indeks kapasitas pembawa oksigen pada darah. Hasil pengukuran kadar hemoglobin tersebut dibandingkan dengan standar normal yang telah ditetapkan. Hemoglobin
secara luas digunakan sebagai parameter untuk menetapkan prevalensi anemia. Anemia ditandai dengan rendahnya konsentrasi hemoglobin atau hematokrit
nilai ambang batas referensi yang disebabkan rendahnya produksi sel darah merah eritrosit dan Hb, meningkatnya kerusakan eritrosit haemolisis atau kehilangan
darah yang berlebihan. Defisiensi Fe berperan besar dalam kejadian anemia. Defisiensi Fe terjadi saat jumlah Fe yang diabsorsi tidak memadai untuk kebutuhan
tubuh. Hal ini disebabkan oleh rendahnya intake Fe, penurunan bioavailabilitas Fe dalam tubuh, peningkatan kebutuhan Fe karena perubahan fisiologi seperti kehamilan
dan proses pertumbuhan FKM UI, 2007.
2.2 Konsumsi Makanan
Manusia membutuhkan makanan untuk memenuhi zat gizi dalam tubuh. Kebutuhan zat gizi seseorang berbeda-beda menurut umur, jenis kelamin. agar
kebutuhan gizi dapat terpenuhi, maka harus mengkonsumsi makanan setiap hari sesuai dengan anjuran gizi. makanan yang dikonsumsi seseorang dapat diketahui
jumlah dan kandungan gizinya dengan cara melakukan penilaian konsumsi makanan atau survei diet.
Menurut Supariasa dkk 2002 menyatakan bahwa survei konsumsi makanan adalah salah satu metode yang digunakan dalam penentuan status gizi seseorang atau
kelompok. survei konsumsi makanan bertujuan untuk mengetahui kebiasaan makan dan gambaran tingkat kecukupan bahan makanan dan zat gizi pada tingkat kelompok,
rumah tangga dan perorangan serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
Universitas Sumatera Utara
konsumsi makanan tersebut. Hasil survei konsumsi makanan tidak dapat menemukan status gizi seseorang atau masyarakat secara langsung. Namun dapat digunakan
sebagai bukti awal akan kemungkinan terjadinya kekurangan gizi pada seseorang. Metoda recall makanan merupakan tehnik yang paling sering digunakan baik
secara klinis maupun penelitian. Metoda ini mengharuskan pelaku mengingat semua makanan dan jumlahnya sebaik mungkin dalam waktu tertentu ketika tanya jawab
berlangsung. Pengingatan sering dilakukan untuk 1-3 hari. Menurut Gibson 1999 bahwa informasi yang berkenaan dengan aturan
makan pada suatu periode tertentu dapat diperoleh dengan menanyakan individu untuk mengingat kembali banyaknya jumlah makanan yang dikonsumsi pada suatu
hari sebelumnya 24 jam yang lalu. Masa ini dipertimbangkan untuk dapat memberikan daya ingat serta informasi yang dapat dipercaya. Adapun bila masa
mengingat lebih panjang, maka daya ingat menjadi lebih terbatas. Metoda recall 24 jam merupakan metoda yang secara luas digunakan untuk memperoleh informasi
terhadap makanan pada individu. Metoda ini sering digunakan pada survei nasional karena memiliki tingkat tanggapan yang tinggi dan dapat memberikan informasi
secara terinci untuk mewakili kelompok populasi yang berbeda. Menurut Soekirman 2000, bahwa kebutuhan akan zat gizi tidak sama bagi
semua orang, tetapi tergantung pada banyak hal antara lain umur, jenis kelamin dan pekerjaan. Keseimbangan jumlah dan jenis zat gizi yang dibutuhkan sebagai
kelompok orang ditetapkan dalam suatu daftar yang dikenal sebagai suatu daftar kecukupan gizi yang dianjurkan DKG yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan
Universitas Sumatera Utara
Recommended Dietary Allowance RDA. Di Indonesia DKG ditetapkan setiap lima
tahun sekali oleh sekelompok pakar dalam Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi. Data intake energi, protein dan Fe dilakukan dengan metode recall 24 jam
selama 3x awal, pertengahan dan akhir penelitian yaitu hari Senin, Kamis dan sabtu, hari recall dilakukan secara berselang tanpa diketahui oleh responden untuk
mencegah adanya perubahan pola makan.
2.3 Pengertian Anemia