SLB Autisma Dian Amanah Yogyakarta jenjang SDLB kelas V. Sesuai
dengan teori bahwa anak autis mengalami gangguan perkembangan meliputi gangguan perilaku, interaksi sosial dan bahasa dalam hal ini subjek juga
mengalaminya. Subjek mengalami permasalahan dalam hal komunikasi, perilaku yang berulang, serta interaksi sosialnya. Subjek belum mampu
berkomunikasi secara verbal. Untuk berkomunikasi dengan guru kelas, subjek menggunakan isyarat-isyarat tertentu misalnya dengan cara menarik
tangan gurunya sambil mengatakan “AHH”. Perilaku hand flapping juga sering muncul saat peneliti melakukan penelitian terhadap subjek.
Dalam aspek interaksi sosial, siswa juga mengalamai hambatan untuk berteman atau berhubungan baik dengan teman dan orang disekitarnya.
Belum ada inisiatif dari siswa untuk menjalin hubungan dan berinteraksi dengan orang-orang disekitarnya. Interaksi interaksi sosial terjalin apabila
guru melakukan stimulus-stimulus sehingga direspon oleh siswa. Secara fisik, subjek terlihat seperti anak pada umumnya, dengan usia 11
tahun, anak memiliki tubuh yang kecil dan tinggi. Subjek tidak memiliki
65 cacat fisik. Kemampuan motorik kasar anak sudah cukup baik, dalam hal
berlari sangat lincah. Sedangkan kemampuan koordinasi motorik halus belum baik. Hal itu dapat dilihat pada saat observasi dan berdasarkan
keterangan dari guru. Dalam hal mewarnai anak belum mampu mewarnai dengan rapi. Dalam hal kemandirian di sekolah, subjek sudah mampu makan
sendiri, mampu mencuci tempat makannya, mampu menyapu dengan instruksi guru, namun belum mampu mandi dengan baik. Materi
pembelajaran yang diberikan kepada subjek selain akademik adalah melatih kemandirian yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari seperti berpakaian
sendiri, mandi sendiri, dan aktivitas sehari-hari yang lainnya.
C. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data yang diambil oleh peneliti adalah pembelajaran bina diri
mandi pada anak autis di SLB Autisma Dian Amanah Yogyakarta. Pembelajaran bina diri mandi merupakan salah satu realisasi program bina diri
yang dijalankan oleh SLB Autisma Dian Amanah Yogyakarta. Tujuan dari pembelajaran bina diri mandi adalah untuk mengembangkan kemandirian siswa
dengan harapan anak sedikit demi sedikit mempunyai kemampuan mandi yang baik sehingga dapat mengurangi ketergantungannya dengan orang lain. Sesuai
hasil wawancara dengan guru kelas, bahwa pemberian program bina diri mandi berdasarkan hasil asesmen yang dilakukan guru. Yang mana subjek memang
membutuhkan pembelajaran bina diri mandi agar kemampuan mandinya baik dan tidak bergantung kepada orang tua di rumah ataupun dengan guru pada saat
66 di sekolah. Asesmen dilakukan pada awal siswa masuk di sekolah tersebut dan
dilakukan secara berkala pada setiap awal semester. Dalam pelaksanaan pembelajaran bina diri mandi ada tahap persiapan, pelaksanaan serta evaluasi.
1. Persiapan Pembelajaran Bina Diri Mandi pada Anak Autis
Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti, diperoleh data mengenai persiapan pembelajaran bina diri mandi yang dilakukan guru
kelas pada awalnya adalah melakukan asesmen yaitu kegiatan sistematis untuk mengumpulkan informasi, kondisi, kemampuan, serta kebutuhan
belajar anak khususnya anak autis guna menyusun program pembelajaran yang sesuai. Asesmen dilakukan guru pada saat pertama kali anak masuk di
sekolah. Akan tetapi guru melakukan asesmen lanjutan tiap awal semester. Hasil asesmen yang diperoleh guru dapat disajikan dalam tabel 6 berikut ini:
67 Tabel. 6 Hasil Asesmen Guru pada Anak Autis
Karakteristik Kemampuan Awal
Kebutuhan Belajar a. Perilaku anak dalam
hal kepatuhan masih kurang, anak suka
lari-lari apabila tidak menyukai
pembelajaran di kelas, senang
menggoda gurunya, kegiatan anak sangat
terstruktur, perilaku makan anak juga
monoton, kalau tidak Kentucky
atau lele tidak mau makan.
b. Komunikasi anak dengan guru
menggunakan isyarat-isyarat
tertentu, apabila anak mempunyai
keinginan maka akan menarik-narik
tangan gurunya untuk memenuhi
keinginannya tersebut sambil
teriak “ahh”
c. Anak belum mampu berbahasa secara
verbal. d. Kemandirian anak
masih rendah dalam hal mandi
a. Akademik 1 Mampu
menebalkan huruf, angka, dan kata
sederhana.
2 Mampu mewarnai gambar
3 Mampu menyamakan
gambar yang sama 4 Mampu
menyamakan gambar dengan
kata
b. Non Akademik Menari, dengan
bantuan guru c. Bina Diri
1 Mampu makan sendiri yang
meliputi mengambil alat,
menyuap, mencuci tempat makan
2 Memakai pakaian a. Akademik
1 Mengidentifikasi benda.
2 Menyamakan kata dengan gambar
3 Menebalkan kalimat
b. Non Akademik 1 menari
c. Bina Diri 1 Mandi
2 Gosok gigi
Hasil asesmen menunjukkan kemampuan bina diri anak masih rendah, belum mampu mandi secara mandiri. Sesuai hasil asesmen yang didapatkan,
guru menetapkan
suatu program
bina diri
untuk mengembangkan
kemandirian siswa, yaitu bina diri mandi. Program bina diri tersebut