Pengaruh Suplementasi Fe terhadap Kadar Hemoglobin

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1. Pengaruh Suplementasi Fe terhadap Kadar Hemoglobin

Berdasarkan uji independent t-test pada tabel 4.14 menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara kadar hemoglobin awal pada kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol dengan nilai t hitung = 0,215 dan nilai p=0,0830 p0,05. Sementara pada kadar hemoglobin akhir ada perbedaan yang signifikan antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol dengan nilai t hitung = 3,484 p =0,001 p0,05. Hal ini berarti pemberian suplemen Fe dalam bentuk tablet fero fe ++ pada anak sekolah selama tiga bulan terdapat peningkatan kadar hemoglobin murid. Dari hasil penelitian ini terbukti pemberian suplemen Fe dapat meningkatkan kadar hemoglobin darah. Kenaikan kadar hemoglobin pada kelompok suplemen Fe dikarenakan tablet besi yang diberikan adalah bentuk ‘’fero’’Fe ++ , sehingga lebih mudah diserap dibandingkan dalam bentuk ‘’feri’’Fe +++ . Sesuai dengan penelitian yang dilakukan Vita dkk 1998 menyatakan pemberian suplemen Fe seminggu sekali selama tiga bulan dapat meningkatkan kadar hemoglobin darah. Penelitian Thu, dkk 1996 mengemukakan kelompok yang diberi suplementasi besi mengalami kenaikan kadar hemoglobin yang bermakna dibandingkan dengan kelompok plasebo, tetapi tidak ada perbedaan yang bermakna antara kelompok yang diberikan suplemen setiap hari dengan seminggu sekali. Universitas Sumatera Utara Begitu juga penelitian Soemarno dkk, 1996 menyatakan pemberian suplemen Fe seminggu sekali selama tiga bulan dapat meningkatkan kadar hemoglobin. Menurut Saidin 1999 yang mengatakan bahwa pemberian suplemen besi satu kali seminggu dapat meningkatkan status hemoglobin dan status besi secara bermakna. Sejalan dengan Almatsier 2002, status zat besi dalam tubuh tidak mengalami kekurangan, maka zat besi yang berasal dari makanan hanya diserap 10, tetapi jika dalam keadaan defisiensi maka zat besi yang diserap kedalam mukosa tubuh lebih banyak. Hal ini terjadi untuk menutupi kekurangan zat besi dalam tubuh. Besi yang terdapat dalam makanan baik dalam bentuk hem maupun nonhem sebelum diabsorbsi sebahagian besar besi dalam bentuk feri dirubah kedalam bentuk fero. Transferin mukosa mengangkut besi dari saluran cerna kedalam sel mukosa. Sel mukosa usus halus memindahkan besi ke alat angkut transferin reseptor. Sebagian besar transferin darah membawa besi ke sumsum tulang dan dan bagian tubuh lainnya. Dalam sumsum tulang besi digunakan untuk membuat hemoglobin yang merupakan bagian sel darah merah. Sehingga dengan pemberian suplemen Fe dapat meningkatkan kadar hemoglobin Almatsier, 2002. Berdasarkan angka kecukupan gizi anak Indonesia Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, satus gizi pada anak usia sekolah dalam penelitian terlihat asupan kalori pada umumnya masih batas normal 1750 – 2100 kcalhari dan asupan protein dominan normal 46-56mghari. Namun asupan Fe pada anak sekolah dibawah normal 10mghari hal disebabkan karena pada umumnya pola mengkonsumsi makan yang mengandung karbohidrat dan protein lebih sering. Universitas Sumatera Utara Sementara makanan yang mengandung Fe sangat sangat sedikit. Pada penelitian ini terjadinya kekurangan Fe diakibatkan Fe yang diperoleh dari makanan tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari. Hal ini dikarenakan pola komsumsi makan setiap hari tidak sesuai dengan kebutuhan asupanan gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Adanya program Departemen kesehatan dalam pemberian suplemen Fe dengan petunjuk suplemen Fe terhadap anak sekolah, apabila kadar Hb 12 grdl atau anak yang anemia pemberiannya 3 kali setengah tablet atau 3x30 mg besi 2 kali seminggu selama tiga bulan. Sedangkan dalam penelitian ini anak diberikan suplemen 10 mg besi yang diberikan sekali seminggu, dengan demikian pemberian suplemen Fe satu kali seminggu lebih praktis, tidak terlalu banyak menyita petugas untuk memberikan obat. Hellen Keller International 1997 juga merekomendasikan suplementasi Fe pada anak sekolah 60 mg besi satu kali seminggu. Perlu sosialisasi terhadap orang tua murid dan masyarakat terhadap pemanfaatan Fe melalui penyuluhan dan demonstrasi cara pengolahan makananan oleh petugas kesehatan. Kerjasama antara dinas kesehatan dengan dinas pendidikan sangat dibutuhkan terhadap program suplementasi yang telah ada, sehingga kegiatan suplementasi Fe dapat berlangsung secara berkesinambungan.

5.2. Pengaruh Suplementasi Fe terhadap Prestasi Belajar