Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi

79

IV.3. Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi

Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Badan lingkup pengembangan pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksutkan pada ayat 1, bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi menyelenggarakan fungsi: 1. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Bidang Keluarga Berencana dan kesehatan reproduksi 2. Penetapan kebijakan dan pelaksanaan jaminan dan pelayanan keluarga berencana, peningkatan partisipasi pria, penanggulangan masalah kesehatan reproduksi serta kelangsungan hidup ibu, bayi dan anak. 3. Penetapan kebijakan dan pelaksanaan kesehatan reproduksi remaja dan perlinungan hak-hak reproduksi 4. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang keluarga berencana dan kesehatan reproduksi 5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan kepala Badan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Untuk mencapai hal tersebut maka Bidang Keluarga Berencana menetapkan program: 1. Peningkatan pembinaan kesertaan ber-KB jalur pemerintah a. Melakukan koordinasi, kemitraan dan keterpaduan dengan organijsasi pemerintah lain. b. Melakukan sosialisasi lansung kepada masyarakat Universitas Sumatera Utara 80 c. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia SDM melalui diklat, seminar dan pelatihan tenaga teknis. 2. Peningkatan kemandirian dan pembinaan kesertaan ber-Kb jalur swasta a. Melakukan sosialisasi dengan masyarakat . b. Menyediakan pemasangan alat ber KB sesuai dengan kebutuhan Masyarakat. 3. Peningkatan kualitas pelayanan serta penyediaan alat reproduksi a. Sosialisasi dengan masyarakat. b. Menyediakan Konseling KB c. Pengelolaan Jasa Pelayanan Pemasangan Alat Kontrasepsi d. Pelayanan dan Penanggulangan Side Effect Pasca Pemasangan Alat Kontrasepsi Universitas Sumatera Utara 81 BAB V ANALISA TEMUAN Pemerintah memiliki tugas yang sangat berat dalam mengatasi laju pertumbuhan penduduk, sehingga pemerintah membentuk suatu badan yang di tugaskan untuk mengatasi hal tersebut yaitu BKKBN dan sesuai dengan Pepres Nomor 62 Tahun 2010. Dalam melaksanankan arah kebijakan Nasional di bidang pengendalian pertumbuhan penduduk dan pembangunan keluarga, pemerintah telah menetapkan strategi di mana BKKBN sebagai badan yang ditunjuk untuk mengambil kebijakan yang berkaitan dengan hal pertumbuhan penduduk dalam Rakernas tahun 2011-2015 telah menetapkan kebijakannya meliputi :menyerasikan kebijakan pengendalian penduduk dan pembangunan KB,menggerakan dan memberdayakan para pemangku kepentingan stakeholders, mitra kerja serta masyarakat, menata kelembagaan, memperkuat sunber daya manusia, pegawai dan tenaga penyuluh, serta meningkatkan pembiayaan. Sejalan dengan kebijakan Nasional diatas maka tiap-tiap daerah juga memiliki kebijakan sendiri dimana kebijakan tersebut mengacu kepada kebijakan pusat. Untuk Kota Medan sendiri mempunyai BPPKB Kota Medan dimana organisasi pemerintah tersebut merupakan mitra BKKBN provinsi dalam hal mengendalikan laju pertumbuhan penduduk kota Medan. Kebijakan kependudukan yang utama saat ini adalah kebijakan keluarga Berencana, maka BPPKB sebagai lembaga pemerintah yang menangani masalah Keluarga Universitas Sumatera Utara 82 berencana di daerah dalam menyusun program kerja di daerah, dalam hal ini kota Medan, harus berdasarkan perpaduan antara kebijakan nasional dan kebijakan yang ada di daerah. Wawancara dengan Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana, ibu Pulungan Harahap, tanggal 18 Maret 2013. Dalam suatu instansi tidak terkecuali Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana untuk menjalankan tugas yang sudah ditentukan, mereka membentuk berbagai bidang yang akan menjalankan fungsinya sesuai dengan peraturan dari pusat, dalam hal pengendalian pertumbuhan penduduk. Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana telah menentukan bidang – bidang yakni sekretariat, bidang pemberdayaan perempuan, bidang keluarga berencana dan kesehatan reproduksi, bidang ketahanan dan pemberdayaan keluarga serta bidang data dan informasi. Setiap bidang yang ada dalam BPPKB Kota Medan diharapkan dapat mengatasi masalah pertumbuhan penduduk sehingga kesejahteraan masyarakat dapat semakin meningkat. Universitas Sumatera Utara 83 V. 1. Peranan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana dalam Pengendalian Laju Pertumbuhan Penduduk Gambar V.1. Kantor Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Medan. Sebelum membahas peranan badan pemberdayaan perempuan dan keluarga dalam pengendalian laju pertumbuhan penduduk di kota Medan, ada baiknya mengetahui tentang BPPKB kota Medan. BPPKB Kota Medan merupakan salah satu organisasi pemerintah yang tujuan dari tupoksinya adalah menekan laju pertumbuhan penduduk di Kota Medan. Kebijakan Keluarga Berencana di Indonesia seperti yang terdapat pada latar belakang sudah dimulai sejak tahun 1970-an. Pada awal dibentuk, masalah keluarga berencana ditangani oleh BKKBN, namun semenjak dikeluarkan nya UU No.22 Tahun 1999 dan direvisi dengan UU No. 32 Tahun 2004 tentang otonomi daerah, maka pemerintah kota Medan melakukan pembenahan dalam lembaga pemerintahan maka BKKBN menyerahkan sebagian tugas dan kewenangan nya Universitas Sumatera Utara 84 ke Daerah sehingga dibentuklah Badan Keluarga Berencana di Daerah, sementara Badan Pemberdayaan Perempuan sendiri pada awalnya berada pada naungan Biro Pemberdayaan Perempuan Sumut. Dalam Peraturan Pemerintah Daerah Kota Medan Nomor 2 Tahun 2009 Tentang Urusan Pemerintah, salah satu urusan wajib pemerintah adalah pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak dan program keluarga berencana, maka mengacu kepada PP No.41 tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah maka, pemerintah kota Medan melakukan analisis jabatan dengan merampingkan jabatan pemerintahan, sehingga pada tanggal 04 Januari tahun 2010 dibentuklah BPPKB Kota Medan yang rincian tugas pokok dan fungsinya ada pada Peraturan Walikota Medan No. 4 Tahun 2010. Anggaran belanja daerah Pemerintah Kota Medan pada tahun 2008 mengalami perubahan dari target pendapatan yang semula Rp.1.747.915.721.141 menjadi Rp.1.764.199.302.097,00, kemudian pada tahun 2009 mengalami defisit dengan total pendapatan daerah Rp. 1.850.663.561.233 sedangkan belanja daerah sebanyak Rp.2.138.439.404.887 dengan perincian alokasi APBD untuk belanja tidak langsung gaji, tunjangan, tambahan penghasilan PNS, belanja pegawai lain- lain mencapai 51 dari total belanja daerah. Sedangkan untuk alokasi belanja langsung sebanyak 41 dari total APBD Kota Medan. Mengingat jumlah belanja pegawai yang besar tersebut dan dengan pendapatan asli daerah yang masih jauh dibawah jumlah dana perimbangan, maka Pemerintah Kota Medan pun menyambut baik peraturan perampingan tersebut. Jika dilihat dari rincian tugas pokok dan fungsi yang dimiliki dalam rangka mengendalikan laju pertumbuhan penduduk di Kota Medan, bidang Universitas Sumatera Utara 85 Pemberdayaan Perempuan Dan Bidang Keluarga Berencana mempunyai tugas dan fungsi yang berbeda. Bidang Keluarga Berencana dalam rangka mengendalikan laju pertumbuhan penduduk langsung terlibat aktif kepada masyarakat, dimana bidang keluarga berencana tersebut menyusun program- program Keluarga Berencana guna mengendalikan laju pertumbuhan penduduk di Kota Medan. Berbeda dengan bidang Keluarga Berencana, Bidang Pemberdayaan Perempuan dalam hal mengendalikan laju pertumbuhan penduduk di Kota Medan merupakan media bagi perempuan dan anak dalam mendapatkan perlindungan hukum. Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana itu sendiri seperti dua mata logam yang mempunyai tugas dan fungsi yang berbeda namun harus tetap beriringan. Fokus kinerja dari BPPKB Kota Medan sendiri adalah kepada perempuan dan anak dengan tujuan menciptakan kesejahteraan kepada masyarakat dimana kesejahteraan itu akan tercapai apabila jumlah penduduk dapat dikendalikan. Jika dilihat dari program kerja, bidang PP dan KB bekerja sendiri- sendiri, dimana bidang KB lebih menekankan kepada pemasangan alat KB serta mempromosikan program KB, sementara bidang Pemberdayaan Perempuan lebih kepada pemberian perlindungan kepada perempuan dan anak, seperti penanganan masalah trafficking atau kekerasan dalam rumah tangga. Fokus kerja yang berbeda di kedua bidang tersebut memunculkan pandangan agar kedua bidang tersebut dipisahkan saja agar kinerja kedua bidang tersebut lebih efisien. Pada kenyataannya, kedua bidang tersebut saling terhubung satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan. Apabila kedua bidang tersebut dipisahkan maka bidang Universitas Sumatera Utara 86 keluarga berencana akan kesulitan dalam hal mendapatkan perlindungan hukum dan demikian sebaliknya, bidang pemberdayaan perempuan akan kesulitan dalam hal mendapatkan kesehatan bagi perempuan dan anak. Wawancara dengan Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana, ibu Pulungan Harahap, tanggal 8 Maret 2013 Dari pernyataan tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa BPPKB Kota Medan merupakan lembaga pemerintah yang fokus menangani masalah perempuan dan anak. Perampingan jabatan di Kota Medan, efektif dalam meminimalisir anggaran pengeluaran pemerintah. Secara tugas poko dan fungsi yang dimiliki dalam hal menekan laju pertumbuhan penduduk, Bidang Keluarga Berencana merupakan bidang yang langsung terjun ke masyarakat sementara bidang Pemberdayaan Perempuan merupakan media bagi perempuan dan anak untuk mendapatkan perlindungan hukum. Jika dilihat dari kinerja masing-masing bidang, kedua bidang tersebut dalam hal bekerja memiliki tugas pokok dan fungsi yang berbeda. Agar lebih fokus dalam menangani bidang masing-masing, maka ada baik nya kedua bidang tersebut di pisahkan saja membentuk badan masing- masing, namun pemisahan tersebut akan menambah anggaran. Selain masalah anggaran, apabila kedua bidang tersebut dipisahkan maka bidang keluarga berencana akan kesulitan dalam hal mendapatkan perlindungan hukum dan demikian sebalik nya, bidang pemberdayaan perempuan akan kesulitan dalam hal mendapatkan kesehatan bagi perempuan dan anak. Hal inilah yang menyebabkan kedua bidang tersebut harus tetap berjalan bersama dalam lembaga pemerintahan di Kota Medan. Universitas Sumatera Utara 87 BPPKB Kota Medan merupakan stakeholder dalam hal pengendalian laju pertumbuhan penduduk di Kota Medan. Peranan BPPKB dalam mengendalikan laju pertumbuhan penduduk sangat diharapkan pemerintah. Sebelum membahas mengenai peranan BPPKB Kota Medan dalam menangani laju pertumbuhan penduduk di kota Medan, maka perlu kita lihat bagaimana keadaan penduduk di Kota Medan. Tabel V.1 JUMLAH DAN RATA-RATA JIWA PER KELUARGA TAHUN 2008-2009-2010 TAHUN PENDATAAN JUMLAH RATA-RATA JIWA PER KELUARGA KELUARGA JIWA 1 2 3 4 2008 433.633 2.065.182 4-5 2009 441.343 2.113.694 4-5 2010 448.953 2.150.057 4-5 Sumber : BPPKB Kota Medan 2011 Berdasarkan tabel diatas dapat kita lihat bahwa terjadi peningkatan jumlah penduduk di kota Medan setiap tahun nya, peningkatan jumlah penduduk tersebut juga diimbangi dengan peningkatan jumlah keluarga di kota Medan sehingga rata- rata jiwa di tiap keluarga dari tahun ke tahun tetap. Rata-rata jiwa dalam keluarga lebih cendurung menggambarkan beban yang harus ditanggung oleh keluarga, dari pada menggambarkan kondisi tingkat fertilitas. Rata-rata jiwa perkeluarga Universitas Sumatera Utara 88 dari tabel tersebut sebenarnya sudah sesuai dengan program yang diharapkan pemerintah yakni setiap keluarga terdiri dari 4 orang. Dalam pengendalian jumlah penduduk, kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah kota Medan meliputi peningkatan pembinaan melalui sosialisasi kepada masyarakat, pemasangan alat kontrasepsi, kerjasama baik dengan pihak pemerintah atau lembaga lain dan dengan pihak swasta. Ada pun peranan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana dalam pengendalian laju pertumbuhan penduduk adalah dengan cara: V.I.1. Peningkatan pembinaan kesetaraan ber-KB jalur pemerintah a. Koordinasi, Keterpaduan dan Kemitraan dengan Lembaga Pemerintahan dalam hal program KB Setiap kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah akan terlaksana dengan baik jika dibarengi dengan kerjasama yang baik, baik itu dengan masyarakat maupun dengan lembaga pemerintahan yang lain nya. Demikian juga dengan BPPKB Kota Medan. Dalam melaksanakan kebijakan di bidang pengendalian penduduk, maka BPPKB Kota Medan menetapkan kebijakan dengan menjalin kerjasama yang baik dengan lembaga pemerintah dan masyarakat. Bentuk kerjasa yang dijalin BPPKB dengan lembaga lain adalah dalam hal kordinasi, keterpaduan dan kemitraan dengan berbagai instansi pemerintah dan organisasi kemasyarakatan dalam pelaksanaan kegiatan KB. Koordinasi dan keterpaduan ini dimaksudkan untuk mengatur keseimbangan dan keselarasan Universitas Sumatera Utara 89 bersama agar mempunyai sifat sinergetik dan daya ungkit yang luas kepada pelaksanaan Gerakan Keluarga Berencana Nasional. Dalam rangka reposisioning program, maka fungsi koordinasi dan keterpaduan akan semakin penting. Koordinasi dan keterpaduan bersama dilakukan antara lain melalui forum rapat koordinasi pada setiap wilayah secara teratur, sehingga dapat saling tukar informasi bagi keterpaduan program yang dilakukan bersama. Wawancara dengan Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana, ibu Pulungan Harahap, tanggal 18 Maret 2013 Salah satu bentuk koordinasi yang dilakukan oleh Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana, khususnya bidang Keluarga Berencana dalam menekan laju pertumbuhan penduduk kota Medan adalah kegiatan pup smear gratis kepada perempuan yang sudah berkeluarga dengan dibantu oleh Dinas Kesehatan dan Puskesmas. Di samping itu koordinasi juga dilakukan dengan Dinas Sosial yakni memberikan bantuan KB kepada masyarakat kurang mampu serta membagikan kondom gratis kepada masyarakat. Dalam koordinasi dengan lembaga sosial, Bidang Keluarga Berencana meminta data tentang masyarakat yang kurang mampu, agar pemberian fasilitas KB gratis tepat sasaran. Koordinasi yang sama juga terjalin dengan Polres dalam kegiatan KB Bhayangkara. Wawancara dengan bapak Sugiono kepala Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, tanggal 18 Maret 2013 Pernyataan tersebut sesuai dengan data yang diperoleh dari Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana dalam LAKIP tahun 2012 yakni: Terselenggaranya Kegiatan TNI Manunggal KB kesehatan dengan target Universitas Sumatera Utara 90 31.622 pencapaian 17.223 atau tercapai target sekitar 54,46, terselenggaranya pelayanan KB dan alat kontrasepsi bagi keluarga miskin dengan jumlah aseptor 44,93 dari target, serta terlaksananya Kegiatan PKK KB Kesehatan dengan pencapaian 15.489 aseptor atau 66,97 dari target. Data LAKIP tahun 2012 tersebut menunjukkan adanya kegiatan koordinasi yang dilakukan BPPKB dengan lembaga pemerintahan yang lain meskipun target yang mereka tentukan tidak sesuai dengan hasil yang mereka capai. Jika dilihat dari target yang dicapai BPPKB dalam upaya koordinasi dengan lembaga pemerintah lainya, hasil yang didapatkan jauh dari apa yang diharapkan. Jika dilihat dari segi kelembagaan, kesulitan menentukan jadwal menjadi salah satu faktor penyebab tidak tercapainya target tersebut. Kesulitan menentukan jadwal tersebut karena setiap lembaga pemerintah mempunyai tupoksi dan kegiatan masing-masing lembaga ataupun dinas. Tidak tercapainya target tersebut juga diakibatkan sulitnya koordinasi dengan masyarakat. Koordinasi dengan masyarakat merupakan hal yang paling sulit dilakukan karena melibatkan banyak individu dengan sikap yang berbeda-beda. Respon dari setiap masyrakat kepada setiap kebijakan yang ada berbeda-beda, hal ini disebabkan perbedaan pandangan dalam masyarakat, kebiasaan yang tertanam dalam masyarakat maupun tingkat pendidikan masyarakat. Wawancara dengan Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana, ibu Pulungan Harahap, tanggal 18 Maret 2013 Universitas Sumatera Utara 91 Dari pemaparan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa salah satu kebijakan yang ditetapkan BPPKB Kota Medan dalam upaya menekan laju pertumbuhan pnduduk adalah dengan melakukan koordinasi, kerjasama dan kemitraan. Kegiatan koordinasi dalam kebijakan ini dilakukan dengan melibatkan peran serta lembaga pemerintah lain nya. Berdasarkan LAKIP tahun 2012 ditemukan bahwa pencapaian yang diraih BPPKB dengan melibatkan lembaga pemerintah lain masih jauh di bawah target yang di harapkan. Pencapaian target yang tidak memuaskan trsebut diakibatkan sulitnya menyesuaikan jadwal dengan lembaga pemerintah lain serta kurang nya peran serta aktif masyarakat.

b. Sosialisasi kegiatan KB kepada Masyarakat