balasan yang telah diperbuat dan sebagai sarana penyucian diri,
8
serta harapan akan terwujudnya rasa keadilan yang dapat dirasakan oleh seluruh
masyarakat.
B. Pidana Mati Dalam Hukum Islam
Telah dijelaskan di atas maksud atau tujuan pidana Islam adalah menjaga ketertiban masyarakat dan mewujudkan hidup yang damai, serta mencipakan
lingkungan yang saling menghormati dan menghargai hak individu maupun hak masyarakat secara umum, tentunya dalam kehidupan sosial. Selain itu juga
memberikan pencegahan dan pelajaran agar setiap individu menjauhi dari perbuatan jarimah atau kejahatan. Sehingga penegakkan hukum tersebut
menyentuh dan berdasarkan asas manfaat maslahat dan menjauhkan kerusakan mafsadah. Begitu juga tentang hukuman mati dalam syariat Islam adalah untuk
pencegahan ar-rad’u wa az-zajru’ dan pendidikan al-islah wa at-tahdzib.
9
Sanksi pidana mati dalam hukum Islam ada beberapa kategori kejahatan jarimah
10
yang dikenakan yaitu, makar-pemberontakan al-Baghy, murtad-
8 Hukuman bagi pelaku kejahatan sebagai rehabilitasi atau perbaikan. Lihat Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Cet, Ke- 31, Jakarta: PT Raja Grafindo, 2001, h. 409
9
Ahmad Hanafi, Asas-Asas Hukum Pidana Islam, Cet, Ke-5, Jakarta: Bulan Bintang, 1993, h. 255
10
Jarimah berasal dari kata,
مﺮ܆
yang sinonimnya
ﺴآ و ﻄ artinya, “berusaha dan
bekerja ”. Secara istilah,
ﻢﺋاﺮ ﻟا تارﻮﻈﺤ
ﺔﱠﻴ ﺮﺷ ﺮ ز
ﷲا ﻰﻟﺎ
ﺎﻬﻨ ّﺪﺤﺑ
وا ﺮ ﺰ
artinya, “jarimah adalah perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh syara’, yang diancam dengan hukuman had atau
ta’zir ” lihat, Ahmad Wardi Muslich, Pengantar dan Asas Hukum…, h. 9
keluar dari Islam ar-Riddah, berzina, dan perampokan hirabah, membunuh qhishasdiat. Akan diterangkan dibawah ini.
Hukum Islam membagi tindak pidana pada tiga bagian yaitu, pidana hudud
, qhishas-diat, dan ta’zir
11
. Sebelum menjelaskan sanksi-sanksi yang dikenai pidana mati di atas, perlu kiranya sebelumnya memaparkan bagian-bagian
dalam jarimah, yang sebenarnya sangat banyak macam dan ragamnya. Akan tetapi secara garis besar kita dapat membaginya dengan meninjaunya dari
beberapa segi antara lain ditinjau dari segi berat ringannya hukuman yakni: a
Pidana hudud Pidana hudud jarimah hudud adalah jarimah yang diancam dengan
hukuman had. Pengertian hukuman had adalah hukuman yang telah ditentukan oleh syara’ dan menjadi hak Allah hak masyarakat.
Dengan demikian ciri khas jarimah hudud itu sebagai berikut. 1
hukumannya tertentu dan terbatas, dalam arti hukumannya telah ditentukan oleh syara’ dan tidak ada batas minimal dan maksimal.
2 hukuman tersebut merupakan hak Allah semata-mata, atau kalau ada hak
manusia di samping hak Allah maka hak Allah lebih dominan.
11
Ensiklopedi Hukum Pidana Islam, Abdul Qadir Audah, at-Tasyri’ al-Jima’i al-Islamiy Muqarrana bil Qanunil Wad’iy,
terj. Tim Tsalisah, jilid ke- 3, Bogor: PT. Kharisma Ilmu, tt, h. 111
Pengertian hak Allah sebagaimana dikemukakan oleh Mahmud Syaltut sebagai berikut
12
.
܊ ڱܽ
ﷲا ݊ﺎ
۾ܳ ڰ݇
ܽـ ۸ݑ
ݏ݆ا ܻ
ܱ ݆ܳا
ڱمﺎ ݆݇
܇
ܲﺎ ﺔ
۹݆ا ܟ
ﺮ ڰݚﺔ
، و݆
݉ ݚ
ۿ
ڱܡ ۸
ﻮ ܊ا
ﺪ ݊
ݍ ڰݏ݆ا
سﺎ
Artinya: “hak Allah adalah suatu hak yang manfaatnya kembali kepada masyarakat dan tidak tertentu bagi seseorang
”
Dalam hubungannya dengan hukuman had maka pengertian hak Allah di sini adalah bahwa hukuman tersebut tidak bisa dihapuskan oleh
perseorangan orang yang menjadi korban atau keluarganya atau oleh masyarakat yang diwakili oleh Negara.
Jarimah hudud ini ada tujuh macam antara lain sebagai berikut, 1
Tindak pidana perzinaan jarimah zina 2
Tindak pidana tuduhan zina jarimah qadzaf 3
Tindak pidana meminum minuman keras jarimah syurbul khamr 4
Tindak pidana pencurian jarimah pencurian 5
Tindak pidana Perampokan jarimah hirabah 6
Tindak pidana murtad jarimah riddah 7
Tindak pidana pemberontakan jarimah al-baghy
13
Dalam jarimah zina, syurbul khamr, hirabah, riddah, dan pemberontakan yang dilanggar adalah hak Allah semata-mata. Sedangkan
12
Ahmad Wardi Muslich, Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam fiqih jinayah, h. 17-18
13
Abdul Qadir Audah, at-Tasyri’ al-Jina’iy al-Islamiy, h. 79
dalam jarimah pencurian dan qadzaf penuduhan zina yang disinggung disamping hak Allah, juga terdapat hak manusia individu, akan tetapi hak
Allah lebih dominan. b
Pidana qhishas wa diat Jarimah
qhishas dan diat adalah hukuman yang diancam dengan hukuman dengan qhisas dan diat. Baik qhishas maupun diat keduanya adalah
hukuman yang sudah ditentukan oleh syara’. Perbedaannya dengan hukuman had
adalah bahwa had merupakan hak Allah hak masyarakat, sedangkan qhishas
dan diat adalah hak manusia individu. Adapun yang dimaksud dengan hak manusia sebagaimana dikemukakan oleh Mahmud Syaltut sebagai
berikut.
܊ ڱܽ
݆ܳا ۹ﺪ
ܺ ﻬ
ﻮ ݊ﺎ
۾ܳ ڰ݇
ܽـ ۸ݑ
ݎܻ ܱ
ﱞصﺎ
݆ﻮ ܊ا
ﺪ ݊
ܳڰـ ݛ
ݍ ݊
ݍ ڰݏ݆ا
سﺎ
Artinya: “hak manusia adalah hak yang manfaatnya kembali kepada orang tertentu
” Dalam hubungannya dengan hukuman qhishas dan diat maka
pengertian hak manusia di sini adalah hukuman tersebut bisa dihapuskan atau dimaafkan oleh korban atau keluarganya.
Dengan demikian maka ciri khas dari jarimah qhishas dan diat itu adalah 1
hukumannya sudah tertentu dan terbatas, dalam arti sudah ditentukan syara’ dan tidak ada batas maksimal dan minimal sudah ditentukan
2 hukuman tersebut merupakan hak perseorangan individu, dalam arti
bahwa korban atau keluarganya berhak memberikan pengampunan terhadap pelaku.
c
Tindak pidana ta’zir
Tindak pidana ta’zir jarimah ta’zir adalah jarimah yang diancam dengan hukuman ta’zir. Pengertian ta’zir secara bahasa ialah ta’dib atau
memberi pelajaran. Tapi secara istilah sebagaimana yang dikemukakan oleh Imam al-Mawardi, ta’zir itu adalah hukuman pendidikan atas dosa tindak
pidana yang belum ditentukan hukumannya oleh syara’. Secara ringkas dapat dikatakan hukuman jarimah ta’zir itu adalah hukuman yang belum ditetapkan
oleh syara’, melainkan diserahkan kepada Ulil Amri pemerintah, baik penentuannya maupun pelaksanaannya. Dalam menentukan hukuman
tersebut, penguasa hanya menetapkan hukuman secara global saja. Artinya pembuat Undang-Undang tidak menetapkan hukuman untuk masing-masing
jarimah ta’zir, melainkan hanya menetapkan sekumpulan hukuman, dari yang
ringan seringannya dan berat seberatnya. Ciri khas dari jarimah ta’zir adalah.
1 hukumannya tidak tertentu dan tidak terbatas, artinya hukuman tersebut
belum ditentukan oleh syara’ dan ada batas minimal dan maksimal. 2
penentuan hukuman tersebut adalah hak penguasa
14
.
14
Ahmad Wardi Muslich, Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam fiqih jinayah, h. 19
Telah disebut di atas beberapa jarimah yang dikenai hukuman mati dan akan dijelaskan disini yaitu,
a. Makar atau pemberontakan al-Baghyu
15
Ada beberapa defenisi dari para ulama fiqh atau mazdhab mengenai perbuatan makar
16
, tapi apabila ditarik kesimpulan dari perbedaan defenisi tersebut, maka dapat dipahami makar adalah tindakan sekelompok orang yang
memilki kekuatan untuk menentang pemerintah, dengan sebab adanya perbedaan paham mengenai masalah kenegaraan. Syariat Islam memberikan
sanksi keras terhadap jarimah makar, karena jika tidak demikian maka akan timbul, kekacauan, anarki, serta ketidaktenangan masyarakat. Tindakan keras
tersebut berupa diterapkannya hukuman mati bagi pelaku makar. Berdasarkan firman Allah dalam surat al-Hujurat ayat 9
وإ ن
ܪ ﺋﺎ
ܻۿ نﺎ
݊ ݍ
݆ا ﺆ
݊ݏ ݛ
ݍ ܾا
ۿۿ ݇ﻮ
ا ܺﺄ
ܢ ݇
܋ ﻮا
۸ا ݛݏ
ﻬ ﺎ
ܺﺈ ن
۸ܷ ۽
إ ܊
ﺪ ها
ﺎ ܲ
݇ ﻰ
ﻷا
ﺮ ى
ܺܿ ۿ݇
ﻮا ڰ݆ا
ۿ ﻰ
۾۹ ܷ
ﻰ ܊
ڰۿ ﻰ
۾ܻ ﻰ
ء إ݆
ﻰ أ݊
ﺮ ﷲا
ܺﺈ ن
ܺ ءﺎ
ت ܺﺄ
ܢ ݇
܋ ﻮا
۸ݛ ݏﻬ
ﺎ ۸
݆ܳﺎ ﺪ
ل وأ
ܾ ܛ
ـ ܫ
ﻮﺁ إ
ڰن ﷲا
ݚ ܋
ڱ۷ ݆ا
ܿ ܛ
ـ ݛܫ
ݍ .
تاﺮ܇܋݆ا :
٩
15
Dari segi bahasa Al-baghy memiliki beberapa arti antara lain:
ﻈﻟا ﻢ zhimaniaya,
ﻟا ﻨﺎ
ﺔ perbuatan jahat,
ﻟا ﺼ
ﻴ نﺎ
durhaka,
لوﺪ ﻟا ﻦ
ّ ﺤﻟا menyimpang dari kebenaran, dan
ﻟا ّﺪ
ي
melanggar dan menentang, lihat, Muhammad ibn Ismail al-Kahlani, Subulus as-Salam, juz III, h. 257; Wabah al-Zuhaili, al-Fiqh al-Islam wa adillatuh, juz, VII, h. 142; dan Ahmad Warson
Munawwir, Kamus Munawwir, h. 106
16
kumpulan tulisan dosen-dosen Fak. Syari’ah dan Hukum UIN Jakarta, Pidana Islam di Indonesia: Peluang, Prospek, Dan Tantangan,
editor, Jaenal Aripin, dan M. Askal Salim GP, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2001, h. 58-59
Artinya: “dan jika ada golongan dari orang-orang mu’min berperang, maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari kedua
golongan itu berbuat aniaya terhadap golongnm yang lain maka perangilah golongan yang berbuat aniaya itu, sehingga golongan itu
kembali kepada perintah Allah, jika golongan itu telah kembali kepada perintah Allah maka damaikanlah antara keduanya dengan
adil dan berlaku adillah. Sesesungguhnya Allah menyukai orang- orang yang berlaku adil
”
Ketentuan yang lebih tegas mengenai hukuman ini dijelaskan dalam hadis Nabi SAW.
و ܲ
ݍ ܲ
ﺮ ܺ
܇ ﺔ
۸ا ݍ
ܞ ﺮ
ݚ ܉
ܾ لﺎ
ܚ
ܳ ۽
ر ܚ
ﻮ ل
ﷲا ص
م ݚܿ
ﻮ ل
݊ ݍ
أ۾ ﺎ
آ ݉ـ
وأ ݊
ﺮ آ
݉ـ ܆
ݛ ܱ
ݚ ﺮ
ݚﺪ أ
ن ݚܻ
ﺮ ق
܆
ܲﺎ ۿﻜ
ـ݉ ܺ
ܾﺎ ۿ݇
ﻮ ݐ
أ
ﺮ ܆
ݑ ݊
ܛ ݇݉
Artinya: “dari ‘Arfajah ibn Syuraih ia berkata: saya mendengar Rasullah Saw. Bersabda: barang siapa yang datang kepada kamu
sekalian, sedangkan kalian telah sepakat kepada seseorang pemimpin, untuk memecah belah kelompok kalian, maka bunuhlah ia
”. HR. Muslim
17
b. Jarimah Murtad riddah Hukuman mati bagi orang yang murtad keluar dari agama Islam
didasarkan kepada firman Allah dalam surah al-Baqarah ayat 217 ☺
⌦ ☺
. ةﺮܿ۹݆ا
: ٧
Artinya: “barang siapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalm kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia
amalnya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal didalamnya
”
17
al-Kahlani, Subulus as-Salam, h. 261
Ayat di atas hanya menjelaskan hukuman bagi orang murtad di akhirat tidak di dunia, tapi hukuman di dunia dijelaskan oleh Nabi SAW
18
. Sebagaimana dalam hadisnya:
و ܲ
ݍ ۸ا
ݍ ܲ
ڰ۹ سﺎ
ر ﺿ
ݙ ﷲا
ܲ ݏﻬ
ـ ﺎ
ܾ لﺎ
ܾ لﺎ
ر ܚ
ﻮ ل
ﷲا ܢ
ڰ݇ ﻰ
ﷲا ܲ
݇ݛ ݑ
و ܚ
ڰ݇݉ ݊
ݍ ۸ڰﺪ
ل د
ݚݏ ݑ
ܺﺎ ܾۿ
݇ﻮ ݐ
Artinya: “dari ibnu abbas ra, ia berkata: telah bersbda Rasulullah SAW: barang siapa mengganti agamanya maka bunuhlah ia
”. HR. Bukhari
19
c. Zina Muhshan sudah menikah Hukuman rajam bagi zina muhshan, rajam adalah hukuman yang
diakui seluruh fuqaha kecuali kelompok Azariqah dari golongan Kwarij. Mereka tidak menerima hadis jika tidak mencapai batas mutawwatir menurut
mereka, hukuman bagi orang zina muhshan dan hukuman zina ghair muhshan
adalah dera, dalilnya merujuk pada surah an-Nur ayat 2
☺ ☺
☺ ⌧
⌧ ☺
ﺮݏ݆ا :
18
Ahmad Wardi Muslich, Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam fiqih jinayah, h. 152
19
al-Kahlani, Subulus as-Salam, h. 256
Artinya
:
“perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, Maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus dali dera, dan
janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk menjalankan agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan
hari akhirat, dan hendaklah pelaksanaan hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman.”
Pendapat para ulama di luar kelompok Azariqah dari golongan kwarij
menyatakan hukuman bagi pezina muhshan sudah menikah hukumannya adalah rajam yang bentuk hukumannya merupakan membunuh orang yang
berzina dengan cara melemparinya dengan batu atau yang sejenis batu.
20
d. Perampokan hirabah Orang yang melakukan Perampokan sama halnya dengan memerangi
Allah dan Rasulnya, kata memerangi ini sama dengan melawan Allah dan Rasulnya, dapat dimengerti bahwa perampokan sangatlah dilarang dalam
Islam dan larangan itu sesuai dengan dampak serta bahaya yang ditimbulkan dari perampokan, bukan hanya mengancam harta bahkan nyawa
21
. Dalam surah al-Maidah ayat 33 Allah berfirman:
☺
⌧
20
Ensiklopedi Hukum Pidana Islam, Abdul Qadir Audah…, h. 182
21
Jaenal Aripin, M. Askal Salim GP, editor, Pidana Islam di Indonesia, Peluang, Prospek, dan Tantangan
…, h. 133
⌧ ﺎ݆ا
ةﺪﺋ :
Artinya: “sesungguhnya balasan bagi orang yang memerangi Allah dan Rasulnya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah
mereka itu dibunuh atau disalib, dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik, atau dibuang dari negeri tempat
kediamannya, yang demikian itu sebagai suatu penghinaan untuk mereka di dunia dan di akhirat mereka mendapat siksaan yang besar
”
Sangatlah jelas maksud ayat di atas, menegaskan bahwa tindak pidana perampokan merupakan kejahatan yang dikategorikan melawan Allah dan
Rasulnya. Karena perampokan dapat meresahkan dan mengganggu keamanan masyarakat umum.
Ada empat macam hukuman bagi pelaku tindak pidana perampokan hirabah, dan empat macam hukuman ini dikenakan pada pelaku dilihat dari
kadar perbuatannya. 1
hukuman mati 2
hukuman mati dan salib 3
hukuman potong tangan dan kaki 4
hukuman pengasingan
22
22
Ahmad Wardi Muslich, Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam fiqih jinayah, Cet, Ke- 1, Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2004, h. 149-151
C. Tata Cara Pelaksanaan Pidana Mati dalam Hukum Islam