Latar Belakang Peranan Badan Pemberdayaan Perempuan Dan Keluarga Berencana Kota Medan Dalam Pengendalian Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Medan

13 BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Memiliki keturunan adalah bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia, dimana salah satu tujuan dari terbentuknya suatu keluarga adalah untuk mendapatkan keturunan. Namun memiliki keturunan dalam jumlah besar dan tidak terkendali, dapat menjadi ancaman besar bagi kelangsungan hidup. Pandangan yang seperti itu relevan dengan situasi kelangsungan hidup, dimana setiap individu ingin menjadikan hidup lebih makmur dan lebih sejahtera. Sehingga menimbulkan pandangan bahwa jumlah keturunan akan sangat berpengaruh dengan kesejahteraan maupun kemakmuran hidup masyarakat. Jika dilihat dari segi pembangunan, maka jumlah penduduk sangat berpengaruh dengan masalah pembangunan suatu wilayah. Dalam perencanaan pembangunan, data kependudukan memegang peran yang penting. Makin lengkap data kependudukan yang tersedia maka makin mudah dan semakin tepatlah rencana pembangunan di susun. Menurut Undang Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, kependudukan adalah hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah, struktur, pertumbuhan, persebaran, mobilitas, penyebaran, kualitas, dan kondisi kesejahteraan yang menyangkut politik, ekonomi, sosial budaya, agama serta lingkungan penduduk setempat. Di samping itu di sebutkan pula perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga adalah upaya terencana untuk Universitas Sumatera Utara 14 mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan mengembangkan kualitas penduduk pada seluruh dimensi penduduk. Dari defenisi tersebut diharapkan adanya keseimbangan dalam pertumbuhan penduduk sehingga kehidupan masyarakat dapat terkendali dan seimbang. Negara Indonesia merupakan salah satu Negara yang mempunyai populasi pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi, dimana Indonesia berada pada posisi ke empat jumlah penduduk terbanyak di dunia. Berdasarkan Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk Indonesia sudah mencapai 237,6 juta jiwa atau bertambah 32,5 juta jiwa sejak tahun 2000. Artinya setiap tahun selama periode 2000-2010, jumlah penduduk bertambah 3,25 juta jiwa. Jika dialokasikan ke setiap bulannya maka penduduk Indonsia bertambah sebanyak 270.883 jiwa atau 0.27 juta jiwa. Berdasarkan jumlah tersebut, maka setiap harinya penduduk Indonesia bertambah sebesar 9.027 jiwa. Dan setiap jam terjadi pertambahan penduduk sebanyak 377 jiwa. Bahkan setiap detik jumlah pertambahan penduduk masih trgolong tinggi yaitu sebanyak 1,04 1-2 jiwa. Pertambahan penduduk di Indonesia umumnya bahkan bisa dikatakan 99 disebabkan oleh kelahiran sisanya berupa migrasi masuk. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam satu detik di Indonesia terjadi kelahiran bayi sekitar 1-2 jiwa. 1 Laju pertumbuhan penduduk Indonesia terus mengalami peningkatan, dimana jumlah penduduk Indonesia untuk tahun 2012 diperkirakan sekitar 257.516.167 jiwa. Jumlah tersebut mengalami peningkatan sekitar 19,9 juta jiwa dalam kurun waktu 2 tahun. Ini merupakan salah satu permasalahan 1 . http:bps.go.iddownload_filePenduduk_Indonesia_menurut_desa_SP2010.pdf diakses 10 Januari 2013 pukul 22.00 WIB Universitas Sumatera Utara 15 kependudukan di negara kita saat ini, dimana pertumbuhan penduduk sampai saat ini belum dapat dikendalikan. Berdasarkan data mengenai jumlah penduduk diatas maka pemerintah Indonesia harus melakukan tindakan agar dapat meminimalisasi jumlah pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi. Jumlah penduduk yang semakin besar menjadi tantangan dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat, menciptakan kesempatan kerja, menghilangkan kemiskinan, meningkatkan mutu pendidikan dan kesehatan, meningkatkan infrastruktur, dan pelayanan publik. Kebijakan yang telah dilakukan pemerintah dalam hal pengendalian penduduk sudah ada sejak abad Hindia Belanda. Kolonisasi memindahkan beberapa penduduk di Jawa dalam rangka retribusi penduduk. Kebijakan tersebut dilanjutkan sampai masa orde Baru tahun 1972, dimana UU no 32 tahun 1972 mengatur proses transmigrasi penduduk. Namun pada tahun 1968 pemerintah mulai menyadari penekanan jumlah penduduk tersebut yakni dengan membatasi jumlah anak sehingga dibentuklah Lembaga Keluarga Berencana Nasional LKBN, namun pada tahun 1970 sesuai dengan Keppres No. 8 Tahun 1970 LKBN tersebut berganti nama menjadi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional BKKBN. 2 Menurut Karmoto 3 2 www.bkkbn.go.idarsip...Sejarah20BKKBN.pdf ‎ 3 Karmoto Wirosuhardjo. 2004. Dasar-dasar Demografi. Jakarta : FEUI. Hal. 168 , kebijakan kependudukan utama di Indonesia saat ini adalah kebijaksanaan Keluarga Berencana. Kebijakan ini sudah luas diketahui oleh masyarakat. Sejak di deklarasikan pada masa kepemimpinan Soeharto, Universitas Sumatera Utara 16 kebijakan keluarga berencana ini telah berhasil mengubah pandangan masyarakat yang pro natalitas menjadi anti natalitas. Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional BKKBN Pusat Dr. Sugiri Syarif mendukung pendapat Karmoto tersebut. Menurut beliau, pertambahan jumlah penduduk saat ini cukup mengkhawatirkan, dimana pertambahan jumlah penduduk tersebut sudah tidak sebanding lagi dengan jumlah kebutuhan pokok,sehingga pemerintah sulit dalam pemenuhan kebutuhan pokok. Untuk mengatasi masalah laju pertumbuhan penduduk tersebut, maka cara yang paling tepat adalah menurunkan tingkat kelahiran. 4 Tidak berbeda dengan pertumbuhan penduduk di tingkat nasional, Medan yang merupakan barometer pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan khususnya di wilayah Sumatera Utara juga mengalami permasalahan dalam hal padatnya jumlah penduduk. Menurut data yang diperoleh dari Pemko Medan, jumlah penduduk Kota Medan pada tahun 2008 adalah 2.102.105 jiwa, untuk tahun 2009 mengalami peningkatan menjadi 2.121,053 jiwa, tahun 2010 mengalami penurunan menjadi 2.097.610 jiwa sementara itu untuk tahun 2011 jumlah penduduk Medan meningkat menjadi adalah 2.117.2240 jiwa dan pada tahun 2012 meningkat lagi menjadi 2.122.804 jiwa. Dari data tersebut terlihat penurunan jumlah penduduk di Kota Medan hanya terjadi pada tahun 2010. Untuk tahun 2011 jumlah penduduk kota Medan kembali meningkat dan peningkatan terjadi lagi pada tahun 2012. Untuk data 4 http:www.analisadaily.comnewsread2012041946505laju_pertumbuhan_penduduk_indones ia_mengkhawatirkan.UBi4N8jL1io dikutip 12 Januari 2013 Universitas Sumatera Utara 17 tahun 2012 ditemukan bahwa pertumbuhan jumlah penduduk yang dipengaruhi migran dan kelahiran adalah satu berbanding empat. Artinya seperempat penduduk kota Medan adalah migran, dari data tersebut terlihat sebagian besar pertumbuhan penduduk kota Medan dipengaruhi oleh natalisasi penduduk yang tinggal menetap di Kota Medan. 5 Permasalahan pertumbuhan penduduk seperti di atas sangat jelas membawa dampak yang tidak baik kepada pemerintah maupun masyarakat, oleh karena itu sangat diharapkan peran serta lembaga pemerintah maupun masyarakat dalam mengendalikan pertumbuhan penduduk. Seperti yang sudah disebutkan Jika dilihat dari jumlah penduduk dari tahun 2008 sampai 2012 maka kota Medan berada pada peringkat keempat kota terpadat di Indonesia setelah Jakarta, Surabaya dan Bandung. Besarnya jumlah penduduk di kota Medan mengakibatkan terdapat banyak lingkungan kumuh yang dari segi ekonomi masyarakatnya masih berada pada garis bahkan dibawah garis kemiskinan. Perumahan kumuh tersebut dapat kita lihat di kawasan Medan Utara seperti di Belawan, Labuhan, Marelan, Tembung, Denai, Sunggal dan Medan Johor, bahkan pada daerah pusat Kota Medan. Kawasan kumuh di Utara Medan merupakan perumahan nelayan yang terletak dibantaran sungai Deli. Sedangkan di pusat kota ada di bantaran sungai Babura dan daerah pinggir rel kereta api. Munculnya rumah-rumah kumuh menjadi motivasi bagi pemerintah untuk mengendalikan jumlah penduduk. 5 http:www.pemkomedan.go.idnews_detail.php?id=13792 diakses 10 Januari 2013 pukul 22.00 WIB Universitas Sumatera Utara 18 sebelumnya, bahwa kebijakan kependudukan yang utama di Indonesia saat ini adalah kebijakan keluarga Berencana dimana untuk tingkat nasional adanya BKKBN, sebagai daerah otonom maka di Kota Medan dibentuklah Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana BPPKB. Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana kota Medan merupakan salah satu lembaga pemerintah yang menerapkan kesetaraan gender dalam pengendalian laju pertumbuhan penduduk di kota Medan demi mencapai kesejahteraan rakyat. Dalam kegiatan evaluasi Kinerja Kaban PP dan KB Kota Medan ditemukan bahwa penduduk di Kota Medan membuat kalangan legislatif merasa gerah melihat kinerja Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana PP dan KB di Medan. DPRD mendesak wali kota agar segera mengevaluasi Kepala Badan PP dan KB Kota Medan. Dalam pertemuan tersebut, Bahrumsyah, wakil ketua fraksi PAN menyebutkan bahwa salah satu tolok ukur keberhasilan kota Medan adalah keberhasilan pengendalian penduduk di Medan. Menurut beliau saat ini, sudah terjadi ledakan kelahiran bayi baby boom, namun Badan KB dan PP Medan lebih banyak fokus pada program seputar perempuan saja. Untuk program KB atau program pengendalian penduduk, sama sekali tidak terlihat. 6 Berdasarkan uraian diatas disimpulkan bahwa pertumbuhan penduduk sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat. Salah satu kebijakan dalam menangani masalah pertumbuhan penduduk itu sendiri adalah kebijakan 6 6 http:www.waspada.co.idindex.php?option=com_contentview=articleid=222108:evaluasi- kinerja-kaban-pp-a-kb-medancatid=14:medanItemid=27 diakses pada 12 Januari 2013 WIB Universitas Sumatera Utara 19 keluarga berencana. BPPKB Kota Medan sebagai pelaksana teknis di Bidang Keluarga Berencana di Kota Medan, membuat penulis tertarik untuk mengetahui sejauh mana peranan Lembaga pemerintah tersebut dalam mengendalikan laju pertumbuhan penduduk. Sehingga penulis melakukan penelitian dengan judul “Peranan Badan Pemberdayaan Perempuan Dan Keluarga Berencana Kota Medan Dalam Pengendalian Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Medan”.

I.2. Fokus Masalah