62
8. Medan Polonia
26 321 27 331
53 552
9. Medan Baru
17 574 22 003
39 577
10. Medan Selayang
49 266 51 189
100 455
11. Medan Sunggal
55 425 57 542
112 967
12. Medan Helvetia
71 211 74 308
145 519
13. Medan Petisah
29 371 32 484
61 855
14. Medan Barat
34 748 36 164
70 912
15. Medan Timur
52 629 56 163
108 792
16. Medan Perjuangan
45 167 48 359
93 526
17. Medan Tembung
65 417 68 424
133 841
18. Medan Deli
86 482 84 449
170 931
19. Medan Labuhan
57 333 55 309
112 642
20. Medan Marelan
74 673 72 645
147 318
21. Medan Belawan
48 917 46 792
95 709
Kota Medan 1 047 875
1 086 100 2 122 804
Sumber : BPS Kota Medan 2013
Pembangunan kependudukan dilaksanakan dengan mengindahkan kelestarian sumber daya alam dan fungsi lingkungan hidup sehingga mobilitas dan
persebaran penduduk tercapai optimal. Mobilitas dan persebaran penduduk yang optimal, berdasarkan pada adanya keseimbangan antara jumlah penduduk dengan
Universitas Sumatera Utara
63
daya dukung dan daya tampung lingkungan. Persebaran penduduk yang tidak didukung oleh lingkungan dan pembangunan akan menimbulkan masalah sosial
yang kompleks, dimana penduduk menjadi beban bagi lingkungan maupun sebaliknya. Pada tahun 2012, penduduk Kota Medan mencapai 2.122.804 jiwa.
Dibanding hasil Sensus Penduduk 2000, terjadi pertambahan penduduk sebesar 216.780 jiwa 11,38 . Dengan luas wilayah mencapai 265,10 km², kepadatan
penduduk mencapai 8.001 jiwakm².
Dalam kependudukan dikenal istilah transisi penduduk. Istilah ini mengacu pada suatu proses pergeseran dari suatu keadaan dimana tingkat kelahiran dan
kematian tinggi ke keadaan dimana tingkat kelahiran dan kematian rendah. Penurunan pada tingkat kelahiran ini disebabkan oleh banyak faktor, antara lain
perubahan pola berfikir masyarakat akibat pendidikan yang diperolehnya, dan juga disebabkan oleh perubahan pada aspek sosial ekonomi.
Penurunan tingkat kematian disebabkan oleh membaiknya gizi masyarakat akibat dari pertumbuhan pendapatan masyarakat. Pada tahap ini pertumbuhan
penduduk mulai menurun. Pada akhir proses transisi ini, baik tingkat kelahiran maupun kematian sudah tidak banyak berubah lagi, akibatnya jumlah penduduk
juga cenderung untuk tidak banyak berubah, kecuali disebabkan faktor migrasi atau urbanisasi. Komponen kependudukan lainnya umumnya menggambarkan
berbagai berbagai dinamika sosial yang terjadi di masyarakat, baik secara sosial maupun cultural. Menurunnya tingkat kelahiran fertilitas dan tingkat kematian
mortalitas, meningkatnya arus perpindahan antar daerah migrasi dan proses
Universitas Sumatera Utara
64
urbanisasi, termasuk arus ulang alik commuters, mempengaruhi kebijakan kependudukan yang diterapkan.
Universitas Sumatera Utara
65
IV.1.4 Susunan Organisasi Pemerintah Kota Medan Gambar IV. I
Universitas Sumatera Utara
66
Sumber : Pemko Medan 2013
Universitas Sumatera Utara
67
IV.2. Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Medan
Menurut Peraturan Walikota Medan No 4 tahun 2010, Badan merupakan unsur pendukung tugas kepala Daerah, yang dipimpin oleh Kepala Badan yang
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Badan mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan urusan pemerintah daerah di bidang pemberdayaan perempuan, perlindungan anak, dan keluarga berencana.
Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Medan mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan
urusan Pemerintahan daerah di bidang Pemberdayaan Perempuan, perlindungan anak dan Keluarga Berencana. Dalam melaksanakan tugas, Badan Pemberdayaan
Perempuan dan Keluarga B Kota Medan, menyelenggarakan fungsi perumusan kebijakan teknis di bidang pemberdayaan perempuan, perlindungan anak dan
keluarga berencana dan melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Walikota Medan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
IV. 2. 1. Visi dan Misi Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Medan
Visi adalah cara pandang jauh kedepan, kemana instansi pemerintah harus dibawa agar dapat eksis, antisipatif dan inovatif. Secara umum visi adalah
pandangan ideal masa depan yang ingin diwujudkan dan secara potensial untuk terwujud. Visi yang ditetapkan merupakan gambaran bersama mengenai masa
Universitas Sumatera Utara
68
depan dan menjadi komitmen murni dari seluruh masyarakat dan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana.
Sebagai unsur penunjang pemerintah Kota Medan dalam bidang kelurga berencana, maka visi Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana
kota Medan diharapkan akan dapat mendukung visi Kota Medan yakni ” Kota Medan menjadi Kota Metropolitan yang berdaya saing, nyaman, peduli dan
sejahtera.” Sejalan dengan visi kota Medan tersebut, Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana kota Medan mempunyai visi :
“Terwujudnya kesetaraan gender dan perlindungan anak serta dua anak lebih baik menuju keluarga sejahtera”
Misi:
Misi adalah suatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh instansi pemerintah sesuai visi yang ditetapkan, agar tujuan organisasi dapat terlaksana
dan berhasil dengan baik. Sejalan dengan visinya maka Badan Pemberdayaan
Perempuan dan Keluarga Berencana kota Medan, mempunyai misi:
1. Meningkatkan kesetaraan gender dan kualitas hidup perempuan dan anak.
2. Meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan keluarga berencana,
kesehatan produksi dalam membangun keluarga sejahtera. 3.
Meningkatkan kualitas lingkungan dan kesejahteraan keluarga. Dari ketiga misi tersebut diatas yang menjadi sorotan utama dalam
pengendalian jumlah penduduk kota Medan adalah meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan keluarga berencana, kesehatan produksi dan membangun
keluarga sejahtera. Untuk mencapai hal tersebut maka dilakukan program:
Universitas Sumatera Utara
69
1. Peningkatan pembinaan kesertaan ber-KB jalur pemerintah
a. Melakukan koordinasi, kemitraan dan keterpaduan dengan organijsasi
pemerintah lain. b.
Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia SDM melalui diklat, seminar dan pelatihan tenaga teknis.
2. Peningkatan kemandirian dan pembinaan kesertaan ber-Kb jalur swasta
a. Melakukan sosialisasi dengan masyarakat .
b. Menyediakan pemasangan alat ber KB sesuai dengan kebutuhan
Masyarakat. 3.
Peningkatan kualitas pelayanan serta penyediaan alat reproduksi a.
Sosialisasi dengan masyarakat. b.
Menyediakan Konseling KB c.
Pengelolaan Jasa Pelayanan Pemasangan Alat Kontrasepsi d.
Pelayanan dan Penanggulangan Side Effect Pasca Pemasangan Alat Kontrasepsi
IV. 2. 2. Tugas Pokok dan Fungsi Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana
Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana, mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah yang didukung sebanyak 40
orang PNS dan 8 orang non PNS .
Tugas Pokok dan Fungsi Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana:
Universitas Sumatera Utara
70
1. Perumusan Kebijakan Teknis di bidang pemberdayaan perempuan,
perlindungan anak, dan keluarga berencana. 2.
Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang pemberdayaan perempuan, perlindungan anak dan keluarga berencana.
3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pemberdayaan perempuan,
perlindungan anak dan keluarga berencana. 4.
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Tugas Pokok setiap Bidang:
Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Medan terdiri atas 5 bidang yakni; kesekretariatan, bidang pemberdayaan perempuan,
bidang keluarga berencana dan kesehatan reproduksi, bidang ketahanan dan pemberdayaan keluarga, dan bidang data dan informasi. Dalam hal pengendalian
laju pertumbuhan penduduk, kebijakan dari berbagai bidang adalah sebagai berikut:
1. Bidang Pemberdayaan Perempuan
Bidang Pemberdayaan Perempuan mempunyai tugas pokok melaksanakan lingkup pengarusutamaan gender, kualitas hidup, perlindungan perempuan, dan
anak..
Dalam hal mengendalikan laju pertumbuhan penduduk, Bidang Pemberdayaan Perempuan menyelenggarakan fungsi:
Universitas Sumatera Utara
71
1. Pembenahan di dalam Bidang Pemberdayaan Perempuan, hal ini
dilakukan melalui kegiatan:
a. Penyiapan kelembagaan pengarusutamaan gender
b. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Pemberdayaan
Perempuan. c.
Pelaksanaan kebijakan pengarusutamaan gender. d.
Pengintegrasian kebijakan hidup perempuan 2.
Pembenahan dengan melibatkan lembaga lain baik pemerintah maupun swasta:
a. Melakukan koordinasi dengan Lembaga Swadaya Masyrakat dan
Lembaga Kepolisian dalam hal memberikan perlindungan kepada perempuan dan anak.
b. Menjadi Mediasi bagi perempuan dan anak untuk mendapatkan
keadilan. c.
Mendampingi perempuan dan anak yang yang mendapat kekersasan dalam rumah tangga dan korban human trafficking.
2. Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi
Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Badan lingkup pengembangan pelayanan
keluarga berencana dan kesehatan reproduksi. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksutkan pada ayat 1, bidang Keluarga Berencana dan
Kesehatan Reproduksi menyelenggarakan fungsi:
Universitas Sumatera Utara
72
1. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Bidang Keluarga
Berencana dan kesehatan reproduksi 2.
Penetapan kebijakan dan pelaksanaan jaminan dan pelayanan keluarga berencana, peningkatan partisipasi pria, penanggulangan masalah
kesehatan reproduksi serta kelangsungan hidup ibu, bayi dan anak. 3.
Penetapan kebijakan dan pelaksanaan kesehatan reproduksi remaja dan perlinungan hak-hak reproduksi
4. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang
keluarga berencana dan kesehatan reproduksi 5.
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan kepala Badan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
3. Bidang Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga