muncul sebagai akibat dari serangkaian perkembangan teori sosial, khususnya reaksi terhadap perspektif terlebih dahulu seperti teori modernisasi. Diantara karakteristik
dari teori ini adalah bias Western-nya disesuaikan dengan perkembangan di barat dan bahwa ide di luar dunia barat tak punya pilihan kecuali menyesuaikan diri dengan ide
barat. Pada titik eksterm, globalisasi kultur dapat dilihat sebagai proses dimana banyak input kultur lokal dan global saling berinteraksi, globalisasi dimana dunia
global dilihat berinteraksi dengan dunia lokal untuk menghasilkan sesuatu yang berbeda http:en.wikipedia.orgwikiModernization_theory diakses pada Tanggal 15
Maret 2010 pukul 09.00 wib.
2.3.1. Perspektif Neo-Marxian Kellner Tentang Globalisasi
Kellner menfokuskan pada realitas kapitalisme sekarang dimana teknologi memegang peran yang semakin penting. Kellner 2002 mengalihkan perhatianya
kepada globalisasi. Kellner, 2002:286 mengatakan kunci untuk memahami globalisasi adalah menyusun teori tentang produk dari revolusi teknologi. Akan
tetapi, perubahan-perubahan ini saling berkaitan dengan faktor-faktor politik dan sosial. Jadi harus melihat kepada hubungan dialektis antara teknologi, ekonomi,
politik, dan kultur. Ini bukan hanya menyesuaikan dengan kesalingterhubungan. Kellner juga menyatakan globalisasi melibatkan pasar kapitalis dan aliran komoditas,
kapital, teknologi, ide-ide, bentuk-bentuk kultur, dan penduduk yang melewati batas- batas nasional via jaringan masyarakat global. Transmutasi teknologi dan kapital
bekerjasama menciptakan dunia baru yang menggelobal dan saling terhubung. Revolusi teknologi yang menghasilkan jaringan komunikasi komputer, transportasi
Universitas Sumatera Utara
dan pertukaran merupakan pra-anggapan dari ekonomi global, bersama dengan perluasan dari sistem pasar kapitalis dunia yang menarik lebih banyak area dunia dan
ruang produksi, perdaggangan dan konsumsi ke dalam orbitnya. Meskipun ekonomi kapitalis masih penting untuk memahami globalisasi, tekno sainslah yang
memberikan infrastrukturnya. Hal penting bagi Kellner adalah pemikiranya tentang internet. Teknologi ini dipakai dengan berbagai macam cara untuk mempromosikan
globalisasi kapitalis, akan tetapi internet juga dipakai untuk memobilisasi orang- orang yang menentang globalisasi, jadi Kellner melihat potensi demokrasi utopian di
dalam teknologi baru ini tetapi pada tingkat minimum teknologi baru itu mengubah globalisasi menjadi daerah persaingan Ritzer, 2004:590.
2.3.2. Bauman Tentang Konsekuensi Globalisasi Manusia
Bauman 1998 melihat globalisasi dari segi “perang ruang” dalam padangannya mobilitas menjadi faktor penstratifikasi yang paling kuat dan paling
diharapkan di dunia sekarang ini, jadi pemenang dari perang ruang ini adalah mereka yang mobile mampu untuk bergerak secara bebas ke seluruh dunia dan dalam proses
untuk menciptakan makna bagi diri mereka sendiri. Mereka dapat mengambang relatif bebas di atas ruang dan ketika mereka harus “mendarat” di suatu tempat,
mereka mengisolasi diri mereka dalam ruang yang tertutup dan terjaga dimana mereka aman dari gangguan orang-orang yang kalah dalam peperangan ruang
tersebut. Pecundang tidak hanya kekurangan mobilitas tetapi juga turun dan terkukung di daerah yang gersang makna dan bahkan tidak mampu memberi makna.
Pemenang dapat dikatakan “hidup dalam waktu” yakni ruangan bukan masalah bagi
Universitas Sumatera Utara
mereka. Karena jarak yang jauh menjadi dekat bagi mereka, sebaliknya pihak yang kalah hidup di ruang berat, kenyal, tak tersentuh, yang mengikat waktu, dan
menjaganya di luar kontrol penghuninya, akan tetapi adalah penting untuk membedakan di antara orang-orang yang setidaknya punya mobilitas. Trust adalah
mereka yang bergerak karena mereka mengiginkanya. Mereka tertarik oleh sesuatu dan merasa tak bisa menolak dan bergerak ke arah sesuatu itu. Maka dapat
disimpulkan bahwa Bauman melihat mobilitas sebagai aspek yang paling kuat globalisasi. Dia berpendapat bahwa para pemenang dalam perang ruang adalah
mereka yang mampu bergerak bebas diseluruh dunia, yang kalah tidak hanya kekurangan tetapi juga mobilitas terbatas pada wilayah gundul makna Ritzer,
2004:593-594.
2.3.3. Perspektif Appadurai Tentang Globalisasi