Alat Pengumpulan Data Analisis Data

47 f. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah Bangunan BPHTB. g. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan. 2. Bahan Hukum Sekunder Bahan yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer, seperti hasil penelitian, hasil seminar, hasil karya dari kalangan hukum, makalah, majalah dan lain sebagainya, serta dokumen-dokumen lainnya yang berkaitan dengan kuasa mutlak. 3. Bahan Hukum Tertier Bahan yang bisa memberikan petunjuk dan penjelasan terhadap bahan hukum primer seperti ensiklopedia, majalah, artikel-artikel, surat kabar dan jurnal-jurnal hukum. Untuk mendukung kelengkapan penelitian ini tidak tertutup kemungkinan dilakukannya penelitian data primer yaitu dengan melakukan wawancara dengan beberapa NotarisPPAT yang mengetahui tentang kuasa mutlak dalam peralihan hak atas tanah sebagai data pendukung dalam penulisan tesis ini.

3. Alat Pengumpulan Data

Berdasarkan metode pendekatan yang digunakan, maka alat pengumpulan data dilakukan dengan : 1. Studi Dokumen, yaitu membaca, mempelajari dan menganalisis literaturbuku-buku, peraturan Perundang-Undangan dan sumber lainnya yang berkaitan dengan penulisan tesis; Nelly Sriwahyuni Siregar :Tinjauan Yuridis Kedudukan Kuasa Mutlak Dalam Peralihan Hak Atas Tanah Oleh Notaris PPAT Pejabat Pembuat Akta Tanah. USU e-Repository © 2008. 48 2. Studi Lapangan, yang dilakukan dengan pedoman wawancara terhadap informan yaitu 11 sebelas orang notarisPPAT di Medan juga di Kota Binjai yang dilakukan secara bebas dan terpimpin, agar mendapat informasi yang lebih fokus sesuai dengan permasalahan yang diteliti.

4. Analisis Data

Dalam suatu penelitian sangat diperlukan suatu analisis data yang berguna untuk memberikan jawaban terhadap permasalahan yang diteliti. Analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. 42 Analisis data terhadap data primer dan data sekunder dilakukan setelah diadakannya terlebih dahulu pemeriksaan, pengelompokkan, pengolahan dan dievaluasi sehingga diketahui validitasnya. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif yakni pemaparan kembali dengan kalimat yang sistematis secara deduktif untuk dapat memberikan gambaran secara jelas jawaban atas permasalahan yang ada dan akhirnya dinyatakan dalam bentuk deskriptif. 42 Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Penerbit Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, Hal. 103. Nelly Sriwahyuni Siregar :Tinjauan Yuridis Kedudukan Kuasa Mutlak Dalam Peralihan Hak Atas Tanah Oleh Notaris PPAT Pejabat Pembuat Akta Tanah. USU e-Repository © 2008. 49

BAB II HAL YANG MENYEBABKAN KUASA MUTLAK SEBAGAI

TINDAK LANJUT DARI PERJANJIAN PENDAHULUAN DALAM PERALIHAN HAK ATAS TANAH MASIH DAPAT DIBERLAKUKAN

A. Perjanjian Jual Beli Tanah

Diantara berbagai perbuatan hukum yang menyangkut hak atas tanah, maka jual beli menduduki peringkat utama dari segi frekuensinya. Semenjak tanggal 24 September 1960 unifikasi dalam bidang hukum tanah telah tercapai dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria, yang berarti bahwa untuk hal-hal yang berkenaan dengan tanah, dualisme hukum telah berakhir. 43 Dalam UUPA untuk mengakhiri dualisme hak atas tanah dilakukan konversi terhadap tanah-tanah barat menjadi tanah-tanah menurut ketentuan UUPA. Misalnya; hak eigendom kepunyaan orang asing dikonversi menjadi hak guna bangunan, hak eigendom kepunyaan warga negara Indonesia dikonversi menjadi hak milik, hak milik adat kepunyaan orang asing dikonversi menjadi hak guna bangunan atau hak guna usaha. Konversi dari hak-hak bekas hak barat KUH Perdata telah berakhir semenjak tanggal 24 September 1980, maka dengan demikian seluruh tanah-tanah 43 Maria S. Sumardjono, Aspek Teoritis Peralihan Hak Atas Tanah Menurut UUPA, disampaikan pada pelatihan Teknik Yustisial Peningkatan Pengetahuan Hukum Pada Wakil KetuaHakim Tinggi Peradilan Umum 21 Juli 1995 di Semarang. 49 Nelly Sriwahyuni Siregar :Tinjauan Yuridis Kedudukan Kuasa Mutlak Dalam Peralihan Hak Atas Tanah Oleh Notaris PPAT Pejabat Pembuat Akta Tanah. USU e-Repository © 2008.