Lembaga Pemberian Kuasa TINJAUAN YURIDIS KEDUDUKAN KUASA MUTLAK DALAM

73

BAB III TINJAUAN YURIDIS KEDUDUKAN KUASA MUTLAK DALAM

PERALIHAN HAK ATAS TANAH YANG DIBUAT DIHADAPAN NOTARISPPAT

A. Lembaga Pemberian Kuasa

Pemberian kuasa last geving diatur dalam Buku III Bab XVI Pasal 1792 – 1819 KUHPerdata. Kuasa atau Volimacht merupakan tindakan hukum sepihak yang memberi wewenang kepada penerima kuasa mutlak untuk mewakili pemberi kuasa guna kepentingan pemberi kuasa dalam melakukan suatu tindakan hukum tertentu HR 24 Juni 1983 N7 1939-337. 67 Menurut ketentuan Pasal 1792 KUHP, yang isinya adalah “Pemberian kuasa adalah suatu perjanjian dengan mana seorang memberikan kekuasaan kepada seorang yang lain, menerimanya, untuk atas namanya menyelenggarakan suatu urusan.” Berdasarkan pasal di atas dapat dilihat bahwa unsur-unsur dari pemberian kuasa adalah sebagai berikut : 1. Adanya persetujuan 2. Memberikan kuasa kepada penerima kuasa 3. Atas nama pemberi kuasa menyelenggarakan suatu urusan. Pemberian kuasa adalah suatu perjanjian, dimana seseorang memberi kekuasaan atau wewenang lastgeving kepada orang lain yang menerimanya velimacht Lasthebber untuk 67 Herlien Budiono, op.cit. 73 Nelly Sriwahyuni Siregar :Tinjauan Yuridis Kedudukan Kuasa Mutlak Dalam Peralihan Hak Atas Tanah Oleh Notaris PPAT Pejabat Pembuat Akta Tanah. USU e-Repository © 2008. 74 dan atas namanya lastgever menyelenggarakan suatu urusan pasal 1792 KUHPerdata. 68 Pada umumnya seseorang dapat menyuruh orang lain melakukan suatu tindakan hukum. Dengan mendapatkan kekuasaan ini seseorang mendapat wewenang untuk mewakili orang yang menyuruhnya. Tetapi tidak selamanya orang dapat menyuruh orang lain melakukan tindakan-tindakan hukum apa saja. Ada beberapa tindakan hukum yang demikian rupa pribadinya, sehingga terpaksa ia sendiri yang harus melakukannya, misalnya dalam hal membuat surat wasiat. Suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu memberikan kuasa kepada pihak yang lain penerima kuasa lasthebber, yang menerimanya untuk dan atas namanya sendiri atau tidak menyelenggarakan satu perbuatan hukum atau lebih untuk yang memberi kuasa”. 69 Ciri-ciri dari pemberian kuasa adalah sebagai berikut : a. Bebas bentuk artinya dapat dibuat dalam bentuk lisan ataupun tulisan. b. Persetujuan timbal balik para pihak telah mencukupi. 70 Dengan demikian jika dilihat dari unsur-unsur di atas, maka unsur pertama adalah harus adanya suatu persetujuan dan memenuhi syarat untuk sahnya perjanjian. Unsur kedua yaitu memberikan kekuasaan kepada penerima kuasa, hal ini menunjukkan bahwa adanya pihak pemberi kuasa dan pihak penerima kuasa yang telah saling menyetujui. Unsur ketiga yaitu penerima kuasa melakukan tindakan 68 I.G. Rai Widjaya, Merancang Suatu Kontrak, Megapoin, Jakarta, 2003, hal. 85. 69 Salim H.S., op.cit, Hal. 84 70 Ibid Nelly Sriwahyuni Siregar :Tinjauan Yuridis Kedudukan Kuasa Mutlak Dalam Peralihan Hak Atas Tanah Oleh Notaris PPAT Pejabat Pembuat Akta Tanah. USU e-Repository © 2008. 75 hukum tersebut demi kepentingan serta untuk dan atas nama pemberi kuasa baik yang dirumuskan secara umum maupun dinyatakan dengan kata-kata tegas. Dengan adanya pemberian kuasa berdasarkan perjanjian yang diperoleh seseorang, maka terjadilah hubungan hukum antara memberi kuasa last gever dengan penerima kuasa last hebber, yang selanjutnya penerima kuasa tidak bertindak untuk dirinya sendiri, akan tetapi bertindak untuk kepentingan pemberi kuasa. Menurut Salim, HS, jika dilihat dari cara terjadinya, perjanjian pemberian kuasa dibedakan menjadi enam macam, 71 yaitu : 1. Akta umum 2. Surat di bawah tangan 3. Lisan 4. Diam-diam 5. Cuma-Cuma 6. Kata khusus 7. Umum Pemberian kuasa dengan akta umum adalah suatu pemberian kuasa yang dilakukan antara pemberi kuasa dan penerima kuasa dengan menggunakan akta Notaris atau Notariil. Hal ini berarti pemberian kuasa itu dilakukan dihadapan Notaris. Dengan demikian pemberian kuasa tersebut mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna. Pemberian kuasa dengan surat dibawah tangan adalah suatu pemberian kuasa yang dilakukan antara pemberi kuasa dengan penerima kuasa, artinya surat pemberian 71 Ibid Nelly Sriwahyuni Siregar :Tinjauan Yuridis Kedudukan Kuasa Mutlak Dalam Peralihan Hak Atas Tanah Oleh Notaris PPAT Pejabat Pembuat Akta Tanah. USU e-Repository © 2008. 76 kuasa itu hanya dibuat oleh para pihak saja tanpa ada pejabat yang berwenang dalam hal ini Notaris yang menyaksikannya. Pemberian kuasa secara lisan adalah suatu kuasa yang dilakukan atau diberikan secara lisan oleh si pemberi kuasa kepada penerima kuasa. Pemberian kuasa secara diam-diam adalah suatu kuasa yang dilakukan secasra diam-diam oleh pemberi kuasa kepada penerima kuasa. Pemberian kuasa secara cuma-cuma adalah suatu pemberian kuasa yang dilakukan antara pemberi kuasa dengan penerima kuasa dengan mana penerima kuasa tidak menerima biaya apapun dari pemberi kuasa. Pemberian kuasa khusus yaitu suatu pemberian kuasa yang dilakukan antara pemberi kuasa dengan penerima kuasa untuk kepentingan tertentu saja dari pemberi kuasa. Pemberian kuasa umum yaitu pemberian kuasa yang dilakukan pemberi kuasa dengan penerima kuasa yang isinya kuasa yang bersifat umum dan untuk segala kepentingan si pemberi kuasa tersebut. Suatu perjanjian pemberian kuasa atau lastgeving pada umumnya merupakan suatu perjanjian sepihak, dimana kewajiban untuk melaksanakan prestasi hanya terdapat pada satu pihak saja, yaitu pada penerima kuasa. Menurut ketentuan Pasal 1793 KUHPerdata yang isinya adalah sebagai berikut : 1 Kuasa dapat diberikan dan diterima dalam suatu akta umum, dalam suatu tulisan dibawah tangan, bahkan dalam sepucuk surat ataupun dengan lisan. Nelly Sriwahyuni Siregar :Tinjauan Yuridis Kedudukan Kuasa Mutlak Dalam Peralihan Hak Atas Tanah Oleh Notaris PPAT Pejabat Pembuat Akta Tanah. USU e-Repository © 2008. 77 2 Penerimaan suatu kuasa dapat pula terjadi secara diam-diam dan disimpulkan dari pelaksanaan kuasa itu oleh si kuasa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bentuk perjanjian pemberian kuasa dapat dilakukan dengan akta otentik, dalam bentuk tulisan di bawah tangan, ataupun dengan lisan, akan tetapi disamping itu untuk penerimaan kuasa dapat pula terjadi secara diam-diam. Isi pemberian kuasa ditentukan oleh pihak pemberi kuasa. Pemberi kuasa biasanya memberikan kuasa kepada penerima kuasa untuk mewakilinya baik diluar pengadilan maupun dimuka pengadilan. Misalnya, penerima kuasa dikuasakan untuk menandatangani suatu perjanjian kredit disebabkan karena pemberi kuasa berhalangan hadir, maka penerima kuasalah yang pada saat itu mewakili pemberi kuasa menandatangani akta kredit tersebut dan apabila terjadi sesuatu hal yang menyangkut hukum dari perjanjian kredit tersebut, penerima kuasa juga harus mempertanggung jawabkan perbuatannya mewakili pemberi kuasa dimuka pengadilan. Dalam hal pemberian suatu kuasa akan berakhir apabila pemberi kuasa atau penerima kuasa tersebut meninggal dunia atau pemberi kuasa menarik kembali kuasanya atau pemberi kuasa menghentikan kuasa tersebut dengan ketentuan asalkan pemberi kuasa memberitahukan terlebih dahulu penghentian tersebut kepada penerima kuasa dengan memperhatikan waktu yang cukup. Jika penerima kuasa Nelly Sriwahyuni Siregar :Tinjauan Yuridis Kedudukan Kuasa Mutlak Dalam Peralihan Hak Atas Tanah Oleh Notaris PPAT Pejabat Pembuat Akta Tanah. USU e-Repository © 2008. 78 menolak atau tidak mau menyerahkan kembali kuasanya secara sukarela, maka dapat dipaksa melalui pengadilan. 72 Dalam praktek penarikan kembali tersebut diumumkan dibeberapa surat kabar dan diberitahukan dengan surat kepada pihak ketiga atau relasi yang berkepentingan. Pengangkatan seorang penerima kuasa baru untuk menjalankan suatu urusan yang sama, menyebabkan ditariknya kembali kuasa yang pertama terhitung mulai diberitahukannya pengangkatan itu. Penerima kuasa dapat membebaskan diri dari kuasanya dengan pemberitahuan kepada pemberi kuasa. Hal ini diatur dalam ketentuan Pasal 1814-1817 KUHPerdata, yaitu : Pasal 1814 KUHPerdata menyatakan bahwa : Si pemberi kuasa dapat menarik kembali kuasanya manakala itu dikehendakinya, dan jika ada alasan untuk itu, memaksa si kuasa untuk mengembalikan kuasa yang dipegangnya. Pasal 1815 KUHPerdata menyatakan bahwa : Penarikan kembali yang hanya diberitahukan kepada si kuasa, tidak dapat dimajukan terhadap orang-orang pihak ketiga, yang karena mereka tidak mengetahui tentang penarikan kembali itu, telah mengadakan suatu perjanjian dengan si kuasa, ini tidak mengurangi tuntutan si pemberi kuasa kepada si kuasa. Pasal 1816 KUHPerdata menyatakan bahwa : Pengangkatan seorang kuasa baru, untuk menjalankan suatu urusan yang sama, menyebabkan ditariknya kembali kuasa yang pertama, terhitung mulai hari diberitahukannya kepada orang yang belakangan ini tentang pengangkatan tersebut. 72 I.G. Rai Widjaya, op.cit, Hal. 94 Nelly Sriwahyuni Siregar :Tinjauan Yuridis Kedudukan Kuasa Mutlak Dalam Peralihan Hak Atas Tanah Oleh Notaris PPAT Pejabat Pembuat Akta Tanah. USU e-Repository © 2008. 79 Pasal 1817 KUHPerdata menyatakan bahwa : 1 Si kuasa dapat membebaskan diri dari kuasanya dengan pemberitahuan penghentian kepada si pemberi kuasa. 2 Jika namun itu pemberitahuan penghentian ini baik karena ia dilakukan dengan tidak mengindahkan waktu maupun karena sesuatu hal lain karena salahnya si kuasa, membawa rugi bagi si pemberi kuasa, maka orang ini harus diberikan ganti rugi oleh si kuasa, kecuali apabila si kuasa berada dalam keadaan tidak mampu meneruskan kuasanya dengan tidak membawa rugi yang tidak sedikit bagi dirinya sendiri. Apabila penerima kuasa tidak sadar bahwa pemberi kuasa meninggal atau sebab lainnya mengakhiri kuasanya, 73 maka : 1. Apa yang diperbuat penerima kuasa dalam ketidaksadarannya tersebut adalah sah. 2. Sama halnya dengan perikatan yang diperbuat penerima kuasa harus dipenuhi terhadap pihak ketiga yang beritikad baik. Apabila penerima kuasa meninggal dunia, ahli waris : 1. Harus memberitahukan kepada pemberi kuasa 2. Wajib mengamankan kepentingan-kepentingan pemberi kuasa dan mengambil tindakan-tindakan seperlunya untuk pemberi kuasa. 73 Ibid Nelly Sriwahyuni Siregar :Tinjauan Yuridis Kedudukan Kuasa Mutlak Dalam Peralihan Hak Atas Tanah Oleh Notaris PPAT Pejabat Pembuat Akta Tanah. USU e-Repository © 2008. 80

B. Ketentuan Jual Beli Hak Atas Tanah