38
4. Hindarilah kata-kata sendiri atau ciptaan sendiri. Walaupun bahasa selalu tumbuh dan berkembang sesuai dengan perkembangan dalam
masyarakat. Tidak berarti bahwa setiap orang boleh menciptakan kata baru seenaknya. Kata baru biasanya muncul untuk pertama kali karena
dipakai oleh orang-orang terkenal atau pengarang terkenal. 5. Waspadalah terhadap penggunaan akhiran asing. Terutama kata-kata
asing yang mengandung akhiran asing tersebut, seperti kultur-kultural, dan idiom-idiomatik, dan sebagainya.
6. Kata kerja yang menggunakan kata depan harus digunakan secara idiomatis, seperti ingat akan bukan ingat terhadap; berharap,
berharap akan, mengharapkan bukan mengharap akan; berbahaya, berbahaya bagi, membahayakan sesuatu bukan membahayakan bagi
sesuatu; takut akan, menakuti sesuatu lokatif. 7. Untuk menjamin ketepatan diksi, penulis atau pembicara harus
membedakan kata umum dan kata khusus. Kata khusus lebih tepat menggambarkan sesuatu daripada kata umum.
8. Mempergunakan kata-kata indria yang menunjukkan persepsi yang khusus.
9. Memperhatikan perubahan makna yang terjadi pada kata-kata yang sudah dikenal.
10. Memperhatikan kelangsungan pilihan kata.
23
23
Ibid., h. 89.
39
b. Kesesuaian Diksi a. Persoalan Kesesuaian Pilihan Kata Diksi
Persoalan kedua dalam pendayagunaan kata-kata adalah kecocokan atau kesesuaian. Perbedaan antara ketepatan dan kecocokan pertama-tama
mencakup soal kata mana yang akan digunakan dalam kesempatan tertentu, walaupun kadang-kadang masih ada perbedaan tambahan berupa perbedaan
tata bahasa, pola kalimat, panjang atau kompleksnya sebuah alinea, dan beberapa segi yang lain. Perbedaan yang sangat jelas antara ketepatan dan
kesesuain adalah bahwa dalam kesesuain dipersoalkan: apakah kita dapat mengungkapkan pikiran kita dengan cara yang sama dalam semua
kesempatan dan lingkungan yang kita masuki. Ada suasana yang menuntut para hadirin bertindak lebih formal, ada pula
suasana yang tidak menghendaki tindakan-tindakan yang formal. Dengan demikian, tingkah laku manusia yang berwujud yang berwujud bahasa juga
akan disesuaikan dengan suasana yang formal dan nonformal tersebut. Suasana yang formal akan menghendaki bahasa yang formal. Sedangkan
suasana yang nonformal menghendaki bahasa yang nonformal. Jadi secara singkat perbedaan antara persoalan ketepatan dan kesesuaian
adalah: dalam persoalan ketepatan kita bertanya apakah pilihan kata yang dipakai sudah setepat-tepatnya, sehingga tidak akan menimbulkan interpretasi
yang beerlainan antara pembicara dan pendengar, atau antara penulis dan pembaca; sedangkan dalam persoalan kecocokan atau kesesuaian kita
40
mempersoalkan apakah pilihan kata dan gaya bahasa yang dipergunakan tidak merusak suasana atau menyimpang perasaan orang yang hadir.
24
b. Persyaratan Kesesuaian Pilihan Kata Diksi
Selain unsur-unsur bahasa yang dikuasai dan dikenal oleh seluruh anggota masyarakat bahasa, ada juga unsur bahasa yang terbatas penuturannya.
Walaupun mereka berada di dalam masyarakat yang sama. Unsur-unsur semacam ini dikenal ini dengan berbagai macam nama seperti bahasa slang,
jargon, bahasa daerah atau unsur daerah, dan sebagainya. Kata-kata yang termasuk dalam kelompok ini harus dipergunakan secara hati-hati agar tidak
merusak suasana. Ada beberapa hal yang perlu diketahui oleh penulis dan pembicara agar
kata-kata yang dipergunakan tidak akan mengganggu situasi dan menghindari ketegangan antara penulis atau pembicara dengan para hadirin atau para
pembicara, yaitu: 1. Hindarialah sejauh mungkin bahasa atau unsur substandard dalam suatu
situasi yang formal. 2. Gunakanlah kata-kata ilmiah dalam situasi yang khusus saja. Dalam situasi
yang umum hendaknya penulis dan pembicara mempergunakan kata-kata populer.
24
Ibid., h. 103.
41
3. Hindarilah jargon dalam tulisan untuk pembaca umum. Istilah jargon memiliki beberapa pengertian. Pertama, jargon mengandung makna suatu
bahasa, dialek, atau tutur yang dianggap kurang sopan atau aneh. Tetapi istilah itu dipakai juga untuk mengacu semacam bahasa atau dialek hibrid
yang timbul dari percampuran bahasa-bahasa, dan sekaligus dianggap sebagai bahasa perhubungan atau lingua franca.
25
Makna yang ketiga mempunyai ketumpangtindihan dengan bahasa ilmiah. Dalam hal ini,
jargon diartikan sebagai kata-kata teknis atau rahasia dalam suatu bidang ilmu tertentu, dalam bidang seni, perdagangan, kumpulan rahasia, atau
kelompok-kelompok khusus lainnya. Seperti kata sikon situasi dan kondisi, prokon pro dan kontra, dan lain-lain.
26
4. Penulis atau pembicara sejauh mungkin menghindari pemakaian kata-kata slang. Kata slang adalah kata-kata nonstandar yang informal, yang
disusun secara khas; atau kata-kata biasa yang diubah secara arbitrer; atau kata-kata kiasan yang khas, bertenaga dan jenaka yang dipakai dalam
percakapan.
27
Kata-kata slang sering dipinjam dari kosa kata yang khusus dalam jabatan-jabatan tertentu. Kata-kata slang mengandung dua
kekurangan. Pertama, hanya sedikit yang dapat hidup terus; kedua, pada umumnya kata-kata slang selalu menimbulkan ketidaksesuaian. Beberapa
contoh kata-kata slang seperti rapi jali, mana tahan, eh… ketemu lagi, dan sebagainya. Kesegaran dan daya guna kata-kata slang hanya
25
Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, Cetakan ke-15 Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2005, h. 107.
26
Ida Bagus Putrayasa, Kalimat Efektif Diksi, Struktur, dan Logika, Cetakan ke-1 Bandung: Refika Aditama, 2007, h. 16.
27
Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, h. 108.