19
perencanaan,  mengurangi aktivitas persaingan, pengendalian dan  mencari dukungan sosial.
Smet  1994:145  menyatakan  bahwa  problem  focused  coping digunakan  untuk  mengurangi  stressor,  individu  akan  mengatasi  dengan
mempelajari  cara-cara  atau  keterampilan  yang  baru.  Individu  akan cenderung  menggunakan  strategi  ini,  bila  dirinya  yakin  akan  dapat
mengubah  situasi.  Pendapat  tersebut  dikuatkan  oleh  Sarafino  2008:135 yang  menyatakan  bahwa  problem  focused  coping  bertujuan  untuk
mengurangi  tuntutan  dari  situasi  yang  menekan  atau  mengembangkan untuk
mengatasi tuntutan-tuntutan
tersebut. Bishop
1994:154 menambahkan bahwa problem focused coping merupakan salah satu usaha
untuk  mengubah  situasi  dengan  cara  mengubah  sesuatu  dari  lingkungan tersebut atau bagaimana individu itu berinteraksi dengan lingkungan.
Berdasarkan dari beberapa pengertian yang telah dipaparkan diatas, dapat disimpulkan  bahwa pengertian  problem focused coping  adalah cara
yang  dipilih  oleh  individu  untuk  mengurangi  tuntutan-tuntutan  yang menekan  dengan  mengembangkan  kemampuan  kognitif  dalam  mengatasi
masalah yang dihadapi.
2. Aspek-aspek Problem Focused Coping
Aspek-aspek  yang terdapat pada  problem focused coping  menurut Carver, dkk 1989:267, yaitu:
a.  Aktivasi diri, yaitu suatu tindakan mencoba untuk menghilangkan atau untuk mengelabuhi penyebab stres atau untuk memperbaiki akibatnya,
20
dengan  kata  lain  adalah  bertambahnya  usaha  seseorang  untuk melakukan coping, antara lain dengan bertindak langsung.
b.  Perencanaan,  yaitu  memikirkan  tentang  bagaimana  mengatasi penyebab  stres  antara  lain  dengan  membuat  strategi  untuk  bertindak,
memikirkan langkah-langkah apayang perlu diambil dalam menangani suatu masalah.
c.  Pembatasan  tindakan  untuk  bersaing,  yaitu  individu  membatasi keterlibatannya dalam aktivitas kompetensi atau persaingan.
d.  Kesabaran, yaitu tidak bertindak terburu-buru, menunggu hingga layak untuk melakukan suatu tindakan dengan mencari alternatif lain.
e.  Dukungan sosial, yaitu mencari nasihat, pertolongan dan informasi. Beberapa  aspek  problem  focused  coping  yang  telah  disebutkan
Carver, dkk di atas, berbeda dengan Aldwin  Revenson 1987:340 yang menyebutkan bahwa aspek-aspek problem focused coping adalah:
a.  Kehati-hatian,  yaitu  usaha  untuk  menunda  tindakan  sebelum  yakin bahwa  tindakan  yang  akan  dilakukan  tidak  akan  memperburuk
keadaan. b.  Tindakan  instrumental,  yaitu  usaha  yang  secara  langsung  digunakan
untuk menyelesaikan masalah. c.  Negosiasi,  yaitu  usaha  yang  mengarahkan  orang  lain  kepada  situasi
permasalahan  seperti  usaha  untuk  mengubah  pemikiran  seseorang, melakukan  perundingan  atau  kompromi  untuk  mendapatkan  sesuatu
yang positif dari situasi tersebut.
21
Aspek-aspek  yang  diungkapkan  oleh  Carver,  dkk  meski  berbeda dengan  aspek  yang  diungkapkan  oleh  Aldwin    Revenson,  namun
memiliki  kemiripian.  Aktivasi  diri  dan  perencanaan  merupakan  tindakan yang diusahakan oleh individu dalam menyelesaikan masalah, kedua aspek
tersebut  dirangkum  oleh  Aldwin    Revenson  dalam  satu  aspek,  yaitu tindakan instrumental. Aldwin  Revenson juga merangkum dua tindakan
yaitu;  pembatasan  tindakan  untuk  bersaing  dan  kesabaran  menjadi  satu aspek,  yaitu  kehati-hatian.  Sedangkan  dukungan  sosial  yang  disebutkan
oleh  Carver,  dkk  bermakna  sama  dengan  negoisasi  yang  dipaparkan  oleh Aldwin    Revenson.  Berdasarkan  dari  uraian  di  atas,  peneliti  lebih
condong  pada  pendapat  Carver  yang  menyebutkan  bahwa  aspek-aspek problem focused coping terdiri dari aktivasi diri, perencanaan, pembatasan
tindakan  untuk  bersaing,  kesabaran  dan  dukungan  sosial,  karena  lebih terperinci setiap tindakan yang perlu dilakukan dalam mengatasi masalah.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Problem Focused Coping