36
Seperti yang sudah disebutkan pada latarbelakang, dimana Kartomo menyebutkan bahwa kebijakan kependudukan yang utama di Indonesia saat ini
adalah kebijakan keluarga berencana, sehingga BKKBN dalam upaya
pengendalian jumlah penduduk terdapat beberapa kebijakan yaitu: 1. Penundaan Usia Perkawinan
Ketentuan mengenai batas umur minimal dalam Pasal 7 ayat 1 UU No, 1 Tahun 1974 yang mengatakan bahwa “Perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria
sudah mencapai usia 19 tahun dan pihak wanita sudah mencapai usia 16 tahun.” Undang-undang tersebut tidak sejalan dengan BKKBN, menurut BKKBN dalam
Rencana Nasional disebutkan batas usia perkawinan untuk perempuan itu adalah 20 tahun sedangkan untuk pria 25 tahun. Pertimbangan tersebut didasarkan pada
faktor kesehatan dimana perempuan yang menikah dibawah umur 20 tahun beresiko terkena kanker leher rahim. Dan pada usia remaja, sel-sel leher rahim
belum matang, maka kalau terpapar human papiloma Virus HPV pertumbuhan sel akan menyimpang menjadi kanker.
2. Mengatur Jarak Kelahiran
Dalam pola reproduksi sehat dijelaskan, disamping pasangan suami istri diupayakan untuk mempunyai anak 2 orang saja, juga harus diupayakan agar jarak
kelahiran anak yang satu dengan anak yang lainnya dapat diatur dengan baik, kalau memungkinkan 5 tahun. Graef dkk
25
25
Graef, J.A., dkk.1996, Komunikasi Untuk Kesehatan dan Perubahan Perilaku, Yogykarta : Gadjah Mada University Press. Hal :56
mengemukakan bahwa makin muda
Universitas Sumatera Utara
37
atau makin tua usia ibu, maka makin tinggi resiko ibu beserta anaknya. Bila seorang ibu telah melahirkan lebih dari empat orang anak, maka resiko bagi ibu
dan anaknya makin besar pada setiap kelahiran berikutnya. Meskipun demikian, resiko tertinggi ada pada kelahiran yang berjarak kurang dari 2 tahun. Pendapat
Graef dkk., ini didukung oleh temuan United Stated Agency for International Development USAID yang menyebutkan bahwa angka mortalitas bayi yang
mempunyai jarak kelahiran kurang dari 2 tahun menunjukkan 71 lebih tinggi dibandingkan yang berjarak dua sampai tiga tahun.
3. Menggunakan alat kontrasepsi
Penggunaan alat kontrasepsi bertujuan untuk menjarangkan kelahiran. Banyak cara kontrasepsi yang dapat dipakai oleh pasangan suami istri, baik yang
bersifat hormonal, seperti suntik KB, pil, implan maupun yang bersifat non hormonal seperti IUD, Kondom maupun media operasi. Setiap kontrasepsi yang
dipakai apapun jenisnya mempunyai keefektifan dalam mencegah kehamilan.
26
26
Rajagukguk, W. 1999. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Penggantian Kontrasepsi: Analisis Data SDKI 1994. Tesis pada Program Magister Kajian Kependudukan dan Ketenagakerjaan
Program Pascasarjana. Universitas Indonesia.
Dalam Undang Undang no 52 tahun 2009 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan Keluarga dalam pasal 23 telah mengatur mengenai penggunaan
alat kontrasepsin di masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
38
4. Meningkatkan usaha ekonomi keluarga
Salah satu fungsi keluarga yang harus dilaksanakan oleh setiap keluarga adalah fungsi ekonomi. Dalam hal ini kepada para istri dapat diberi peluang
untuk melakukan usaha ekonomi produktif dalam rangka meningkatkan ekonomi keluarga.Untuk kepentingan ini sejak dekade tahun 1980-an BKKBN telah
mengembangkan program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera UPPKS, di mana kepada keluarga-keluarga diberikan peluang untuk dapat
melakukan usaha dengan pemberian bantuan modal dan bimbingan usaha bekerjasama dengan sektor-sektor terkait.
5. Persalinan Ditolong Oleh Tenaga Kesehatan