Pembentukan Multi Product Process Chart Pembentukan From to Chart Pembobotan Departemen

Process Chart untuk mempermudah pemasukan data dan perhitungan jumlah perpindahan untuk suatu jenis produk.

5.2.5.1. Pembentukan Multi Product Process Chart

Multi-Product Process Chart adalah sebuah peta yang digunakan untuk menggambarkan aliran atau urutan operasi kerja yang menghasilkan produk dengan banyak jenis, atau produk dengan banyak part. Gambar Multi Product Process Chart untuk perakitan produk– produk PT. Luckyndo dapat dilihat pada Gambar 5.9.

5.2.5.2. Pembentukan From to Chart

Data yang akan dimasukkan ke dalam From-To Chart adalah data momen perpindahan dalam satu tahun dari masing-masing jenis komponen produk untuk setiap perpindahan antar operasi proses. Berdasarkan Tabel 5.31, maka From-To Chart momen perpindahan dapat dibuat. Berdasarkan Gambar 5.10, nilai 98.271 menunjukkan terjadi perpindahan material dari stasiun kerja A ke stasiun kerja B sebanyak 98.271 kali perpindahan per tahun. Universitas Sumatera Utara No. komponen Stasiun Kerja L1 L2 L3 L4 L5 L6 L7 S1 S2 S3 S4 S5 M1 M2 M3 M4 M5 M6 B1 Pemotongan pipa A Pembengkokkan pipa B Pembentukan dudukan plat C Pemotongan plat D Pengeponan E Pengeboran F Pengelasan G Perakitan H Pengecatan I Pembentukan bantalan kursi J Penggabungan kerangka dengan bantalan K B2 B3 B4 Gambar 5.9. Multi Product Process Chart PT. Luckyndo Universitas Sumatera Utara A B C Pabrik : PT. Luckyndo Pemetaan Ke : 1 Tanggal : 31 Agustus 2010 PETA DARI-KE D E H F G I J K Jumlah A B C D E F G H I J K Ke Dari 98271 6572 57619.5 10140 16235 78760 9295 47469.6 7605 19624.8 546 84270 10140 38064 20150 11245 70499 12224 162462.5 105135 9295 47469.6 27775.8 84270 68354 11245 70499 12224 598729.9 Jumlah 107566 67749.6 30412 240274.3 20696 49309 82723 Gambar 5.10. From to Chart PT. Luckyndo Universitas Sumatera Utara

5.2.5.3. Pembobotan Departemen

Dari Multi Product Process Chart pada Gambar 5.9. maka langkah selanjutnya adalah membuat grafik kedekatan yang dilakukan secara bertahap dengan mendahulukan pasangan stasiun kerja yang mempunyai momen perpindahan terbesar. Langkah-langkah pengerjaannya adalah sebagai berikut : Langkah 1 Dari Gambar 5.9, dipilih pasangan stasiun kerja yang mempunyai bobot terbesar. Bobot terbesar adalah stasiun kerja A dan B, yaitu sebesar 98271. Kemudian dibuat garis penghubung antara stasiun kerja A dan B, yang dapat dilihat pada Gambar 5.11. Gambar 5.11. Grafik Kedekatan Stasiun Kerja A dan B Langkah 2 Langkah selanjutnya memilih departemen ke tiga yang akan masuk dalam grafik, yaitu dengan cara menjumlahkan bobot masing-masing departemen yang belum terpilih dengan stasiun kerja A dan B. Kemudian dipilih pasangan stasiun kerja yang menpunyai bobot terbesar, yang ditunjukkan pada Tabel 5.32. A B Universitas Sumatera Utara Tabel 5.32. Pembobotan untuk Memilih Departemen ke Tiga Stasiun kerja A-B Keterangan C 0+9295 = 9295 - D 0+0 = 0 - E 0+10140 = 10140 - F 6572+16235 = 22807 - G 57619.5+78760 = 136379.5 Terbaik H 0+0 = 0 - I 0+0 = 0 - J 0+0 = 0 - K 0+0 = 0 - Nilai terbesar adalah pasangan stasiun kerja G dengan A dan B, yaitu sebesar 136379.5, maka stasiun kerja G dipilih untuk masuk dalam grafik. Dari Gambar 5.11, ditarik garis untuk dihubungkan dengan stasiun kerja G sehingga terbentuk grafik berupa segitiga yang ditunjukkan pada Gambar 5.12. Gambar 5.12. Bidang Segitiga Stasiun Kerja G-A-B Langkah 3 Berikutnya adalah memilih stasiun kerja yang akan dimasukkan dalam bidang segitiga G-A-B tersebut, dengan menambahkan bobot stasiun kerja yang belum terpilih dan dapat dilihat pada Tabel 5.33. A B G Universitas Sumatera Utara Tabel 5.33. Pembobotan untuk Memilih Stasiun Kerja ke Empat Stasiun Kerja G-A-B Keterangan C 0+9295+0 = 9295 - D 0+0+0 = 0 - E 10140+10140+19624.8 = 39904.8 - F 6572+16235+84270 = 107077 Terbaik H 0+0+20150 = 20150 - I 0+0+38064 = 38064 - J 0+0+0 = 0 - K 0+0+0 = 0 - Stasiun kerja F terpilih untuk dimasukkan ke dalam bidang G-A-B karena memiliki nilai yang terbesar, yaitu 107.077. Penempatan stasiun kerja F pada bidang segitiga untuk menghindari perpotongan busur yang dapat dilihat pada Gambar 5.13. Gambar 5.13. Stasiun Kerja F Masuk dalam Bidang Segitiga G-A-B Langkah 4 Terdapat 4 bidang segitiga yang terbentuk yaitu G-A-B, G-A-F, G-F-B, F- A-B. Selanjutnya adalah memilih stasiun kerja berikutnya yang akan masuk bidang, dengan menambahkan bobot stasiun kerja yang belum terpilih. Nilai masing-masing bidang segitiga adalah : A B G F Universitas Sumatera Utara Tabel 5.34. Pembobotan untuk Memilih Departemen ke Lima Stasiun Kerja G-A-B G-A-F G-F-B F-A-B C 0+9295+0 = 9295 0+0+0 = 0 0+0+9295 = 9295 0+0+9295 = 9295 D 0+0+0 = 0 0+0+0 = 0 0+0+0 = 0 0+0+0 = 0 E 10140+10140+19624.8 = 39904.8 10140+19624.8+7605 = 37369.8 10140+10140+19624.8+ 7605 = 47509.8 Terbaik 7605+0+10140 = 17745 H 20150+0+0 =20150 20150+0+0 =20150 20150+0+0 =20150 0+0+0 = 0 I 38064+0+0 = 38064 38064+0+0 = 38064 38064+0+0 = 38064 0+0+0 = 0 J 0+0+0 = 0 0+0+0 = 0 0+0+0 = 0 0+0+0 = 0 K 0+0+0 = 0 0+0+0 = 0 0+0+0 = 0 0+0+0 = 0 Stasiun kerja E terpilih untuk dimasukkan ke bidang segitiga G-F-B karena memiliki nilai yang terbesar, yaitu 47509.8 yang ditampilkan pada gambar 5.14. Gambar 5.14. Stasiun Kerja E Masuk dalam Bidang Segitiga G-F-B Langkah 5 Terdapat 7 bidang segitiga yang terbentuk yaitu G-A-B, G-A-F, G-F-B, F- A-B, G-F-E, E-F-B, G-E-B. Selanjutnya adalah memilih stasiun kerja berikutnya yang akan masuk bidang, dengan menambahkan bobot stasiun kerja yang belum terpilih. Nilai masing-masing bidang segitiga adalah : A B G F E Universitas Sumatera Utara Tabel 5.35. Pembobotan untuk Memilih Departemen ke Enam Stasiun Kerja G-A-B G-A-F G-F-B F-A-B G-F-E E-F-B G-E-B C 0+0+9295 = 9295 0+0+0 = 0 0+0+9295 = 9295 0+0+9295 = 9295 0+0+0 = 0 0+0+9295 = 9295 0+0+9295 = 9295 D 0+0+0 = 0 0+0+0 = 0 0+0+0 = 0 0+0+0 = 0 0+0+47469.6 = 47469.6 47469.6+0+0 = 47469.6 0+47469.6+0 = 47469.6 Terbaik H 20150+0+0 = 20150 20150+0+0 = 20150 20150+0+0 = 20150 0+0+0 = 0 20150+0+546 = 20696 546+0+0 = 546 20150+546+0 = 20696 I 38064+0+0 = 38064 38064+0+0 = 38064 38064+0+0 = 38064 0+0+0 = 0 38064+0+0 = 38064 0+0+0 = 0 38064+0+0 = 38064 J 0+0+0 = 0 0+0+0 = 0 0+0+0 = 0 0+0+0 = 0 0+0+0 = 0 0+0+0 = 0 0+0+0 = 0 K 0+0+0 = 0 0+0+0 = 0 0+0+0 = 0 0+0+0 = 0 0+0+0 = 0 0+0+0 = 0 0+0+0 = 0 Tabel 5.36. Pembobotan untuk Memilih Departemen ke Tujuh Stasiun Kerja G-A-B G-A-F G-F-B F-A-B G-F-E E-F-B G-E-B G-E-D D-E-B G-D-B C 9295 9295 9295 9295 9295 9295 9295 H 20150 20150 20150 20696 546 20696 20696 546 20150 I 38064 38064 Terbaik 38064 38064 38064 38064 38064 J K Tabel 5.37. Pembobotan untuk Memilih Departemen ke Delapan Stasiun Kerja G-A-B G-A-F G-F-B F-A-B G-F-E E-F-B G-E-B G-E-D D-E-B G-D-B G-I-A G-F-I F-I-A C 9295 9295 9295 9295 9295 9295 9295 H 20150 20150 20150 20696 546 20696 20696 546 20150 31395 31395 11245 J K 70499Terbaik 70499 70499 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.38. Pembobotan untuk Memilih Departemen ke Sembilan Stasiun Kerja G-A-B G-A-F G-F-B F-A-B G-F-E E-F-B G-E-B G-E-D D-E-B G-D-B G-I-A G-F-I F-I-A G-K-A G-I-K I-K-A C 9295 9295 9295 9295 9295 9295 9295 H 20150 20150 20150 20696 546 20696 20696 546 20150 31395 31395 11245 20150 31395 Terbaik 11245 J 12224 12224 12224 Tabel 5.39. Pembobotan untuk Memilih Departemen ke Sepuluh Stasiun Kerja G-A-B G-A-F G-F-B F-A-B G-F-E E-F-B G-E-B G-E-D D-E-B G-D-B G-I-A G-F-I F-I-A G-K-A G-I-K I-K-A C 9295 9295 9295 9295 9295 9295 9295 J 12224 Terbaik 12224 12224 Stasiun Kerja G-H-K G-H-I H-K-I C J 12224 12224 Universitas Sumatera Utara Stasiun kerja D terpilih untuk dimasukkan ke bidang segitiga G-E-B karena memiliki nilai yang terbesar, yaitu 47469.6 yang ditampilkan pada gambar 5.15. Gambar 5.15. Stasiun Kerja D Masuk dalam Bidang Segitiga G-E-B Langkah 6 Terdapat 10 bidang segitiga yang terbentuk yaitu G-A-B, G-A-F, G-F-B, F-A-B, G-F-E, E-F-B, G-E-B, G-E-D, D-E-B, G-D-B. Selanjutnya adalah memilih stasiun kerja berikutnya yang akan masuk bidang, dengan menambahkan bobot stasiun kerja yang belum terpilih. Cara perhitungan bobot sama seperti sebelumnya, sehingga nilai masing-masing segitiga dapat dilihat pada Tabel 5.36. Stasiun kerja I terpilih untuk dimasukkan ke bidang segitiga G-A-F karena memiliki nilai yang terbesar, yaitu 38064 yang ditampilkan pada gambar 5.16. A B G F E D Universitas Sumatera Utara Gambar 5.16. Stasiun Kerja I Masuk dalam Bidang Segitiga G-A-F Langkah 7 Terdapat 13 bidang segitiga yang terbentuk yaitu G-A-B, G-A-F, G-F-B, F-A-B, G-F-E, E-F-B, G-E-B, G-E-D, D-E-B, G-D-B, G-I-A, G-F-I, F-I-A. Selanjutnya adalah memilih stasiun kerja berikutnya yang akan masuk bidang, dengan menambahkan bobot stasiun kerja yang belum terpilih. Cara perhitungan bobot sama seperti sebelumnya, sehingga nilai masing-masing segitiga dapat dilihat pada Tabel 5.37. Stasiun kerja K terpilih untuk dimasukkan ke bidang segitiga G- I-A karena memiliki nilai yang terbesar, yaitu 70499 yang ditampilkan pada gambar 5.17. Gambar 5.17. Stasiun Kerja K Masuk dalam Bidang Segitiga G-I-A A B G F E D I A B G F E D I K Universitas Sumatera Utara Langkah 8 Terdapat 16 bidang segitiga yang terbentuk yaitu G-A-B, G-A-F, G-F-B, F-A-B, G-F-E, E-F-B, G-E-B, G-E-D, D-E-B, G-D-B, G-I-A, G-F-I, F-I-A, G-K-A, G-I- K, I-K-A. Selanjutnya adalah memilih stasiun kerja berikutnya yang akan masuk bidang, dengan menambahkan bobot stasiun kerja yang belum terpilih. Cara perhitungan bobot sama seperti sebelumnya, sehingga nilai masing-masing segitiga dapat dilihat pada Tabel 5.38. Stasiun kerja H terpilih untuk dimasukkan ke bidang segitiga G-I-K karena memiliki nilai yang terbesar, yaitu 31395 yang ditampilkan pada gambar 5.18. Gambar 5.18. Stasiun Kerja H Masuk dalam Bidang Segitiga G-I-K Langkah 9 Terdapat 19 bidang segitiga yang terbentuk yaitu G-A-B, G-A-F, G-F-B, F-A-B, G-F-E, E-F-B, G-E-B, G-E-D, D-E-B, G-D-B, G-I-A, G-F-I, F-I-A, G-K-A, G-I- K, I-K-A, G-H-K, G-H-I, H-K-I. Selanjutnya adalah memilih stasiun kerja berikutnya yang akan masuk bidang, dengan menambahkan bobot stasiun kerja yang belum terpilih. Cara perhitungan bobot sama seperti sebelumnya, sehingga A B F E D I K G H Universitas Sumatera Utara nilai masing-masing segitiga dapat dilihat pada Tabel 5.39. Stasiun kerja J terpilih untuk dimasukkan ke bidang segitiga G-K-A karena memiliki nilai yang terbesar, yaitu 12224 yang ditampilkan pada gambar 5.19. Gambar 5.19. Stasiun Kerja J Masuk dalam Bidang Segitiga G-K-A Selanjutnya, langkah terakhir adalah memasukkan stasiun kerja C ke dalam segitiga bidang G-D-B, sehingga segitiga akhir yang terbentuk seperti Gambar 5.20. Gambar 5.20. Segitiga Akhir Dari grafik kedekatan terakhir pada Gambar 5.20. maka dapat dibuat Block Layout lantai produksi yang baru, yang ditampilkan pada Gambar 5.21. A B F E D I K G H J A B F E D I K G H J C Universitas Sumatera Utara 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48 50 52 54 56 58 60 62 H F B D A C J K G I E Skala 1:400 Gambar 5.21. Block Layout dengan Metode Grafik Universitas Sumatera Utara

5.2.6. Pengolahan Data dengan Menggunakan Metode Algoritma Genetik