Transformasi Masyarakat Nyata Menuju Masyarakat Maya Melalui Internet (Studi Kasus Pengguna Internet Di Kalangan Penjual Bursa Saham Gedung Uniland JL. MT Haryono No. 4-1)

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

TRANSFORMASI MASYARAKAT NYATA MENUJU MASYARAKAT MAYA MELALUI INTERNET

(Studi Kasus Pengguna Internet Di Kalangan Penjual Bursa Saham Gedung Uniland JL. MT Haryono No. 4-1)

SKRIPSI DIAJUKAN OLEH

ROSELIN 060901027

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

DEPARTEMEN SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur dan terimakasih penulis ucapkan kepada Bapa yang dasyat dan teramat baik Tuhan Yesus Kristus Sang Juruslamat yang memberikan pertolongan kepada penulis dari awal penyusunan hingga akhir penulisan, sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul : “TRANSFORMASI MASYARAKAT NYATA MENUJU MASYARAKAT MAYA MELALUI INTERNET (studi kasus pengguna internet di Gedung Uniland JL. MT Haryono No 4-1).”

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih memiliki banyak keterbatasan. Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada segala pihak yang telah membantu dan selalu memberikan dukungan sampai akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. DR. M. Arif Nasution, MA, Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Univeritas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. DR. Badaruddin, M,Si, Selaku ketua Departemen Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Sismudjito, M,Si, Selaku dosen penguji dua yang telah sudi kiranya menyediakan waktu pada ujian komperhensif penulis dan memberikan masukan yang berarti dalam penulisan skripsi ini.

4. Ibu Dra. Rosmiani, MA selaku ketua penguji yang telah sudi kiranya menyediakan waktu pada ujian komperhensif penulis, serta memberikan masukan yang sangat berarti dalam penulisan skripsi ini.


(3)

5. Bapak Drs. Muba Simanihuruk, M,Si, selaku dosen pembimbing yang selalu menyediakan waktu dan memberikan bimbingan, saran serta sumbangan pemikiran dan ide-ide dalam penulisan skripsi ini.

6. Seluruh staf pengajar dan administrasi FISIP USU khususnya Departemen Sosiologi, Kak betty, kak Feny, Kak Devi.

7. Kepada Bapak Ibrahim yang telah memberikan izin kepada penulis, sehingga penulis dapat melakukan penelitian di Perusahaan Millennium Penata Futures Medan.

8. Kepada seluruh Broker Millennium Penata Futures yang menjadi informan penulis yang telah memberikan waktu kepada penulis.

9. Kepada Keluarga ku tercinta, Papa (Drs. Syah Limmer Saragih) Mama (Rosdiana Purba), abang ku (S.Sos. Dian Putra Bakti Saragih), Kaka ku (SPd. Lidya Ofrida Saragih), Kaka ku (S.sos Vika Triana Saragih) adik ku (Manuel Saragih) Terimakasih untuk dukungan doa dan semangat yang senantiasa diberikan kepada penulis. Tuhan Yesus memberkati.

10.Kepada ayank ku S.Sos Rolas Nainggolan yang aku sayangin. Terimakasih selalu ada disamping penulis dalam memberikan segala bantuan, pendapat dan memberikan dorongan semangat untuk penulis agar cepat menyelesaikan skripsi ini. God Bless our relationship. I love u forever.

11.Kepada abang dan kaka senior stambuk 2003, 2004, 2005, : Kak Irda, Kak imma, Kak Natalie Nadeak, kak Penggi, makasih atas pendapatnya yah kak .... 12.Kepada teman-teman sosiologi 2006 : Magdalena (thx sobat atas dukungan


(4)

13.Kepada Teman Ku yang selalu memberikan dukungan Irma Manik. thx yah sobat atas semangat nya.

14.Kepada kaka dan teman-teman YC 014 GBI Memplaz : Kak Dewi dan Abang, Iren, Ivi, Fery, Parjo. Thx atas dukungan doa yang diberikan yah. Tuhan Yesus Memberkati

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekuranagn dan jauh dari kesempurnaan yang disebabkan keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki oleh penulis. Dengan kerendahan hati, penulis selalu mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun.

Medan, Juni 2010-05-20

Penulis Roselin


(5)

ABSTRAK

Masyarakat adalah kelompok-kelompok orang-orang yang menempati sebuah wilayah (teritorial) tertentu, yang hidup secara relative lama, saling berkomunikasi, memiliki simbol-simbol dan aturan-aturan tertentu. Dalam kehidupan manusia modern, teknologi informasi merupakan perangkat yang tidak bisa dipisahkan dari aktifitas hidup sehari-hari, dan ketika penemuan teknologi informasi berkembang dalam skala massal, maka teknologi itu telah mengubah bentuk masyarakat manusia,. Sebuah dunia yang sangat transparan terhadap perkembangan informasi, transportasi serta teknologi yang begitu cepat dan begitu besar, sehingga dunia dijuluki the big village, sebuah desa besar di mana masyarakat saling kenal dan saling menyapa satu sama dengan lainya. Masyarakat global itu juga dimaksud sebagai sebuah kehidupan yang memungkinkan komunitas manusia menghasilkan budaya-budaya bersama, menghasilkan produk-produk industri bersama, menciptakan pasar bersama. Perkembangan teknologi informasi juga tidak saja mampu menciptakan masyarakat dunia global, namun secara materi mampu mengembangkan ruang gerak kehidupan baru bagi masyarakat, sehingga tanpa disadari, manusia telah hidup dalam dua

kehidupan yaitu nyata dan maya. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian

kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Dalam hal ini, data dikumpulkan dengan teknik pengumpulan data, berupa observasi non pasrtisipasi dimana peneliti mengamati secara langsung ke lapangan tetapi tidak tinggal dengan objek yan diteliti hanya sebatas mengamati bagaimana para broker menggunakan media internet dalam aktivitas bekerja. Wawancara Mendalam dimana peneliti mengadakan tanya jawab secara langsung dengan informan guna mendapatkan data yang lebih optimal untuk penelitian ini. Dokumentasi yang berupa, gambar saat wawancara, artikel, jurnal yang masih berkaitan dengan penelitian. Data-data dan informasi yang telah diperoleh dari lapangan diinterprestasikan melalui teknik analisa data sesuai dengan jenis penelitian.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan sampai kepada interprestasi dan analisa data. Dapat diketahui bahwa para broker di PT Millennium Penata Futures telah bergerak menuju kepada masyarakat maya. Para broker hanya duduk diam di depan layar komputer tetapi sudah melakukan banyak aktivitas layaknya masyarakat nyata, mereka berjalan-jalan di dunia maya mencari nasabah, menawarkan jasa mereka kepada sesama masyarakat maya, melakukan komunikasi tanpa kehadiran fisik, dan melakukan bisnis. Broker merupakan penduduk tetap dalam masyarakat maya. Email sebagai alamat para broker di dunia maya dan website sebagai kantor bagi para broker di dunia maya. Setiap saat mereka menggunakan alamat dan kantor mereka untuk berinteraksi dengan sesama anggota masyarakat maya guna berbagai kebutuhan seperti bergaul, menyapa, berbisnis. Para broker ini sudah memasuki kriteria masyarakat maya, semua mereka lakukan di dunia yang jarak dan waktu bukan suatu masalah besar, dunia yang membuat semua menjadi lebih mudah dan cepat yaitu dunia maya.


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ...v

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Perumusan Masalah ... 6

1.3Tujuan Penelitian ... 7

1.4Manfaat Penelitian ... 7

1.5Defenisi Konsep ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Teknologi Informasi...11

2.1.1. Internet...12

2.2. Masyarakat Maya (Cyber Community)...13

2.2.1. Kebudayaan Dan Masyarakat Maya...15

2.2.2. Kota Digital ...17

2.3. Teori Globalisasi...18

2.3.1. Perspektif Neo-Marxian Kellner Tentang Globalisasi...19

2.3.2. Bauman Tentang Konsekuensi Globalisasi Manusia...20

2.3.3. Perspektif Appadurai Tentang Globalisasi...21

2.3.4. Mekanisme Globalisasi...22

2.3.5. Dampak Globalisasi...25

2.4. Informasionalisme dan Masyarakat Jaringan...26


(7)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian...31

3.2. Lokasi Penelitian...31

3.3. Unit Analisis dan Informan...31

3.4. Teknik Pengumpulan Data...32

3.5. Interpretasi Data...34

3.6. Jadwal Kegiatan...35

3.7 Keterbatasan Penelitian...35

BAB IV DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN 4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian...36

4.1.1. Sejarah Singkat PT Millennium Penata Futures...36

4.2. Profil Perusahaan...37

4.2.1. Jam Operasional...37

4.2.2. Izin dan Legalitas...37

4.2.3. Reputasi dan Kinerja...37

4.2.4. Manajemen...37

4.2.5. Kepatuhan Hukum...38

Visi dan misi...38

4.2.6. Sumber Daya Manusia (human resources)...39

4.2.7. Teknologi Informasi ...39

4.3. Komposisi Broker PT Millennium Penata Futures...41

4.3.1.Komposisi Broker Berdasarkan Jenis Kelamin...41

4.3.2.Komposisi Broker Berdasarkan Agama...41

4.3.3.Komposisi Broker Berdasarkan Suku Bangsa...42

4.4. Profil Informan...43

4.5. Interprestasi Data...48

4.5.1. Media yang digunakan Broker PT Millennium Penata Futures Dalam Bekerja ... 48


(8)

4.5.2. Media Yang Digunakan Para Broker Sebelum Menggunakan Internet Sebagai Media Informasi

dan Komunikasi... 49 a. Media Telepon... 49

b. Transaksi Secara Langsung (face to face) ...50 4.5.3. Millennium Penata Futures Merupakan

Perusahaan Jaringan (Network Enterprise)...52 4.5.4. Internet Merupakan Ruang Gerak Kehidupan Baru

Bagi Para Broker...56 4.5.4.1 Pelayanan Yang Diberikan Perusahaan

Millennium Penata Futures Kepada

Nasabah Di Dunia Maya ... 57 4.5.4.2. Dunia Maya Dunia Baru Bagi Para Broker ...61 4.5.5.3. Kemudahan Di Dunia Maya (Cyberspace) ...63 4.5.6. Aktivitas Broker Di Dunia Maya

Layaknya Di Dunia Nyata ...67 4.5.6.1.Waktu Bukan Menjadi Masalah

Bagi Para Broker Bekerja ...68 4.5.6.2. Kantor Di Dunia Nyata Dan

Kantor Di Dunia Maya Bagi Broker ...70 4.5.6.3. Komunikasi Broker Di Dunia Maya

Tanpa kehadiran Fisik...73 4.5.7. Trust Modal Penting Dalam Dunia Maya...77 4.5.8. Dampak Negatif Akibat Internet...80 4.5.9. Broker Merupakan Masyarakat


(9)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan...94 5.2 Saran ...97

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel hal

Komposisi Broker Berdasarkan Jenis Kelamin ... 39

Komposisi Broker Berdasarkan Agama ... 39

Komposisi Broker Berdasarkan Suku Bangsa ... 40


(11)

ABSTRAK

Masyarakat adalah kelompok-kelompok orang-orang yang menempati sebuah wilayah (teritorial) tertentu, yang hidup secara relative lama, saling berkomunikasi, memiliki simbol-simbol dan aturan-aturan tertentu. Dalam kehidupan manusia modern, teknologi informasi merupakan perangkat yang tidak bisa dipisahkan dari aktifitas hidup sehari-hari, dan ketika penemuan teknologi informasi berkembang dalam skala massal, maka teknologi itu telah mengubah bentuk masyarakat manusia,. Sebuah dunia yang sangat transparan terhadap perkembangan informasi, transportasi serta teknologi yang begitu cepat dan begitu besar, sehingga dunia dijuluki the big village, sebuah desa besar di mana masyarakat saling kenal dan saling menyapa satu sama dengan lainya. Masyarakat global itu juga dimaksud sebagai sebuah kehidupan yang memungkinkan komunitas manusia menghasilkan budaya-budaya bersama, menghasilkan produk-produk industri bersama, menciptakan pasar bersama. Perkembangan teknologi informasi juga tidak saja mampu menciptakan masyarakat dunia global, namun secara materi mampu mengembangkan ruang gerak kehidupan baru bagi masyarakat, sehingga tanpa disadari, manusia telah hidup dalam dua

kehidupan yaitu nyata dan maya. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian

kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Dalam hal ini, data dikumpulkan dengan teknik pengumpulan data, berupa observasi non pasrtisipasi dimana peneliti mengamati secara langsung ke lapangan tetapi tidak tinggal dengan objek yan diteliti hanya sebatas mengamati bagaimana para broker menggunakan media internet dalam aktivitas bekerja. Wawancara Mendalam dimana peneliti mengadakan tanya jawab secara langsung dengan informan guna mendapatkan data yang lebih optimal untuk penelitian ini. Dokumentasi yang berupa, gambar saat wawancara, artikel, jurnal yang masih berkaitan dengan penelitian. Data-data dan informasi yang telah diperoleh dari lapangan diinterprestasikan melalui teknik analisa data sesuai dengan jenis penelitian.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan sampai kepada interprestasi dan analisa data. Dapat diketahui bahwa para broker di PT Millennium Penata Futures telah bergerak menuju kepada masyarakat maya. Para broker hanya duduk diam di depan layar komputer tetapi sudah melakukan banyak aktivitas layaknya masyarakat nyata, mereka berjalan-jalan di dunia maya mencari nasabah, menawarkan jasa mereka kepada sesama masyarakat maya, melakukan komunikasi tanpa kehadiran fisik, dan melakukan bisnis. Broker merupakan penduduk tetap dalam masyarakat maya. Email sebagai alamat para broker di dunia maya dan website sebagai kantor bagi para broker di dunia maya. Setiap saat mereka menggunakan alamat dan kantor mereka untuk berinteraksi dengan sesama anggota masyarakat maya guna berbagai kebutuhan seperti bergaul, menyapa, berbisnis. Para broker ini sudah memasuki kriteria masyarakat maya, semua mereka lakukan di dunia yang jarak dan waktu bukan suatu masalah besar, dunia yang membuat semua menjadi lebih mudah dan cepat yaitu dunia maya.


(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Kemajuan teknologi informasi dewasa ini sangat mengagumkan. Dalam hitungan detik arus informasi dapat menembus ruang dan waktu serta batas-batas geografis suatu negara. Semua peristiwa yang terjadi dibelahan dunia ini dapat diakses dan diketahui dalam waktu yang relatif singkat oleh penduduk dunia. Menurut Jacques Ellul (Ellul, 1980:1) jika ingin menggambarkan sebuah zaman, maka gambaran yang terbaik untuk menjelaskan mengenai suatu realitas masyarakat adalah masyarakat dengan sistem teknologi yang baik atau masyarakat teknologi. Sedangkan menurut Gaulet, untuk mencapai masyarakat teknologi harus memiliki sistem teknologi yang baik. Dengan demikian maka fungsi teknologi adalah kunci utama perubahan masyarakat. (http://siwibuds.blogspot.com/pengaruh-teknologi-informasi-internet.html diakses pada tanggal 11 Agustus 2009, puk 13.15)

Internet merupakan salah satu kecanggihan dari teknologi. Melalui internet memungkinkan seseorang mengakses informasi dari berbagai website yang terdapat di dunia maya (Cyberspace). Dunia Cyber telah menjadi dunia yang sangat mengasyikkan dan unik. Infrastruktur internet telah mengefisienkan proses transaksi ekonomi, perdagangan telah menginternasional dan sangat cepat, nilai kepercayaan lebih penting dari pada prosedurnya sendiri. Dengan jaringan internet pasar dunia telah menjadi pasar tradisional yang berdesak-desak. Ekonomi tradisional yang mensyaratkan pertemuan antara penjual dan pembelinya telah menjadi sesuatu yang


(13)

tidak penting lagi dalam perdagangan internasional. Internet telah mempercepat perputaran dan sebaran pengetahuan, sebuah syarat mutlak untuk menjadi sebuah negara maju.

Internet juga telah merubah gaya hidup seseorang, pergi pagi-pagi ke kantor untuk bekerja bukan lagi sesuatu yang harus. Bekerja di rumah atau di cafe dengan bekal laptop bisa menghasilkan gaji lebih dahsyat dari pada kehadiran fisik di kantor dan berpeluh-peluh naik transportasi umum yang tidak nyaman. Di dunia cyber dikenal dengan pekerjaan SOHO (Small Office Home Office) pekerjaan ini menyebabkan seorang profesional ilmu teknologi (IT) dapat bekerja di rumah, tanpa memiliki perusahaan, tanpa bekerja di perusahaan apapun, juga tidak menjadi konsultan manapun, dan tanpa bekerja pada siapapun, benar-benar sendiri. Ada yang bilang ini semacam autis baru (Purbo, 2003). Kini komunitas tidak lagi mensyaratkan pertemuan fisik, orang saling mengenali dari status atau profil di internet. Dunia cyber semakin jauh mempengaruhi kehidupan manusia modern semua dibuat menjadi semakin maya.

Dalam kehidupan sehari-hari pada umumnya komunikasi yang baik adalah komunikasi yang dilakukan dengan tatap muka secara langsung, karena itu lebih membangun komunikasi yang baik antara individu yang satu dengan individu yang lain karena kita mengetahui bagaimana lawan bicara kita tetapi karena perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat komunikasi secara langsung menjadi tidak penting lagi kehadiran fisik seseorang menjadi hal yang tidak dipermasalahkan dalam komunikasi dan komunikasi seperti itu juga bisa membangun kerja sama yang baik antara individu yang satu dengan individu yang lain. Itu semua terjadi dalam dunia


(14)

maya yang sekarang ini sudah menjadi dunia ke 2 bagi manusia. Masyarakat senantiasa berubah di semua tingkat kompleksitas internalnya, ditingkat makro terjadi perubahan ekonomi, politik dan kultur, ditingkat mezo terjadi perubahan kelompok komunitas dan organisasi, ditingkat mikro terjadi perubahan interaksi dan perilaku individual. Masyarakat bukan sebuah kesatuan fisik (entity), tetapi seperangkat proses yang saling terkait. Masyarakat ada setiap saat dari masa lalu ke masa mendatang. Kehadiranya justru melalui fase antara apa yang telah terjadi dan apa yang akan terjadi. Dalam masyarakat kini terkandung pengaruh, bekas, dan jiplakan masa lalu serta bibit dan potensi untuk masa depan. Sifat berprosesnya masyarakat secara tersirat berarti bahwa fase sebelumnya berhubungan sebab akibat dengan fase kini dan fase kini merupakan persyaratan sebab-akibat yang menentukan fase berikutnya (Sztompka, 1993:65).

Ketika penemuan teknologi informasi seperti yang dijelaskan di atas berkembang dalam skala massal, maka teknologi itu telah mengubah bentuk masyarakat manusia dari masyarakat dunia lokal menjadi masyarakat dunia global. Sebuah dunia yang sangat transparan terhadap perkembangan informasi, transportasi serta teknologi yang begitu cepat dan begitu besar mempengaruhi peradaban umat manusia sehingga dunia dijuluki the big village, yaitu sebuah desa yang besar, dimana masyarakat saling kenal dan saling menyapa satu sama dengan lainya. Marshall McLuhan dalam dua bukunya, The Gutenberg Galaxy: The Making of Typographic Man (1962) dan Understanding Media: The Extensions of Man (1964), meramalkan bahwa peralihan teknologi dari era teknologi mekanik ke era teknologi


(15)

elektronik akan membawa peralihan pula pada fungsi teknologi sebagai perpanjangan badan manusia dalam ruang, menuju perpanjangan sistem syaraf.

Perkembangan teknologi informasi juga tidak saja mampu menciptakan masyarakat dunia global, namun mampu menciptakan suatu transformasi dalam ruang gerak kehidupan baru bagi masyarakat, sehingga tanpa disadari manusia telah hidup dalam dua kehidupan yaitu kehidupan masyarakat nyata dan kehidupan masyarakat maya (cybercommunity). Pada awalnya masyarakat maya adalah fantasi manusia tentang dunia lain yang lebih maju dari dunia saat ini. Fantasi tersebut adalah sebuah hiper-realitas manusia tentang nilai, citra, dan makna kehidupan manusia sebagai lambang dari pembebasan manusia terhadap kekuasaan materi dan alam semesta, namun ketika teknologi mampu mengungkapkan misteri pengetahuan itu, maka manusia mampu menciptakan ruang kehidupan baru bagi manusia di dalam dunia hiper-realitas itu. Sebagai ciptaan manusia maka masyarakat maya menggunakan seluruh metode kehidupan masyarakat nyata sebagai model yang dikembangkan di dalam segi-segi kehidupan maya. Seperti membangun interaksi sosial dan kehidupan kelompok, membangun stratifikasi sosial, membangun kebudayaan, membangun pranata sosial, membangun kekuasaan, wewenang dan kepemimpinan, membangun pemerintahan maya (e-government) membangun sistem kejahatan (cybercrime) dan kontrol-kontrol sosial (cyberlaw). Masyarakat maya membangun dirinya dengan sepenuhnya mengandalkan interaksi sosial dan proses sosial dalam kehidupan kelompok (jaringan) intra dan antar sesama anggota masyarakat maya. Konstruksi masyarakat maya pada mulanya berkembang dari sistem intra dan antar jaringan yang berkembang menggunakan sistem sarang laba-laba sehingga membentuk sebuah


(16)

jaringan masyarakat yang besar. Proses sosial dan interaksi sosial dalam masyarakat maya, ada yang bersifat sementara dan ada juga yang bersifat menetap dalam waktu yang relatif lama ataupun menetap untuk selama-lamanya. Sifat proses sosial dan interaksi sosial ini ditentukan oleh kepentingan mereka dalam dunia maya. Interaksi sosial sementara terjadi pada anggota masyarakat yang sepintas lalu ingin “jalan-jalan” dan hanya bermain di dunia maya melalui browsing dan chatting, atau search kemudian meninggalkanya. Ada pula interaksi sosial dan kehidupan kelompok yang berlangsung cukup lama di antara sesama anggota masyarakat maya lainya. Mereka ini para pengguna internet (netter) yang setiap saat ada berada dalam masyarakat maya. Mereka bergaul, menyapa, bercinta, berbisnis, belajar bahkan mencuri dan sebagainya dalam masyarakat maya namun mereka tidak menetap di sana karena tidak memiliki rumah sebagai alamat mereka. Hubungan yang dibangun dalam jaringan-jaringan komputer tidak saja memiliki makna hubungan antara simpul-simpul kabel listrik namun sesungguhnya adalah hubungan-hubungan sosial yang dibangun oleh sesama anggota masyarakat untuk saling berinteraksi, sedangkan mesin-mesin itu hanyalah media yang digunakan (Bungin, 159 : 2008).

Penciptaan dunia kebudayaan dewasa ini mengikuti satu model produksi yang disebutnya simulasi, penciptaan model-model nyata yang tanpa asal usul atau realitas melalui simulasi manusia dijebak di dalam suatu ruang, yang disadarinya sebagai nyata, meskipun sesungguhnya semu atau khayalan belaka. Manusia mendiami suatu ruang realitas dimana perbedaan antara yang nyata dan fantasi yang benar atau palsu menjadi sangat tipis, semua sama-sama menawarkan informasi dan membentuk sikap dan gaya hidup manusia, manusia hidup di suatu ruang khayalan yang nyata (Piliang,


(17)

2004:200). Ini memperkuat pandagan para ahli yaitu MC Luhan bahwa melihat ketidakterpisahan antara perkembangan sains dan teknologi. Proses penaklukan ruang melalui waktu ini telah mengubah wajah dunia yang kini menjelma menjadi sebuah desa global.

Dari pemaparan di atas hal ini menjadi menarik untuk diteliti yaitu bagaimana bentuk transformasi yang terjadi di kalangan para penjual saham (broker) yang sudah bergerak menuju kepada masyarakat maya, karena dalam melakukan aktivitas kerjanya menggunakan media internet, semua hal dilakukan dengan menggunakan internet.

1.2. Perumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan penjelasan mengenai alasan mengapa masalah yang dikemukakan dalam penelitian dipandang menarik, penting dan perlu diteliti. Perumusan masalah merupakan suatu usaha yang menyatakan pertanyaan-pertanyaan penelitian apa saja yang perlu dijawab dan dicari jalan pemecahanya atau dengan kata lain perumusan masalah merupakan pertanyaan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup dan pembatasan masalah (Bungin, 2004:26).

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan diangkat peneliti adalah, bagaimana bentuk transformasi yang terjadi di kalangan para penjual bursa saham PT Millennium Penata Futures yang merupakan masyarakat nyata dan sekarang sedang bergerak menuju masyarakat maya melalui internet?


(18)

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui bagaimana bentuk transformasi yang terjadi di kalangan para penjual bursa saham PT Millennium Penata Futures yang dahulunya merupakan masyarakat nyata dan sekarang bergerak menuju masyarakat maya melalui internet?

1.4. Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat dalam penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini berguna untuk melatih kemampuan akademis sekaligus penerapan ilmu pengetahuan yang diperoleh penulis mengenai perkembangan teknologi yang membentuk dua masyarakat dalam kehidupan, yaitu masyarakat nyata dan masyarakat maya.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan yang positif bagi mahasiswa sosiologi FISIP USU dan masyarakat mengenai dampak perkembangan teknologi terhadap kehidupan manusia.


(19)

1.5. Defenisi Konsep

Dalam sebuah penelitian ilmiah, definisi konsep sangat diperlukan untuk mempermudah dan memfokuskan penelitian. Digunakan juga sebagai panduan bagi peneliti untuk mentindaklanjuti kasus tersebut serta menghindari timbulnya kekacauan akibat kesalahan penafsiran dalam penelitian. Untuk menjelaskan maksud dan pengertian konsep-konsep yang terdapat dalam penelitian ini, maka dibuat batasan-batasan konsep yang dipakai sebagai berikut :

1. Transformasi :

Pergerakan yang terjadi di dalam masyarakat yang tanpa disadari membentuk suatu ruang gerak kehidupan baru bagi masyarakat, yaitu pergerakan dari masyarakat nyata menuju masyarakat maya, dimana masyarakat maya melakukan segala aktivitasnya seperti layaknya di dunia nyata, seperti menyapa, bergaul, berbisnis, belajar, bercinta dan untuk para broker mereka melakukan aktivitas kerjanya di dunia maya layaknya di dunia nyata. Broker sudah mulai bergerak menuju masyarakat yang hidupnya dalam dunia maya. 2. Masyarakat Maya :

Sebuah kehidupan masyarakat yang segala aktivitasnya seperti layaknya masyarakat nyata yaitu mempunyai aturan-aturan, adanya komunikasi, adanya kejahatan, dan melakukan segala hal dengan menggunakan media internet sebagai perantaranya. Broker PT Millennium Penata Futures merupakan salah satu masyarakat maya karena semua aktivitasnya dilakukan dengan menggunakan internet dan melakukan segala aktivitasnya dalam dunia maya.


(20)

3. Masyarakat Nyata :

Sebuah kehidupan masyarakat manusia yang aktivitasnya dilakukan dengan perjumpaan secara langsung (face to face), seperti interaksi sosial, mempunyai kontrol-kontrol sosial, pranata sosial, memiliki kepemimpinan. Kehadiran individu tanpak nyata dan bisa dirasakan secara langsung oleh setiap masyarakat.

4. Dunia Maya (Cyberspace) :

Sebuah dunia dimana tempat kita hidup secara maya (virtual digital). Di dunia ini kita dapat melakukan kegiatan yang mirip dengan dunia nyata (real space), kita dapat melakukan perniagaan atau sekedar untuk sosialisasi. Dunia maya layaknya dunia nyata, segala aktivitas bisa dilakukan di dalamnya dan memiliki aturan-aturan layaknya dunia nyata.

5. Internet :

Internet atau Inter Network adalah bentuk konvergensi dari beberapa teknologi penting terdahulu, seperti komputer (dengan berbagai varian manfaat), televisi, radio, dan telepon.

6. Trust :

Menurut Fukuyama, trust adalah harapan yang muncul di dalam komunitas yang berperilaku jujur, dan bekerjasama secara regular, yang didasarkan pada norma-norma bersama di antara anggota komunitas. Rasa percaya (trust) ini merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh para nasabah untuk melakukan transaksi on-line dengan para broker dan dalam membangun komunikasi yang baik antara nasabah dan broker, harus memiliki trust agar


(21)

komunikasi yang dibangun bisa berjalan dengan baik dan bisa menghasilkan kerjasama antara broker dan nasabah.

7. Broker :

Seorang agent yang melaksanakan perintah untuk membeli dan menjual mata uang dan instrumen yang terkait seperti saham dan berdasarkan komisi. Broker adalah agen yang bekerja atas dasar komisi atau agen yang bertindak atas akun mereka sendiri.

8. Bursa saham :

Penjualan saham yang dilakukan oleh para broker PT Millenium Penata Futures pada umumnya dijual di pasar modal (bursa efek) adalah saham. Saham adalah tanda penyertaan modal pada suatu Perseroan Terbatas (PT).


(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teknologi Informasi (TI)

Sejak beberapa dasarwasa terakhir perkembangan teknologi informasi dan komunikasi berlangsung semakin pesat dan penggunannya telah menjangkau hampir segala bidang kehidupan dan seluruh lapisan masyarakat, bukan saja di negara-negara maju dan kaya tetapi juga di negara-negara berkembang. Komputer yang sebelumnya hanya digunakan di perkantoran besar dan perguruan tinggi pada waktu ini juga telah digunakan hampir di semua kantor, dijenjang pendidikan yang lebih rendah, bahkan sampai di sekolah dasar, kalau sebelumnya komputer pribadi dianggap sebagai barang mewah karena mahalnya pada waktu ini telah semakin banyak yang mengganggap sebagai kebutuhan sehari-hari dan harganya pun sudah terjangkau oleh semakin banyak orang.

Teknologi Informasi (TI) yang kini berkembang amat pesat, tidak bisa dipungkiri memberikan kontribusi yang signifikan terhadap seluruh proses globalisasi ini. Mulai dari wahana teknologi Informasi yang paling sederhana berupa perangkat radio dan televisi hingga internet dan telepon genggam dengan protokol aplikasi tanpa kabel (WAP), informasi mengalir dengan sangat cepat dan menyeruak ruang kesadaran banyak orang. Perubahan informasi kini tidak lagi ada dalam skala minggu atau hari atau bahkan jam, melainkan sudah berada dalam skala menit dan detik. Perubahan harga saham sebuah perusahaan farmasi di Bursa Efek Jakarta hanya membutuhkan waktu kurang dari sepersepuluh detik untuk diketahui di Surabaya.


(23)

Indeks nilai tukar dollar yang ditentukan di Wall Street, AS, dalam waktu kurang dari satu menit sudah dikonfirmasi oleh Bank Indonesia di Medan Merdeka. Demikian juga peragaan busana di Paris yang pada waktu hampir bersamaan bisa disaksikan dari Gorontalo. Teknologi Informasi telah mengubah wajah ekonomi konvensional yang lambat dan mengandalkan interaksi sumber daya fisik secara lokal menjadi ekonomi digital yang serba cepat dan mengandalkan interaksi sumber daya informasi secara global. Peran Internet tidak bisa dipungkiri dalam hal penyediaan informasi global ini sehingga dalam derajat tertentu teknologi Informasi disamaratakan dengan Internet. Internet sendiri memang fenomenal kemunculannya sebagai salah satu tiang pancang penanda kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. (http://audentis.wordpress.com/globalisasi-teknologi-informasi-dan-perubahan-sosial diakses pada tanggal 19 Desember 2009 puk 13.41 wib)

2.1.1. Internet

Internet mempunyai peranan penting dalam setiap perubahan-perubahan yang terjadi pada saat ini. Internet dapat menyampaikan dan menerima informasi mengenai kejadian-kejadian menarik diseluruh penjuru dunia. Informasi yang diberikan selalu up to date (terbaru). Kemajuan teknologi yang semakin cepat dan tepat melahirkan kemudahan-kemudahan bagi para penggunanya. Satu-satunya hal yang tidak pernah berubah dalam teknologi adalah fakta bahwa teknologi tersebut terus berubah. teknologi secara terus menerus berada dalam sebuah never ending process of becoming dan akan mengalami transformasi hingga keujung waktu. Kontribusi terbesar dari media baru atau teknologi baru dewasa ini adalah internet. Internet


(24)

selalu memberikan apa saja yang diinginkan bagi penggunanya. Penelusuran informasi melalui internet sangat bermanfaat bagi pencari informasi karena dapat menelusuri informasi relatif cepat dan tepat. Teknologi (internet) telah memberikan suatu kemudahan bagi para penggunanya dan juga teknologi telah membuat manusia benar-benar bergantung padanya, termasuk dalam pencarian kebutuhan akan informasi. Media online (internet) dapat berperan sebagai alat mediasi para pengakses dalam membentuk suatu kelompok sosial maya yang disebut masyarakat maya. Internet menghilangkan semua batas-batas fisik yang memisahkan manusia dan menyatukannya dalam dunia baru, yaitu dunia maya. (http://siwibuds.blogspot.com//diakses pada tanggal 11 Agustus 2009, puk 13.30 wib)

2.2. Masyarakat Maya (Cyber Community)

Penggunaan teknologi informasi seperti televisi, internet, dan telefon seluler oleh masyarakat merupakan dasar bagi munculnya masyarakat cyber. Perangkat teknologi informasi tadi mendorong revolusi terbentuknya masyarakat cyber. Kehadiran masyarakat tersebut sesungguhnya sudah diwartakan para ahli jauh-jauh hari. Hilangnya batas sosial dalam tinjauan sosiologi, munculnya masyarakat cyber berakibat hilangnya batas-batas sosial. Pada era globalisasi dan abad virtual seperti sekarang, banyak konsep sosial seperti struktur sosial, interaksi sosial, integrasi, dan solidaritas kelompok menjadi kehilangan realitas konkretnya. Unsur-unsur pembentuk masyarakat menjadi tak lebih dari mitos belaka. Dalam masyarakat cyber, berbagai realitas sosial yang berkembang dalam skala global terutama yang diakibatkan kemajuan teknologi informasi, justru menggiring masyarakat pada


(25)

wilayah lenyapnya batas sosial. Menurut Alan Touraine dalam bukunya Two Interpretations of Social Change (1992), disebabkan laju modernisasi yang telah mencapai titik ekstremnya. Situasi tadi disebutnya sebagai era hiper modernisasi kontemporer. Kehidupan sosial telah kehilangan kesatuannya. Hal itu kini tak lebih dari sebuah arus perubahan yang terus-menerus yang di dalamnya para pelaku (actors) baik sebagai individu maupun kolektif tidak lagi bertindak sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma sosial (Piliang, 1998:89). Acuan tindakan mereka tidak lain adalah strateginya masing-masing agar dapat bertahan di tengah derasnya proses perubahan global. Oleh karena itu, tindakan mereka sulit dikontrol institusi resmi seperti agama dan negara (Triwikromo wacana suara merdeka : 2009). Dari cara berinteraksi masyarakat maya lahir dua pola proses interaksi sosial yaitu proses sosial disosiatif dan proses sosial asosiatif.

a. Proses Sosial Disosiatif

Proses sosial disosiatif terjadi ketika beberapa anggota masyarakat maya terlibat dalam proses persaingan, atau bahkan konflik dengan sesama warga masyarakat maya. Proses sosial ini terjadi ketika mereka bersaing memberi peluang akses kepada masyarakat dan mencari sumber-sumber pembiayaan untuk menghidupi jaringan mereka. Untuk ini mereka harus berkompetisi dengan kompetisi lain yang juga berupaya melakukan hal yang sama. Proses sosial disosiatif ini juga terjadi ketika sebuah jaringan website dengan berbagai alasan ekonomi atau politik terpaksa harus melakukan penyerangan kepada jaringan website lainya, kemudian mereka terlibat dalam peperangan.


(26)

b. Proses Sosial Asosiatif

Sementara sifat jaringan dan proses sosial dalam masyarakat maya yang mementingkan kerja sama, maka selain proses disosiatif, terbanyak dari proses sosial itu adalah proses sosial asosiatif antara jaringan-jaringan (kelompok-kelompok) yang ada. Proses ini memberi peluang kepada komunitas maya, baik intra maupun antarjaringan untuk melakukan kerjasama diantara mereka. Kerjasama ini menghasilkan proses lanjutan seperti akomodasi infomasi dan asimilasi kebudayaan masyarakat maya dalam skala global ke seluruh jaringan masyarakat yang akhirnya mempengaruhi perilaku dan interaksi mereka satu dengan lainya (Bungin, 2008:159).

2.2.1. Kebudayaan Dan Masyarakat Maya

Salah satu ciri masyarakat adalah menciptakan kebudayaan. Dalam masyarakat maya kebudayaan yang berkembang adalah budaya pencitraan dan makna yang setiap saat dipertukarkan dalam ruang interaksi simbolis. Masyarakat maya menciptakan culture universal yang dapat dijelaskan sebagaimana yang dimiliki oleh masyarakat nyata, dan hal ini menjadikan ciri masyarakat maya yang antara lain :

1. Peralatan dan perlengkapan hidup masyarakat maya adalah teknologi informasi yang umunya dikenal dengan mesin komputer saat ini mesin-mesin dimaksud telah dapat memproduksi dan mereprodukasi diri sampai pada tingkat yang diinginkanya.


(27)

2. Mata pencaharian dan sistem ekonomi masyarakat maya memiliki mata pencaharian yang sangat menonjol dan spesifik dalam bentuk menjual jasa dengan sistem ekonomi subtansi.

3. Sistem kemasyarakatan yang dikembangkan dalam masyarakat maya adalah dalam bentuk sistem kelompok jaringan, baik intra maupun antarjaringan yang ada dalam masyarakat maya.

4. Bahasa pada masyarakat maya pada umumnya yaitu Bahasa Inggris yang digunakan berdasarkan pada konvensi dan kreativitas pengguna bahasa ini seperti menggunakan ikon-ikon tertentu seperti untuk penggambaran. 5. Karya komunitas maya adalah bagian dari karya seni pada umumnya.

Semua karya masyarakat maya menempelkan seni sebagai ukuran pencitraan dan pemaknaan, jadi sistem kesenian dalam masyarakat adalah terletak pada pencitraan dan pemaknaan karya yang ditampilkan kepada publik maya itu sendiri.

6. Sistem pengetahuan dikembangkan menggunakan proses pemberitahuan dan pembelajaran langsung. Karena itu status sosial tertinggi dalam sistem pengetahuan adalah seberapa banyak seseorang menjadi tempat bertanya untuk memecahkan kasus-kasus tersebut.

7. Sistem religi (kepercayaan) pada masyarakat maya adalah waktu dan keyakinan bahwa setiap misteri dalam dunia maya dapat dipecahkan. Mereka percaya, bahwa setiap misteri selalu dapat dipecahkan ketika hal itu dilakukan secara serius selama ada waktu yang cukup untuk itu (Bungin, 2008:161).


(28)

2.2.2. Kota Digital

Kota adalah suatu tempat yang di dalamnya berlangsung berbagai aktivitas ekonomi, sosial, politik, kultural, yang di dalamnya terbentuk berbagai relasi antar manusia dan di dalamnya dibangun berbagai realitas sosial di dalam sebuah ruang waktu yang nyata. Hubungan antarmanusia di dalam kota konvensional berlangsung secara tatap muka. Manusia menggunakan ruang waktu kongkret dalam melakukan berbagai bentuk interaksi di dalam ruang perkotaan (berkunjung, berpergian, bertemu, rapat) di dalamnya politik komunikasi dan informasi berlangsung secara ilmiah.

Perkembangan abad informasi, digital, dan cyberspace dewasa ini telah merubah potret kota. Kota arsitektur telah berubah menjadi kota digital atau kota informasi, yang di dalamnya relasi dan komunikasi antarmanusia di dalamnya tidak lagi berlangsung secara alamiah, tetapi lewat mediasi teknologi digital. Tempat dan ruang kota kini digantikan oleh tempat elektronik (telepon, SMS, televisi) atau ruang virtual (internet) yang di dalamnya berlangsung relasi virtual. Paul Virilio di dalam Lost Dimension, melukiskan kondisi kota yang telah kehilangan dimensi interaksi, tatap muka, ingatan. Kota dalam dimensi fisik selalu meninggalkan dan menayangkan memori tentang sebuah tempat, sudut, ruang, atau jalan. Bertemu di bawah lampu jalan atau bertatapan di sebuah sudut jalan adalah diantara memori-memori yang ditinggalkan oleh sebuah kota pada setiap diri seseorang. Perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi global dewasa ini telah menelan berbagai dimensi tersebut. Lewat perkembangan berbagai bentuk teknologi informasi dan komunikasi di perkotaan yang bersifat segera, cepat dan virtual, maka interaksi (tatap muka) telah


(29)

diambil alih oleh interaktif, yaitu relasi yang diperantarai oleh media (seperti komputer, internet). Segala ingatan memori tentang tempat, sudut, jalan kini diambil oleh ingatan komputer yang dapat menyimpan, mengingatkan kembali segala hal. Kota kini telah kehilangan dimensi fisik yang diambil alih oleh dimensi virtual. Di dalam kota digital interaksi dan komunikasi tatap muka kini diambil alih oleh komunikasi yang dimediasi oleh komputer (Computer Mediated Communication) yang di dalamnya hubungan kultural yang berdasarkan tempat dan ruang kini mulai diambil alih oleh hubungan virtual (Piliang, 2004:475-476).

2.3. Teori Globalisasi

Globalisasi dapat didefinisikan sebagai integrasi ekonomi, politik dan sosial budaya dan berkaitan dengan penyebaran modernisasi lintas batas. Ini berteori perkembangan ekonomi global dalam arti bahwa dunia bergerak ke arah yang lebih efisien penggunaan sumber daya dan alat-alat produksi. Pariwisata massal tidak dapat berkembang tanpa perjalanan udara. Trans tahunan perbatasan kedatangan turis naik menjadi 456 juta pada 1990 dan diharapkan dua kali lipat lagi, untuk 937 juta per tahun, pada tahun 2010 (Knowles,1994: FT,7 Januari 1997: V11). Komunikasi daerah besar lainnya yang telah berkembang akibat modernisasi. Industri komunikasi telah memungkinkan kapitalisme untuk menyebar ke seluruh dunia. Telepon, siaran televisi, layanan berita dan layanan online telah memainkan bagian penting dalam globalisasi. Dengan jelas banyak atribut positif globalisasi juga terdapat konsekuensi negatif. Sesungguhnya setiap bangsa dan kehidupan miliaran orang diseluruh dunia sedang ditransformasikan secara dramatis oleh globalisasi. Teori globalisasi juga


(30)

muncul sebagai akibat dari serangkaian perkembangan teori sosial, khususnya reaksi terhadap perspektif terlebih dahulu seperti teori modernisasi. Diantara karakteristik dari teori ini adalah bias Western-nya disesuaikan dengan perkembangan di barat dan bahwa ide di luar dunia barat tak punya pilihan kecuali menyesuaikan diri dengan ide barat. Pada titik eksterm, globalisasi kultur dapat dilihat sebagai proses dimana banyak input kultur lokal dan global saling berinteraksi, globalisasi dimana dunia global dilihat berinteraksi dengan dunia lokal untuk menghasilkan sesuatu yang berbeda (http://en.wikipedia.org/wiki/Modernization_theory diakses pada Tanggal 15 Maret 2010 pukul 09.00 wib).

2.3.1. Perspektif Neo-Marxian Kellner Tentang Globalisasi

Kellner menfokuskan pada realitas kapitalisme sekarang dimana teknologi memegang peran yang semakin penting. Kellner (2002) mengalihkan perhatianya kepada globalisasi. (Kellner, 2002:286) mengatakan kunci untuk memahami globalisasi adalah menyusun teori tentang produk dari revolusi teknologi. Akan tetapi, perubahan-perubahan ini saling berkaitan dengan faktor-faktor politik dan sosial. Jadi harus melihat kepada hubungan dialektis antara teknologi, ekonomi, politik, dan kultur. Ini bukan hanya menyesuaikan dengan kesalingterhubungan. Kellner juga menyatakan globalisasi melibatkan pasar kapitalis dan aliran komoditas, kapital, teknologi, ide-ide, bentuk-bentuk kultur, dan penduduk yang melewati batas-batas nasional via jaringan masyarakat global. Transmutasi teknologi dan kapital bekerjasama menciptakan dunia baru yang menggelobal dan saling terhubung. Revolusi teknologi yang menghasilkan jaringan komunikasi komputer, transportasi


(31)

dan pertukaran merupakan pra-anggapan dari ekonomi global, bersama dengan perluasan dari sistem pasar kapitalis dunia yang menarik lebih banyak area dunia dan ruang produksi, perdaggangan dan konsumsi ke dalam orbitnya. Meskipun ekonomi kapitalis masih penting untuk memahami globalisasi, tekno sainslah yang memberikan infrastrukturnya. Hal penting bagi Kellner adalah pemikiranya tentang internet. Teknologi ini dipakai dengan berbagai macam cara untuk mempromosikan globalisasi kapitalis, akan tetapi internet juga dipakai untuk memobilisasi orang-orang yang menentang globalisasi, jadi Kellner melihat potensi demokrasi utopian di dalam teknologi baru ini tetapi pada tingkat minimum teknologi baru itu mengubah globalisasi menjadi daerah persaingan (Ritzer, 2004:590).

2.3.2. Bauman Tentang Konsekuensi Globalisasi Manusia

Bauman (1998) melihat globalisasi dari segi “perang ruang” dalam padangannya mobilitas menjadi faktor penstratifikasi yang paling kuat dan paling diharapkan di dunia sekarang ini, jadi pemenang dari perang ruang ini adalah mereka yang mobile mampu untuk bergerak secara bebas ke seluruh dunia dan dalam proses untuk menciptakan makna bagi diri mereka sendiri. Mereka dapat mengambang relatif bebas di atas ruang dan ketika mereka harus “mendarat” di suatu tempat, mereka mengisolasi diri mereka dalam ruang yang tertutup dan terjaga dimana mereka aman dari gangguan orang-orang yang kalah dalam peperangan ruang tersebut. Pecundang tidak hanya kekurangan mobilitas tetapi juga turun dan terkukung di daerah yang gersang makna dan bahkan tidak mampu memberi makna. Pemenang dapat dikatakan “hidup dalam waktu” yakni ruangan bukan masalah bagi


(32)

mereka. Karena jarak yang jauh menjadi dekat bagi mereka, sebaliknya pihak yang kalah hidup di ruang berat, kenyal, tak tersentuh, yang mengikat waktu, dan menjaganya di luar kontrol penghuninya, akan tetapi adalah penting untuk membedakan di antara orang-orang yang setidaknya punya mobilitas. Trust adalah mereka yang bergerak karena mereka mengiginkanya. Mereka tertarik oleh sesuatu dan merasa tak bisa menolak dan bergerak ke arah sesuatu itu. Maka dapat disimpulkan bahwa Bauman melihat mobilitas sebagai aspek yang paling kuat globalisasi. Dia berpendapat bahwa para pemenang dalam "perang ruang" adalah mereka yang mampu bergerak bebas diseluruh dunia, yang kalah tidak hanya kekurangan tetapi juga mobilitas terbatas pada wilayah gundul makna (Ritzer, 2004:593-594).

2.3.3. Perspektif Appadurai Tentang Globalisasi

Appadurai melihat lanskap ini sebagai basis dari apa yang dinamakan Imagine Worlds atau berbagai macam dunia yang terdiri dari imajinasi orang-orang dan kelompok-kelompok diseluruh dunia yang diletakan secara historis, karena banyak orang di berbagai tempat di dunia yang tinggal di Imagine world, mereka memiliki kapasitas untuk menumbangkan dunia semacam ini. Ada empat lanskap dalam inti pemikiran Appadurai :

1. Ethnoscapes, Ini adalah kelompok atau aktor yang mobile (turis, pengungsi, pekerja tamu) yang memainkan peran penting dalam pergesaran-pergeseran di dunia dimana kita tinggal. Lebih jauh dalam dunia yang terus berubah,


(33)

orang-2. Tecnoscapes, Yang dimaksud Appadurai (1996:34) adalah konfigurasi global dari teknologi dan fakta bahwa teknologi, baik teknologi tinggi maupun rendah, baik yang mekanistik maupun informasional, kini bergerak dengan kecepatan tinggi melintasi berbagai jenis batasan yang dulu ada.

3. Financescapes, Ini melibatkan proses yang denganya, pasar bursa saham

nasional, dan spekulasi komoditas menggerakan megamonies melalui batas-batas nasional dengan kecepatan tinggi (Appadurai, 1996:34-35).

4. Mediascape, Yang terlibat disini adalah distribusi kapabilitas elektronik untuk menghasilkan dan menyebarkan informasi (koran, majalah, televisi) yang sekarang tersedia untuk kepentingan publik dan swasta yang semakin banyak dan imaji dunia-dunia yang diciptakan oleh media ini.

2.3.4. Mekanisme Globalisasi Menurut 4-1 (Kenichi Ohmae, 1994) dan Model 3-T (Jhon Naisbitt).

Pengembangan jaringan kerjasama interpenden antar bangsa dapat dijelaskan dengan menggunakan dua model dasar yakni model 4-1 (Kenichi Ohmae, 1994) dan Model 3-T (Jhon Naisbitt). Model 4-1 yang dikembangkan oleh Kenichi Ohmae dalam bukunya, The End Of The Nation State, menjelaskan bahwa globalisasi bangsa-bangsa di dunia berlangsung melalui kebebasan arus industrialiasi, investasi, informasi dan individualisasi konsumsi. Dalam dunia yang telah tidak mengenal batas-batas negara, The Bordeeless World (1990), bangsa-bangsa melaksanakan


(34)

industrialisasi demi peningkatan kesejahteraan rakyat dengan memproduksi barang dan jasa yang tidak hanya diorentasikan pada konsumsi dalam negeri tetapi juga dipasarkan secara internasional. Kegiatan ekspor dan impor tidak lagi dilakukan berdasarkan pertimbangan nasionalisme, melainkan demi peningkatan kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat. Laju industrialisasi itu tidak semata-mata mengandalkan sumber daya nasional melainkan dipacu dan dipercepat dengan menggunakan bantuan dana asing. Aliran dana Internasional berlangsung melalui lembaga-lembaga keuangan internasional, seperti IMF/World Bank yang sifatnya Govermenet to Goverment, tetapi juga melalui perusahaan-perusahaan swasta multinasional yang mengembangkan sayap ke luar negeri.

Proses globalisasi mendorong arus investasi mengalir kemana saja diseluruh dunia, selama lingkungan bisnis setempat mampu memberikan keuntungan jangka panjang maupun jangka pendek. Lagi pula arus investasi ini tidak mungkin dibendung oleh kekuatan manapun termasuk pemerintah atau partai politik sehingga keluar masuknya investasi sangat tergantung pada kemampuan kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat dalam menciptakan iklim kondusif (profit yielding

climate). Laju industrialisasi dan kelancaran investasi didukung oleh kemajuan

teknologi informasi yang memungkinkan pertukaran informasi terkini secara cepat dengan kualitas tanpa distorsi. Arus informasi mengalir bebas tanpa intervensi tanpa kekuatan politik birokrasi pemerintahan sehingga para pelaku bisnis dapat membuat keputusan yang berkualtitas tinggi dengan mengandalkan “information management system” yang didukung oleh database akurat, dan juga teknologi informasi yang menggabungkan teknologi telepon, komputer, dan televisi mampu menciptakan


(35)

peluang komunikasi jarak jauh demi peningkatan efisiensi dan efektivitas. Akhirnya dengan jaringan arus informasi bebas tersebut masyarakat dapat memperoleh informasi dengan alternatif-alternatif yang lengkap tentang kualitas barang dan jasa yang dibutuhkan. Masyarakat dapat mencari dan mendapatkan barang dan jasa yang dianggap paling sesuai dengan kebutuhan dan cita rasa masing-masing di manapun barang dan jasa tersebut dapat dihasilkan. Begitulah masyarakat hidup dalam proses individualisasi konsumen, yang mengutamakan nilai pribadi sehingga tidak puas dengan produk dan jasa massal.

Model 3-T dikembangkan oleh Jhon Naisbitt (1990, 1994) dalam bukunya Megatreds 2000: ten new Directions For the 1990’s yang kemudian diperkuat kembali dengan Global Paradox, Megantrends yang merupakan indikasi besarnya gelombang globalisasi, secara jelas menunjukan bahwa penduduk dunia ini semakin dinamis dan dinamika penduduk tersebut telah menjadi sumber kekuatan jaringan ekonomi dunia. Bisnis paling terbesar dalam era globalisasi ekonomi ini adalah transportasi, teknologi informasi, dan turisme. Transportasi khususnya tranportasi udara dan laut berkembang pesat berkat dukungan “Revolusi Teknologi Informasi” (telecommunications revolution) yang mampu membangun jaringan telekomunikasi yang menyajikan kualtitas “real time” dan kebijakan-kebijakan baru sejumlah pemerintah. Pengembangan jaringan transportasi tidak hanya mampu meningkatkan pergerakan manusia, barang dan jasa tetapi juga mempengaruhi kualitas manajemen ekonomi pembangunan dan pemberdayaan lingkungan alam. Telekomunikasi yang didukung oleh gabungan berbagai komponen teknologi informasi sebagaimana telah disinggung di atas telah mengubah tata ekonomi dan menciptakan industri


(36)

komunikasi nasional dan internasional yang mengubah struktur maupun kebijakan ekonomi. Penemuan kembali perekonomian nasional.

Dari 2 model tersebut jelas terlihat bahwa globalisasi pertama-tama memang dimungkinkan oleh adanya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Revolusi telekomunikasi yang mampu menggabungkan telepon, komputer, dan televisi dan dimanfaatkan oleh dunia bisnis, sehingga menghasilkan global business, global tourism, global company, global marketing, dan global consumer, namun globalisasi bukan sekedar proses pelibatan masyarakat di berbagai pelosok dunia kedalam interaksi melalui jaringan komunikasi dan informasi global, namun juga pengintegrasian sektor-sektor pemerintahan maupun swasta kedalam berbagai macam bidang kegiatan. Singkatnya globalisasi dengan keterbukaan arus informasi bebas menata ulang jalinan ekonomi, politik, sosial, budaya dan keamanan segenap negara di dunia sehingga terjadi interaksi intensif yang paradoks di satu pihak mempertajam persaingan namun di lain pihak memperkuat kerja sama.

2.3.5. Dampak Globalisasi

Secara keseluruhan globalisasi menimbulkan dampak yang sangat kompleks pada segenap negara yang terlibat, namun dampak paling besar dirasakan oleh negara-negera berkembang termasuk Indonesia. Jaringan informasi dan komunikasi yang berkembang dengan paham “free flow of information” membuat gerakan tata informasi dan komunikasi baru tidak lagi relevan. Dalam kenyataanya globalisasi dengan jaringan komunikasi global. Bangsa-bangsa kini hidup di dunia yang tidak mengenal batas (borderless), jarak bukan menjadi masalah yang besar lagi bagi


(37)

seorang individu, dengan tata informasi dan komunikasi terbuka dan perekonomian terbuka, tatanan sosial politik baru yang terbuka, demokratisasi dan kebudayaan yang berubah ke arah keterbukaan. Proses globalisasi menimbulkan problematika seperti :

1. Pluralitas masyarakat Indonesia dalam bidang budaya, dimensi sosial, politik, ekonomi masyarakat sehingga globalisasi informasi membawa pengaruh yang kompleks.

2. Cultural shock, dan cultural lag.

3. Kemajuan teknologi informasi telah menjadikan jarak spasial semakin menyempit dan jarak waktu semakin memendek.

4. Persaingan menjadi tajam, rasa solidaritas semakin menipis dan egoisme semakin menonjol dan timbulnya krisis multidimensional. Namun, globalisasi juga membawa dampak perubahan sosial yang positif, antara lain perkembangan IPTEK yang akan meningkatkan kualitas kerja manusia dan terciptanya lapangan kerja baru (Komunika, 2009:Vol 9).

2.4. Informasionalisme dan Masyarakat Jaringan.

Casttells memeriksa kemunculan masyarakat, kultur dan ekonomi yang baru dari sudut pandang revolusi teknologi informasi (televisi, komputer) yang dimulai di Amerika tahun 1970 dan memunculkan “Kapitalisme informasional” yang juga muncul adalah “masyarakat informasional” dan keduanya didasarkan kepada ‘informasionalisme”. Perkembangan dimana sumber utama produktivitas adalah kapasitas kualitatif untuk mengoptimalkan kombinasi dan penggunaan faktor-faktor produksi berbasis pengetahuan dan informasi (Castells, 1998:7). Penyebaran


(38)

informasionalisme, khususnya kapitalisme informasional, memunculkan gerakan masyarakat oposisional berdasarkan pada diri dan identitas (proses yang denganya aktor sosial mengenali dirinya sendiri dan menyusun makna terutama berdasarkan atribut kultural tertentu atau seperangkat atribut dengan mengesampingkan referensi pada struktur sosial lain yang lebih luas). Dalam analisis Catells adalah apa yang dinamakan paradigma teknologi informasi dengan empat karakteristik dasar yaitu :

1. Ini adalah teknologi yang bereaksi berdasarkan informasi. Karena informasi adalah bagian dari aktivitas manusia.

2. Semua sistem yang menggunakan teknologi informasi didefenisikan oleh “logika jaringan” yang membuatnya bisa mempengaruhi berbagai proses. 3. Teknologi baru sangatlah fleksibel, membuatnya bisa beradaptasi dan berubah

secara konstan.

4. Teknologi spesifik yang diasosiasikan dengan informasi berpadu dengan sistem yang terintergrasi.

Pada tahun 1980-an muncul ekonomi infomasional global baru yang semakin menguntungkan. Ekonomi itu bersifat informasional karena produktivitas dan daya saing dari unit-unit atau agen-agen dalam ekonomi ini (entah itu perusahaan, kawasan, atau bangsa-bangsa) secara mendasar tergantung kepada kapasitas mereka untuk menghasilkan, memproses dan mengaplikasikan pengetahuan informasi secara efesien (Castell, 1996:66). Ekonomi itu bersifat global karena ia mempunyai kapasitas untuk bekerja sebagai unit secara real time pada skala dunia. Ini untuk pertama kalinya menjadi mungkin dengan adanya teknologi komunikasi dan informasi, dan ekonomi ini adalah informasional bukan hanya berbasis informasi.


(39)

Mengiringinya bangkitnya ekonomi informasional global ini adalah kemunculan bentuk organisasional baru perusahaan jaringan (network enterprise). Diantara ciri perusahaan tersebut adalah fleksibel, sistem manajemen baru, model organisasi horizontal, bukan vertikal, dan jalinan perusahaan besar. Akan tetapi yang lebih penting adalah komponen fudamental dari organisasi adalah serangkaian jaringan. Inilah yang membuat Castell mengatakan bahwa bentuk organisasi baru telah muncul sebagai karakteristik dari ekonomi global/informasional, yakni perusahaan jaringan yang didefenisikan sebagai bentuk perusahaan spesifik yang sistem alatnya terdiri dari interseksi dari segmen-segmen sistem tujuan otonom. Perusahaan jaringan adalah perwujudan dari kultur ekonomi informasional global, dan ini memungkinkan terjadinya transformasi tanda-tanda (signal) ke komoditas melalui proses pengetahuan. Akibatnya, sifat dari pekerjaan ditransformasikan (misalnya, individualisasi lewat hal-hal seperti waktu yang cair Flex-time) meski sifat sesungguhnya dari transformasi ini berbeda dari satu bangsa ke bangsa lain.

Castell juga mendiskusikan kemunculan (yang menemani perkembangan multimedia yang merupakan perpaduan dari media massa dan komputer) dari kultur virtualitas riil sebuah sistem dimana realitas itu sendiri seluruhnya ditangkap, dibenamkan dalam setting imaji virtual, di dunia khayalan, dimana kemunculan bukan hanya pada layar yang melaluinya pengalaman dikomunikasikan. Berbeda dengan masa lalu yang didominasi oleh “ruang tempat” kini telah muncul di dunia yang lebih banyak didominasi oleh proses ketimbang lokasi fisik (meski lokasi ini jelas masih ada). Demikian juga, kita telah memasuki era waktu tanpa batasan waktu (timeless time).


(40)

2.4.1. Pencarian Identitas

Era globalisasi dan informasi sebagai sebuah wacana dan fakta tidak saja membawa kita pada multikompleks perubahan di bidang ekonomi, budaya dan politik. Globalisasi informasi juga mengajak kita untuk berpetulang ke dalam multipemahaman bagaimana dunia ini direkrontruksi. Globalisasi menyediakan sebuah tempat yang lapang bagi kontruksi identitas, pertukaran benda dan simbol, dan pergerakan antar tempat (atau dunia real time ala cyberspace) yang semakin mudah, yang dikombinasikan dengan perkembangan teknologi komunikasi yang juga menawarkan sebuah percampuran dan pertukaran kebudayaan dan identitas. Secara umum istilah identitas sering kali diasosiasikan dengan “jati diri” manusia. Identitas dalam hal ini menyangkut aspek-aspek yang melingkupi eksistensi seseorang atau lebih dalam lagi merepresentasikan dirinya secara utuh. Identitas merupakan konstruksi psikologis manusia terutama karakter yang menunjukan bahwa dia adalah jiwa yang unik (Slouka, 2005:154).

Dalam globalisasi, kebudayaan dan identitas bersifat translokal (Pieterse 1995). Kebudayan dan identitas tidak lagi mencukupi jika dipahami dalam term tempat, tetapi akan lebih baik jika di konseptualisasikan dalam term perjalanan. Dalam konsep ini tercakup budaya dan orang yang selalu dalam perjalanan dari satu tempat ke tempat lain, demikian halnya dalam memahami budaya cyberspace sebagai bagian dari globalisasi informasi dan komunikasi, tentunya cyberspace menyajikan suguhan wacana yang tidak saja merupakan counter culture peradaban. Alih-alih menjadi tandingan budaya dunia nyata. Cyberspace malah lebih mampu menciptakan “silent majorities” untuk mengatakan bahwa masyarakat kontemporer lebih suka


(41)

menghabiskan waktu di depan komputer yang selalu bereksplorasi dari satu identitas, melalui perjalanan di dunia maya. Dengan begitu, permasalahan identitas yang sering kali didengungkan melalui berbagai ruang publik kembali perlu ditelaah ulang. Di saat ini kita harus melangkah ke “dunia lain” yang demikian berbeda, dunia yang di dalamnya seluruh pengalaman, seluruh aktivitas, dan seluruh jiwa raga kita bersatu dan bergerak secara simultan menembus ruang dan waktu pada saat yang sama. Inilah Cyberspace, dunia tempat segalanya dimulai. Slouka menulis dan ini baru permulaan yang terjadi saat beragam avatar itu menenggelamkan diri ke dalam cyberspace sungguh merupakan peristiwa yang fenomenal. Di sana, para pengacara sibuk membuka kantor, koran, editor, dan wartawan mulai bermunculan. Orang-orang menikah dan bercerai, tak ketinggalan para maling, dan untuk menjadi diri tertentu, para avatar itu akan mempertukarkan dan mengganti bagian-bagian tubuhnya agar pas dengan identitas barunya. Tentunya ini membuka peluang baru bagi bisnis “tukar kepala” dan oleh karenanya juga membuka peluang operasi baru bagi maling, mula-mula maling itu mendekati para pendatang baru yang masih polos dan berpura-pura menawarkan bentuk kepala yang lebih menarik, saat bujuk rayu itu mengenai sasaran si polos maka ia akan melepaskan kepalanya untuk ditukarkan dengan yang lain.

Dibaliknya kemelut indentitas akhir-akhir ini diibaratkan sebagai penjelmaan dari malaikat dan iblis sekaligus, sebab semua wacana identitas bergerak di satu ruang yang satu sama lain berinteraksi dan bahkan saling menetralisasi. Identitas dibangun sebagai fungsi dari proses konsumsi komuditas massa yang menyertainya, dan dengan demikian, identitas tidak bersifat statis lagi.


(42)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan yang digunakan adalah kualitatif. Jenis penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai pendekatan yang menghasilkan data, tulisan, tingkah laku yang didapat dari apa yang diamati (Budiman, 1992:21). Berkenaan dengan penelitian ini sebagai studi deskriptif maka peneliti akan menjelaskan dan menggambarkan bagaimana bentuk tansformasi yang terjadi di kalangan para penjual bursa saham (broker) PT Millenium Penata Futures yang merupakan masyarakat nyata dan sekarang bergerak menuju masyarakat maya melalui internet.

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT Millennium Penata Futures Gedung Uniland Jln MT. Haryono No. 4-1. Medan. Alasan peneliti mengambil lokasi ini karena terdapat para pekerja yang melakukan aktivitas jual beli saham yang segala aktivitas kerjanya dilakukan dengan menggunakan media internet.

3.3. Unit Analisis dan Informan

Unit analisis adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai subjek penelitian (Arikunto, 1999:132). Adapun unit analisis dalam penelitian ini adalah seluruh pihak yang dapat memberikan informasi yang diperlukan oleh peneliti yang


(43)

berkaitan dengan bagaimana bentuk tansformasi yang terjadi di kalangan para penjual bursa saham (broker) PT Millenium Penata Futures yang merupakan masyarakat nyata dan sekarang bergerak menuju masyarakat maya melalui media internet.

Sedangkan yang menjadi Informan dalam penelitian ini adalah para penjual bursa saham (broker) yang bekerja di PT Millennium Penata Futures Gedung Uniland Medan yang menggunakan internet sebagai media komunikasi dan bisnis dalam melakukan semua aktivitas kerjanya, yang memiliki kriteria :

1. Broker yang bekerja kurang lebih 4 tahun di Perusahaan PT Millenium Penata Futures.

2. Broker yang telah memiliki Jaringan sosial di dunia maya.

3. Broker yang menggunakan internet sebagai media untuk mata pencaharian hidup dan berinteraksi.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Data penelitian digolongkan menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. 1. Data Primer

Untuk mendapatkan data primer dalam penelitian ini dilakukan dengan cara penelitian lapangan yaitu :

a. Observasi Non Partisipasi

Observasi non partisipasi yaitu pengamatan secara langsung terhadap objek yang diteliti untuk mendapatkan gambaran yang tepat mengenai objek penelitian, tetapi disini peneliti tidak ikut tinggal langsung dan merasakan dalam segala aktivitas kehidupan objek pengamatan (Bungin


(44)

2008:116). Dalam hal ini peneliti hanya mengamati secara langsung bagaimana situasi tempat kerja PT Millennium Penata Futures Medan dan melihat bagaimana aktivitas kerja para broker dalam menggunakan media internet sebagai media dalam melakukan aktivitas kerjanya. Disini peneliti merasakan belum sepenuhnya mendapatkan hasil yang maksimal dari observasi non pasrtisipasi ini.

b. Wawancara Mendalam

Wawancara mendalam secara umum adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa pedoman wawancara. Dimana pewawancara terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama, dengan demikian, kekahsan wawancara mendalam adalah keterlibatannya dalam kehidupan informan (Bungin, 2008:108). Dalam hal ini peneliti merasa wawancara mendalam perlu dilakukan karena hasil dari observasi non partisipasi belum sepenuhnya mendukung peneliti untuk mendapatkan hasil yang optimal karena peneliti masih sebatas mengamati broker bekerja. Hal-hal yang ingin diwawancarai oleh peneliti adalah berupa informasi dari para broker mengenai bagaimana sebenarnya bentuk transformasi yang terjadi di kalangan para broker yang merupakan masyarakat nyata tetapi sedang bergerak menuju masyarakat maya. Yaitu dengan mengadakan tanya jawab secara langsung pada informan untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.


(45)

2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek penelitian. Pengumpulan data sekunder dalam penelitian dilakukan dengan cara penelitian kepustakaan dan pencatatan dokumen, yaitu dengan mengumpulkan data dan mengambil informasi dari buku-buku refensi, foto, majalah, jurnal, artikel, dan internet yang dianggap relevan dengan masalah yang diteliti.

3.5. Interpretasi Data

Bogdan dan Biklen (Moleong, 2006:248) menjelaskan analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola. Data-data yang diperoleh dari lapangan akan diurutkan, dikelompokan ke dalam kategori, pola atau uraian tertentu. Disini peneliti akan mengelompokan data-data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan sebagainya yang selanjutnya akan dipelajari dan ditelaah secara sesakma agar diperoleh hasil atau kesimpulan yang baik.


(46)

3.6. Jadwal Kegiatan

Jadwal kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Bulan Per Tahun

2009

Bulan Per Tahun 2010

No Kegiatan

6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 1 Pra Observasi √

2 ACC Judul √

3 Penyusunan Proposal Penelitian

√ √

4 Seminar Proposal Penelitian

√ 5 Revisi Proposal

Penelitian

√ 6 Penelitian Ke

Lapangan

√ √

7 Pengumpulan Data dan Analisis Data

√ √

8 Bimbingan √ √ √ √ √

9 Penulisan Laporan Akhir

√ √

10 Sidang Meja Hijau

3.7. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini mencakup kemampuan dan pengalaman peneliti untuk melakukan penelitian ilmiah. Kendala lain adalah keterbatasan waktu saat melakukan wawancara dengan informan, ini disebabkan kegiatan informan yang sarat akan kesibukan. Peneliti harus melakukan wawancara dengan informan sore hari atau di luar kantor sesuai dengan kemauan informan, karena kesibukan informan yang sangat tidak bisa diganggu.


(47)

BAB IV

DESKRIPSI DAN INTERPRESTASI DATA PENELITIAN

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1. Sejarah Singkat PT Millennium Penata Futures

PT. Millennium Penata Futures yang berada di Gedung Uniland JL. Mt Haryono merupakan institusi keuangan pertama yang menawarkan bisnis investasi berbasis online di Indonesia. melalui uji lapangan selama bertahun-tahun, dan berhasil menemukan sistem online yang mampu menyajikan data dan berita dalam modus. PT Millennium Penata Futures didirikan pada tahun 2000, PT Millennium memulai kantor pertamanya di Menara Kebon Sirih, Jakarta. Memiliki tim riset dan analis tersendiri yang lebih dikenal sebagai finance roll system, trading online yang secara resmi bernama Millennium Trader 4, dikembangkan oleh MetaQuotes Software Corp. PT Millennium Penata Futures saat ini memiliki 19 kantor cabang yang tersebar di 12 kota besar di Indonesia termasuk Surabaya, Medan, Bandung, Kediri, Jember, Makassar, Bali, Batam, Pekan Baru, Balik Papan, Jayapura, dan di Medan perusahaan ini mulai berdiri tahun 2002. Semenjak didirikan Millenium Penata Futures secara terus menerus tumbuh melalui inovasi dan dedikasi kepada para konsumennya. Kami bangga menjadi pemimpin dalam industri ini dan percaya bahwa kepercayaan dan dukungan yang diberikan oleh para klien merupakan kunci dari kesuksesan kami. PT Millennium Penata Futures selalu memberikan layanan keuangan profesional dan berkualitas tinggi kepada seluruh kliennya dan berusaha sebaik mungkin untuk memuaskan kliennya.


(48)

4.2. Profil Perusahaan

4.2.1. Jam Operasional

Jam operasional dibawah ini berlaku ketika masuk dalam Daylight Saving Time Senin 26 Maret dari pukul 00:00 GMT hingga Jumat 31 Maret 22:00 GMT Akhir pekan pertama bulan April, operasional mulai dari hari Minggu 19:00 GMT hingga Jumat 21:00 GMT.

4.2.2. Izin dan Legalitas

No. SIUP 2267/09-01/PB/2000 Bursa Berjangka Jakarta Kliring Berjangka Indonesia.

4.2.3. Reputasi dan Kinerja

PT Millennium Penata Futures selalu memberikan layanan keuangan profesional dan berkualitas tinggi kepada seluruh kliennya dan mencapai reputasi yang membanggakan dalam memenuhi kebutuhan para klien. Berpusat di Jakarta, PT. Millennium Penata Futures saat ini memiliki 19 kantor cabang di 12 kota besar Indonesia termasuk Surabaya, Medan, Bandung, Kediri, Jember, Makassar, Bali, Batam, Pekan Baru, Balik Papan, Jayapura.

4.2.4. Manajemen

Ketua Milenium Penata Futures MR. Tahir Ferdin adalah salah satu pelopor dalam perdagangan derivatif di Jakata sejak awal tahun delapan puluhan dengan ambisi dan pandangan jauh ke depan, sekarang telah terbentuk tim manajemen


(49)

dengan pengalaman gabungan lebih dari 5 dekade. Masing-masing individu memiliki profesional luas dalam manajemen ini, berdedikasi untuk menyediakan layanan keuangan yang terbaik untuk klien karena klien adalah pusat untuk apa yang kita lakukan dedikasi dan inovasi adalah fokus pada klien kami. Millennium Penata Futures adalah salah satu LSM keuangan terkemuka.

4.2.5. Kepatuhan Hukum Visi dan misi

 Misi dan Nilai, Dedikasi penuh dalam layanan keuangan dan nilai pengetahuan melalui pasar.

 Pencapaian, Kami memiliki komitmen terhadap orientasi nilai melalui kerjasama.

 Kepercayaan, Kami berupaya mencapai kepercayaan, keadilan, dan transparansi.

 Kerjasama, Kami maju melalui diversifikasi bisnis dan kerjasama dari seluruh staf kami.

 Inovasi, Kami senantiasi mencari langkah-langkah dan metode-metode baru untuk mengembangkan solusi kami dalam upaya memenuhi kebutuhan para klien.

 Dedikasi kepada Klien, Kami memberikan fokus besar terhadap kebutuhan para klien di atas seluruh aktivitas kami karena kami sadar bahwa klien merupakan pondasi dari seluruh kesuksesan kami.


(50)

4.2.6. Sumber Daya Manusia (Human Resources)

Staf Millennium Penata Futures adalah jembatan untuk sukses melalui pelayanan kepada pelanggan dimana saja dan kapan saja, mereka membentuk aturan kritis dalam membentuk hubungan pelanggan dan mitra. Millenninum Penata Futures mengembangkan dan menyediakan program pelatihan bagi seluruh staf. Staf baru akan menjalani in-house dan Outsource program pelatihan untuk membekali mereka dengan keterampilan yang luar biasa. Dengan fokus pada ekonomi berbasis pengetahuan, dan mengharuskan semua staf untuk memiliki keterampilan dan pengetahuan yang luar biasa untuk melakukan pelayanan berkualitas kepada para pelanggan. Kombinasi pontensi lokal dan keterampilan kelas internasional membawa Millennium Penata Futures sebagai salah satu perusahaan bisnis terkemuka dunia. PT Millenium Penata Futures muncul sebagai salah satu perusahaan Indonesia berkembang secara global, melanjutkan pengembangan bisnis dengan mitra dan keluar membawa masa depan.

4.2.7. Teknologi Informasi

Dalam era waktu internet dan dunia digital yang semua aktivitas bisa dilakukan dengan mudah dan cepat hanya dengan menggunakan internet dan ini juga membuat perusahaan kami harus menggunakan teknologi ini. Zaman semakin hari semakin berkembang yang menuntut setiap hal-hal baru harus dicoba untuk dilakukan dan dalam hal ini teknologi internet merupakan kecanggihan teknologi informasi yang sudah mendunia saat ini. Semua negara sudah menggunakan teknologi ini untuk melakukan setiap aktivitas kerjanya dan bukan hanya aktivitas kerja saja bisa


(51)

dilakukan tetapi banyak hal kegiatan juga bisa dilakukan dengan menggunakan teknologi ini, karena semua dibuat menjadi lebih cepat dan lebih mudah dan kami menempatkan fokus pada penggunaan teknologi informasi untuk lebih meningkatkan, mengembangkan iklan bisnis. Kita memulai dari sistem konvensional/tradisional dan dalam waktu kurang dari 10 tahun sekarang PT Millennium Penata Futures menjadi pelopor perdagangan online di Indonesia. PT Millenium Penata Futures perusahaan pertama yang secara penuh dan menetapkan pemenang penghargaan online trading platfrom. Meta trader 4 co-bernama milenium.

PT Millennium Penata Futures mempertahankan, dan mengembangkan kelompok sendiri server diseluruh dunia, dan telah memperoleh lebih banyak pengalaman daripada perusahaan perdagangan online di Indonesia Milenium's perdagangan server dan itu mendukung server proxy tersebar diseluruh dunia mulai dari Indonesia, Singapura, Hongkong, Jerman dan Amerika. Ini akan memastikan akses lebih cepat dan dapat diandalkan kemampuanya dan juga dalam proses perdagangan untuk klien diseluruh dunia. Insinyur PT Millennium Penata Futures siaga sepanjang waktu untuk menjamin kontinuitas tranding, dukungan teknis sudah siap untuk menjawab panggilan dari klien memiliki pertanyaan tentang online trading sementara programer kami bekerja terus menerus untuk memperlancar operasi back office. PT Millennium Penata Futures komitmen dan fokus pada teknologi informasi telah memberikan cara bagi perusahaan untuk mencapai pasar yang lebih besar dan PT Millennium Penata Futures berada disini untuk mengembangkan penggunaan teknologi informasi untuk melakukan setiap aktivitas kerjanya dan untuk mempermudah para klien Millennium Penata Futures.


(52)

4.3. Komposisi Broker PT Millennium Penata Futures 4.3.1. Komposisi Broker Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 1

Komposisi Broker Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Persentase %

1 Laki-Laki 45 52,95

2 Perempuan 40 47,05

Jumlah 85 100

Sumber : PT Millennium Penata Futures 2009

Dari data pada tabel 1 di atas diketahui bahwa komposisi Broker PT Millennium Penata Futures Medan berdasarkan jenis kelamin terdiri dari laki-laki sebanyak 45 jiwa dan persentase sebesar 52,95 % dan perempuan sebanyak 40 jiwa dengan persentase sebesar 47,05 % dan jumlah keseluruhan adalah 85 jiwa. Maka dapat disimpulkan bahwa broker di PT millennium Penata Futures lebih banyak jumlahnya adalah kaum laki-laki daripada kaum perempuan.

4.3.2. Komposisi Broker Berdasarkan Agama Tabel 2

Komposisi Broker Berdasarkan Agama

No Keterangan Jumlah Persentase %

1 Islam 32 37,65

2 Protestan 23 27,05

3 Katolik 15 17,65

4 Budha 15 17,65

5 Jumlah 85 100


(53)

Dari data pada tabel 2 di atas diketahui bahwa komposisi broker berdasarkan agama yaitu mayoritas beragama Islam sebanyak 32 jiwa dengan persentase 37,65 %, agama kedua terbanyak adalah agama Protestan dengan jumlah 23 jiwa dengan persentase 27,05 % sedangkan Katolik dengan Budha memiliki jumlah yang sama yaitu 15 jiwa dengan persentase 17,65 %.

4.3.3. Komposisi Broker Berdasarkan Suku Bangsa Tabel 3

Komposisi Broker Berdasarkan Suku Bangsa

No Keterangan Jumlah Persentase %

1 Tionghoa 26 30,59

2 Batak Toba 17 20

3 Jawa 15 17,65

4 Batak karo 15 17,65

5 Minang 6 7,0

6 Nias 5 5,89

7 Sunda 1 1,22

Jumlah 85 100

Sumber : PT Millennium Penata Futures 2009

Dari data tabel di atas dapat diketahui bahwa komposisi Broker Berdasarkan suku bangsa yaitu mayoritas adalah suku Cina yaitu dengan 26 jiwa dengan persentase 30,59 %, lalu Batak Toba dengan 17 jiwa persentase 20%, Jawa dengan jumlah 15 jiwa dengan persentase 17,65 %, Batak karo dengan 15 jiwa dengan persentase 17,65 %, Minang dengan 6 jiwa dengan persentase 7,01 %, Nias dengan 5 jiwa dengan persentase 5,89% , dan Sunda dengan 1 jiwa dengan persentase 1,22 % .


(54)

4.4. Profil Informan 1. Bapak Ibrahim

Bapak Ibrahim adalah salah seorang Broker di PT Millennium Penata Futures dan sudah bekerja di perusahaan ini kurang lebih 4 tahun. Bapak Ibrahim berumur 27 tahun, pendidikan terakhir yang dicapai oleh Bapak Ibrahim adalah Sarjana Managemen. Bapak Ibrahim mempunyai tugas untuk mencari nasabah dan juga meyakinkan nasabah bahwa uang yang akan mereka kelola akan betul-betul dikelola dengan baik oleh PT Millenium Penata Futures. Secara sederhana mereka ini disebut sebagai konsultan dalam masalah saham terutama untuk nasabah yang berdomisili di Medan dan sekitarnya.

Bapak Ibrahim bekerja mulai pukul 08.00 wib sampai dengan pukul 17.00 wib dan bekerja selama lima hari dalam seminggu, untuk hari sabtu semua pekerja yang bekerja di PT Millenium Penata Futures ini bekerja mulai pukul 08.00 pagi sampai jam 03.00 sore. Bapak Ibrahim menyatakan bahwa ketika pertama kali bekerja di perusahaan ini mengaku tidak merasa tertarik tetapi setelah banyak hal dilalui ia semakin yakin dalam menjalani perkerjaan ini dan sampai sekarang sudah memiliki jabatan yang baik berupa supervisor. Bapak Ibrahim merupakan salah satu broker yang jam kerjanya sangat padat dan itu dirasakan oleh peneliti saat peneliti hendak menjumpai Bapak Ibrahim, ia sangat sibuk dan untuk bertemu harus membuat janji sebelumnya dan untuk menentukan waktu yang tepat diperlukan waktu sekitar 1 minggu dan setelah membuat janji peneliti juga harus menunggu di ruang tunggu perusahaan selama kurang lebih 2 jam hingga akhirnya dapat menemui Bapak Ibrahim dan dapat melakukan wawancara secara mendalam terhadap Bapak Ibrahim.


(55)

Bapak Ibrahim berdomisili di daerah Helvetia, Ibrahim berkarir di PT Millenium Penata Futures berawal dari bagian marketing dan selanjutnya menekuni perkerjaan ini akhirnya Bapak Ibrahim mulai tertarik dan menekuni pekerjaan ini hingga sampai saat ini sudah menduduki jabatan sebagai Supervisor.

2. Rahmeda Purba

Rahmenda Purba broker di PT Millennium Penata Futures saat ini beliau berumur 30 tahun, dan sudah bekerja cukup lama tetapi awal mula ia bekerja di PT Millnnium Penata Futures yang berada di Jakarta tetapi ia dipercayakan juga untuk menangani PT Millennium Penata Futures cabang Medan. Ia mengatakan internet merupakan media yang paling mutlak mereka gunakan dalam bekerja. Bapak Rahmenda masuk awal mula dari tahun 2005 lahir di Sumatera Utara dan memilih untuk mencari kerja di Jakarta tetapi yang pada ahirnya Tahun 2007 harus balik ke Medan karena di mutasikan oleh perusahaanya bekerja untuk memeggang cabang Medan beliau tidak merasa kecewa justru sebaliknya ia bersyukur dapat dipindahkan ke kampung halamanya karena dekat dengan orangtua dan sekaligus bisa mencari jodoh orang medan juga seperti yang dikatakan oleh Bapak Rahmeda. Intensitas Bapak Rahmenda menggunakan internet sangat besar itu diakibatkan tuntutan pekerjaanya sebagai seorang broker. Bapak Rahmenda berdomisili di daerah setia budi beliau memilih tinggal sendiri walau orangtua beliau berada di Medan juga, karena beliau merasa lebih baik untuk tinggal sendiri karena ia merasa lebih mandiri dan dalam bekerja beliau merasa lebih tenang walaupun suatu saat beliau memang harus tinggal dengan keluarganya sendiri.


(56)

3. Lusiana

Lusiana broker perempuan dalam PT Millenium Penata Futures. Beliau berumur 25 Tahun dan ia sudah bekerja 4 Tahun untuk perusahaan ini. Ibu lusiana masuk ke perusahaan tahun 2006. Ibu Lusiana tinggal di daerah helvetia, dalam menjumpai dan mewawancarai Ibu Lusiana, peneliti berjumpa di luar kantor karena kesibukan Ibu Lusiana. Ibu Lusiana sudah berkeluarga dan baru 2 tahun menikah dan sudah mempunyai seorang anak perempuan yang masih berumur 1 tahun dan anak ibu lusiana dititipkan kepada orangtua ibu lusiana yang tinggal dengan mereka juga, karena kesibukan ibu Lusiana terlebih lagi suami ibu Lusiana juga bekerja. Ibu Lusiana mengatakan untuk saat ini akan saya tahankan untuk bekerja walau meninggalkan anak, agar ada tabungan masa depan. Ibu Lusiana juga tidak merasa takut meninggalkan anaknya karena ia yakin orangtuanya memberikan yang terbaik.

4. Risma Sitinjak

Risma sitinjak merupakan broker perempuan PT Millennium Penata Futures yang berumur 27 Tahun. Beliau sudah bekerja kurang lebih 4 tahun dan beliau merupakan tamatan perguruan tinggi swasta di Jakarta. Alasan bekerja di perusahaan ini, ia mengatakan awal mulanya karena ingin mengisi kekosongan waktu karena tidak ada pekerjaan dan beliau yang memang lahir di Medan memilih kembali ke Medan untuk mencari pekerjaan, dan semakin lama menekuni pekerjaan ini ia mulai tertarik dan merasa bahwa pekerjaan ini adalah pekerjaan yang menarik. Sampai karena keasyikan dalam pekerjaanya sampai saat ini Ibu Risma Sitinjak belum menikah walau beliau fikir umurnya sudah mencukupi tetapi belum ada laki-laki yang


(57)

tepat menurutnya dan jika rekan-rekan PT Millennim Penata Futures sudah dianggap sebagai sahabat-sahabat ibu Risma sitinjak. Ibu Risma Tinggal di daerah Tembung tanpa mau menyebutkan alamat lengkap dan penulis menghargai hal tersebut, menurutnya tempat kerja nya memang jauh dari rumahnya tetapi karena sudah merasa cocok akan pekerjaanya ibu Risma merasa tidak terganggu.

5. Dina

Dina salah satu broker PT Millennimum Penata Futures dan sekarang ia berumur 25 Tahun dan sudah bekerja selama 4 tahun, walau hanya tamatan SMA dan berawal dari marketing biasa tapi ibu Dina membuktikan kalau beliau juga bisa melakukan pekerjaan ini. Ibu Dina masuk awal 2007 dan memulai semua dari awal, tidak mengerti bagaimana cara kerjanya dan tidak paham apa-apa tetapi karena usaha yang keras Ibu Dina bisa membuktikan kalau ia juga mampu. Ibu Dina tinggal di medan tinggal dengan saudaranya sedangkan orang tuanya tinggal di Siantar, dan jika ada waktu libur ibu Dina kembali ke Siantar walau bagi Ibu Dina jarak Medan-Siantar dapat ditempuh hanya dengan waktu 2 setengah jam tetapi karena kesibukan kerjanya maka hal itupun bagi beliau amat susah ditempuh dan akibatnya Ibu Dina jarang pulang karena kesibukan kerjanya yang menyita banyak waktu. Dalam bekerja Ibu Dina memiliki kesibukan yang cukup banyak karena ibu Dina bukan hanya bekerja pada satu bidang saja, Ibu Dina juga mempunyai hobby memasak dan karena itu juga Ibu Dina membuka usaha kue kering dan dijual kepada tetangga-tetangga, Ibu Dina mengatakan untung yang didapat lumayan, dan beliau tidak merasa letih karena itu termasuk hobby yang dilakuan oleh beliau.


(58)

6. Johan

Johan broker PT Millennium Penata Futures, yang berumur 27 Tahun dan sudah bekerja 4 tahun di perusahaan ini. Johan yang merupakan tamatan Nomensen jurusan akutansi ini memulai bekerja di PT Millennium penata Futures ini karena saran dari teman Bapak Johan. karena melihat Bapak Johan belum mempunyai kerja maka dari itu Bapak Johan melamar kerja dan menekuni pekerjaan ini hingga sampai saat ini, semua berawal dari marketing tetapi jika ditekuni maka mendapat hasil yang memuaskan. Bapak Johan merasa nyaman dan ia merasa bahwa rekan-rekan kerjanya merupakan individu-individu yang hebat diajak dalam kerjasama ataupun dalam melakukan hal-hal di luar jam kerja.

7. Daniel

Daniel yang merupakan salah satu broker di PT Millennium Penata Futures sekarang beliau berumur 28 Tahun dan sudah bekerja di Millennium Penata Futures hampir 5 tahun. Beliau dipindahkan dari Jakarta ke Medan, dan tidak dipindahkan karena kemauan perusahaan tetapi karena kemauan diri sendiri, dan itu karena alasan pribadi yang tidak dijelaskan oleh Bapak Daniel, dan sekarang Bapak Daniel tinggal disalah satu rumah saudara yang berada di Medan Johor dan tetap satu tahun sekali Bapak Daniel akan balik ke Jakarta karena mengunjungi keluarga besar berada di sana. Bapak Daniel mempunyai seorang anak laki-laki yang tinggal bersama istri dan kedua orangtua Bapak Daniel dan rencananya tahun ini Bapak Daniel akan membawa anak dan istrinya serta kedua orangtuanya untuk tinggal di Medan. karena beliau sudah mendapatkan tempat tinggal yang nyaman untuk segera mereka tempati.


(59)

8. Riska Novita

Riska Novita merupakat broker perempuan di PT Millennium Penata Futures dan ia bekerja sudah bekerja lebih dari 4 Tahun. Ibu Riska Novita sudah berumur 35 tahun dan awal mulanya ia sudah bekerja di perusahaan lain yang juga sama di Gedung Uniland tanpa menyebutkan perusahaan terebut. Ibu riska sudah mempunyai 3 orang anak suami Ibu Riska sudah meninggal maka dari itu Ibu Riska bekerja dan berusaha untuk mencukupi ke 3 anaknya. Ibu riska merasa nyaman bekerja di perusahaan ini tetapi beliau mengatakan tidak tau apa yang akan terjadi dikemudian hari mungkin saja ia juga akan pindah ke perusahaan lain jika ada penawaran yang lebih baik karena hidup ini terus berputar ungkap beliau.

4.5. Interprestasi Data.

4.5.1. Media yang digunakan Broker PT Millennium Penata Futures Dalam Bekerja

Berdasarkan hasil wawancara para pekerja di PT Millenium Penata Futures menggunakan media internet dan telepon sebagai media untuk berkomunikasi dengan para nasabah maupun dengan perusahaan-perusahaan lain. Bagi perusahaan ini ke dua media informasi ini sangat mendukung mereka dalam bekerja bukan hanya mendukung tetapi juga mempermudah. Semua alat-alat teknologi dalam perusahaan ini digunakan dan akhirnya bercampur menjadi satu alat teknologi yang bisa melakukan banyak hal, yang merupakan gabungan dari telepon, mesin fax, dan juga komputer yang pada akhirnya melahirkan internet sebagai media informasi yang memudahkan segalanya dalam bekerja. Internetlah media yang sekarang ini


(60)

digunakan oleh PT Millennium Penata Futures dalam melakukan aktivitas kerjanya, semua dilakukan dengan menggunakan media internet dari berkomunikasi dengan nasabah, mengetahui harga saham, dan juga untuk kepentingan broker sendiri yaitu dalam memperoleh informasi yang mereka perlukan. Semua aktivitas kerja ini tidak dapat dipisahkan oleh alat-alat teknologi tersebut, karena dengan menggunakan media tersebutlah perusahaan mereka bisa jalan dan berkembang dengan baik bahkan bagi mereka bukan hanya perusahaan mereka saja yang menggunakan telepon, fax, komputer, internet dalam bekerja tetapi sudah banyak perusahaan lain terlebih lagi untuk zaman sekarang ini yang semuanya serba mudah dengan bantuan teknologi.

4.5.2. Media Yang Digunakan Para Broker Sebelum Menggunakan Internet Sebagai Media Informasi dan Komunikasi

a. Media Telepon

Sebelum menggunakan media internet dalam berkomunikasi perusahaan ini menggunakan telepon sebagai media mereka. Media tetelpon inilah yang mereka gunakan dan membantu mereka dalam bekerja, lewat telepon mereka melakukan semua aktifitas dalam berkomunikasi, tetapi disamping itu banyak kendala yang mereka hadapi dalam menggunakan telepon sebagai media mereka, karena telepon memperlambat proses mereka dalam bekerja. Semua hal mereka lakukan dengan telepon, dalam mengetahui harga saham yang naik ataupun turun dan juga dalam menghubungi nasabah yang ingin menanamkan sahamnya untuk mereka kelola, semua itu mereka lakukan lewat telepon. Ini memakan waktu yang cukup lama


(1)

31.Dalam profil perusahaan saya melihat 5 tahun terakhir, sudah terjadi pergeseran dalam bertransaksi yaitu menggunakan media internet, apakah anda mengetahui penyebab perubahan tersebut ?

... ...

32.Dimana sajakah anda mengakses internet untuk kepentingan bisnis anda ? a. kantor

b. rumah

33.apakah internet dalam pekerjaan anda sudah menjadi hal mutlak ? a.ya

b.tidak

34.jika ya , mengapa ?

... ...

35.jika internet sudah menjadi hal mutlak, apakah kantor masih menjadi tempat yang penting dalam bekerja , karena internet juga dapat di akses dirumah ?

... ...

36.Apakah anda merasa bahwa semua kegiatan sudah bertransformasi

menggunakan media internet ? a.ya


(2)

37.jika ya, bagaimana pendapat anda dengan hal tersebut ?

... ...

38.Adakah dampak negativ dari menggunakan internet ? a.ya

b.tidak

39.Jika ya, seperti apa dampak negatif tersebut ?

... ...

F. Trust dalam Transaksi

40.Apakah semua pelanggan anda juga menggunakan internet sebagai media untuk bertransaksi ?

a.ya b.tidak

41.Bagaimana jika ada pelanggan yang ingin melakukan transaksi tidak melalui media internet ?

... ...

42.Menurut anda apakah rasa trust (percaya) dalam transaksi itu perlu ? a.ya

b.tidak

43.jika ya, mengapa ?

... ...


(3)

44.Bagaimana anda bisa menyakinkan pembeli ataupun penjual saham untuk melakukan transaksi online ?

... ...

45.Bagaimana pelanggan bisa percaya kepada anda dalam melakukan

transaksi, padahal anda dan pelanggan belum bertemu ?

... ... 46.Bagaimana cara anda membangun komunikasi dengan pelanggan anda

sehingga tercipta trust (rasa percaya) dalam diri pelanggan anda ?

... ... 47.Bagaimana anda membangun rasa trust anda jika melakukan transaksi

jaringan global ?

... ...

48. Apakah pernah terjadi keraguan oleh para penjual atau pembeli saham dalam bertransaksi ?

a.ya b.tidak

49.jika ya, seperti apa ?

... ...

50.Bagaimana proses pembayaran dilakukan jika transaksi sudah berhasil ? ... ...


(4)

DOKUMENTASI

DI PERUSAHAAN MILLENNIUM PENATA FUTURES

Gambar 1

Peneliti sedang mewawancarai salah satu informan yaitu Broker Perusahaan Millennium Penata Futures bapak Ibrahim

Gambar 2

Peneliti sedang mewawancarai salah satu informan yaitu Broker Perusahaan Millennium Penata Futures bapak Rahmenda Purba


(5)

Gambar 3

Peneliti sedang berjabat tangan mengucapkan terimakasih karena waktu yang diberikan oleh Bapak Rahmenda untuk melakukan wawancara

Gambar 4


(6)

Gambar 5