mereka. Karena jarak yang jauh menjadi dekat bagi mereka, sebaliknya pihak yang kalah hidup di ruang berat, kenyal, tak tersentuh, yang mengikat waktu, dan
menjaganya di luar kontrol penghuninya, akan tetapi adalah penting untuk membedakan di antara orang-orang yang setidaknya punya mobilitas. Trust adalah
mereka yang bergerak karena mereka mengiginkanya. Mereka tertarik oleh sesuatu dan merasa tak bisa menolak dan bergerak ke arah sesuatu itu. Maka dapat
disimpulkan bahwa Bauman melihat mobilitas sebagai aspek yang paling kuat globalisasi. Dia berpendapat bahwa para pemenang dalam perang ruang adalah
mereka yang mampu bergerak bebas diseluruh dunia, yang kalah tidak hanya kekurangan tetapi juga mobilitas terbatas pada wilayah gundul makna Ritzer,
2004:593-594.
2.3.3. Perspektif Appadurai Tentang Globalisasi
Appadurai melihat lanskap ini sebagai basis dari apa yang dinamakan Imagine Worlds
atau berbagai macam dunia yang terdiri dari imajinasi orang-orang dan kelompok-kelompok diseluruh dunia yang diletakan secara historis, karena banyak
orang di berbagai tempat di dunia yang tinggal di Imagine world, mereka memiliki kapasitas untuk menumbangkan dunia semacam ini. Ada empat lanskap dalam inti
pemikiran Appadurai : 1.
Ethnoscapes, Ini adalah kelompok atau aktor yang mobile turis, pengungsi, pekerja tamu yang memainkan peran penting dalam pergesaran-pergeseran di
dunia dimana kita tinggal. Lebih jauh dalam dunia yang terus berubah, orang-
Universitas Sumatera Utara
2. Tecnoscapes, Yang dimaksud Appadurai 1996:34 adalah konfigurasi global
dari teknologi dan fakta bahwa teknologi, baik teknologi tinggi maupun rendah, baik yang mekanistik maupun informasional, kini bergerak dengan kecepatan
tinggi melintasi berbagai jenis batasan yang dulu ada. 3.
Financescapes, Ini melibatkan proses yang denganya, pasar bursa saham nasional, dan spekulasi komoditas menggerakan megamonies melalui batas-batas
nasional dengan kecepatan tinggi Appadurai, 1996:34-35. 4.
Mediascape, Yang terlibat disini adalah distribusi kapabilitas elektronik untuk menghasilkan dan menyebarkan informasi koran, majalah, televisi yang
sekarang tersedia untuk kepentingan publik dan swasta yang semakin banyak dan imaji dunia-dunia yang diciptakan oleh media ini.
2.3.4. Mekanisme Globalisasi Menurut 4-1 Kenichi Ohmae, 1994 dan Model 3-T Jhon Naisbitt.
Pengembangan jaringan kerjasama interpenden antar bangsa dapat dijelaskan dengan menggunakan dua model dasar yakni model 4-1 Kenichi Ohmae, 1994 dan
Model 3-T Jhon Naisbitt . Model 4-1 yang dikembangkan oleh Kenichi Ohmae
dalam bukunya, The End Of The Nation State, menjelaskan bahwa globalisasi bangsa-bangsa di dunia berlangsung melalui kebebasan arus industrialiasi, investasi,
informasi dan individualisasi konsumsi. Dalam dunia yang telah tidak mengenal batas-batas negara, The Bordeeless World 1990, bangsa-bangsa melaksanakan
Universitas Sumatera Utara
industrialisasi demi peningkatan kesejahteraan rakyat dengan memproduksi barang dan jasa yang tidak hanya diorentasikan pada konsumsi dalam negeri tetapi juga
dipasarkan secara internasional. Kegiatan ekspor dan impor tidak lagi dilakukan berdasarkan pertimbangan nasionalisme, melainkan demi peningkatan kesejahteraan
sosial ekonomi masyarakat. Laju industrialisasi itu tidak semata-mata mengandalkan sumber daya nasional melainkan dipacu dan dipercepat dengan menggunakan
bantuan dana asing. Aliran dana Internasional berlangsung melalui lembaga-lembaga keuangan internasional, seperti IMFWorld Bank yang sifatnya Govermenet to
Goverment , tetapi juga melalui perusahaan-perusahaan swasta multinasional yang
mengembangkan sayap ke luar negeri. Proses globalisasi mendorong arus investasi mengalir kemana saja diseluruh
dunia, selama lingkungan bisnis setempat mampu memberikan keuntungan jangka panjang maupun jangka pendek. Lagi pula arus investasi ini tidak mungkin
dibendung oleh kekuatan manapun termasuk pemerintah atau partai politik sehingga keluar masuknya investasi sangat tergantung pada kemampuan kondisi sosial
ekonomi masyarakat setempat dalam menciptakan iklim kondusif profit yielding climate
. Laju industrialisasi dan kelancaran investasi didukung oleh kemajuan
teknologi informasi yang memungkinkan pertukaran informasi terkini secara cepat dengan kualitas tanpa distorsi. Arus informasi mengalir bebas tanpa intervensi tanpa
kekuatan politik birokrasi pemerintahan sehingga para pelaku bisnis dapat membuat keputusan yang berkualtitas tinggi dengan mengandalkan “information management
system ” yang didukung oleh database akurat, dan juga teknologi informasi yang
menggabungkan teknologi telepon, komputer, dan televisi mampu menciptakan
Universitas Sumatera Utara
peluang komunikasi jarak jauh demi peningkatan efisiensi dan efektivitas. Akhirnya dengan jaringan arus informasi bebas tersebut masyarakat dapat memperoleh
informasi dengan alternatif-alternatif yang lengkap tentang kualitas barang dan jasa yang dibutuhkan. Masyarakat dapat mencari dan mendapatkan barang dan jasa yang
dianggap paling sesuai dengan kebutuhan dan cita rasa masing-masing di manapun barang dan jasa tersebut dapat dihasilkan. Begitulah masyarakat hidup dalam proses
individualisasi konsumen, yang mengutamakan nilai pribadi sehingga tidak puas dengan produk dan jasa massal.
Model 3-T dikembangkan oleh Jhon Naisbitt 1990, 1994 dalam bukunya Megatreds 2000: ten new Directions For the 1990’s
yang kemudian diperkuat kembali dengan Global Paradox, Megantrends yang merupakan indikasi besarnya
gelombang globalisasi, secara jelas menunjukan bahwa penduduk dunia ini semakin dinamis dan dinamika penduduk tersebut telah menjadi sumber kekuatan jaringan
ekonomi dunia. Bisnis paling terbesar dalam era globalisasi ekonomi ini adalah transportasi, teknologi informasi, dan turisme. Transportasi khususnya tranportasi
udara dan laut berkembang pesat berkat dukungan “Revolusi Teknologi Informasi” telecommunications revolution yang mampu membangun jaringan telekomunikasi
yang menyajikan kualtitas “real time” dan kebijakan-kebijakan baru sejumlah pemerintah. Pengembangan jaringan transportasi tidak hanya mampu meningkatkan
pergerakan manusia, barang dan jasa tetapi juga mempengaruhi kualitas manajemen ekonomi pembangunan dan pemberdayaan lingkungan alam. Telekomunikasi yang
didukung oleh gabungan berbagai komponen teknologi informasi sebagaimana telah disinggung di atas telah mengubah tata ekonomi dan menciptakan industri
Universitas Sumatera Utara
komunikasi nasional dan internasional yang mengubah struktur maupun kebijakan ekonomi. Penemuan kembali perekonomian nasional.
Dari 2 model tersebut jelas terlihat bahwa globalisasi pertama-tama memang dimungkinkan oleh adanya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Revolusi
telekomunikasi yang mampu menggabungkan telepon, komputer, dan televisi dan dimanfaatkan oleh dunia bisnis, sehingga menghasilkan global business, global
tourism, global company, global marketing, dan global consumer, namun globalisasi bukan sekedar proses pelibatan masyarakat di berbagai pelosok dunia kedalam
interaksi melalui jaringan komunikasi dan informasi global, namun juga pengintegrasian sektor-sektor pemerintahan maupun swasta kedalam berbagai macam
bidang kegiatan. Singkatnya globalisasi dengan keterbukaan arus informasi bebas menata ulang jalinan ekonomi, politik, sosial, budaya dan keamanan segenap negara
di dunia sehingga terjadi interaksi intensif yang paradoks di satu pihak mempertajam persaingan namun di lain pihak memperkuat kerja sama.
2.3.5. Dampak Globalisasi