Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pengaturan tataletak merupakan pengaturan dasar pada suatu perusahaan. Pengaturan yang baik akan mengoptimumkan hubungan antara operator, mesin, peralatan, aliran bahan, dan aliran informasi untuk mencapai tujuan usaha. Akan tetapi, permasalahan tataletak masih sering dijumpai pada industri. Setiap industri ingin menghasilkan produk yang mampu bersaing di pasaran. Biaya yang dikeluarkan pada pembuatan produk diusahakan seminimal mungkin. Kegiatan pemindahan bahan pada industri tertentu dapat mencapai 50 hingga 70 dari biaya produksi. Pemindahan bahan yang baik akan mengurangi waktu dan biaya produksi pembuatan produk sehingga meningkatkan keuntungan perusahaan. Pengaturan tataletak lantai produksi meliputi pengaturan tataletak fasilitas produksi seperti mesin-mesin, bahan-bahan, dan semua peralatan yang digunakan dalam proses pada area yang tersedia. Perancangan tataletak fasilitas memiliki peranan penting dalam menunjang kelancaran proses produksi PT. Luckyndo merupakan jenis perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang pembuatan perabot dari logam. Jenis-jenis produk yang dihasilkan oleh PT. Luckyndo yang adalah bangku tinggi, kursi putar, kursi lipat, kursi makan, kursi susun, meja dan kursi belajar, kaki meja makan, ranjang besi, dan kaki dispenser. Universitas Sumatera Utara Mesin yang digunakan dalam proses produksi sebagian besar berupa mesin mekanis, yakni mesin potong, mesin bor, mesin pon, dan mesin pembentuk dudukan plat. Sedangkan mesin bending, oven, dan mesin las listrik merupakan mesin semi otomatis. Banyaknya jenis produk dan aliran proses produksi yang berbeda dari setiap produk menyebabkan tingkat pemindahan bahan yang tinggi. Aliran produksi yang tidak beraturan, jarak perpindahan bahan yang terlalu panjang merupakan indikator kelemahan dari tataletak yang digunakan. Kelemahan tataletak tersebut dapat ditinjau dari keadaan nyata lantai produksi dimana komponen produk yang melalui stasiun kerja pengeboran lalu menuju stasiun kerja pengelasan harus melalui stasiun perakitan dan stasiun pengeponan punching terlebih dahulu yang menyebabkan kedua stasiun tersebut terpisah sejauh 26,5 meter. Sedangkan antar stasiun kerja yang merupakan urutan proses produksi seperti stasiun kerja pengecatan dan stasiun kerja penggabungan kerangka terpisah sejauh 31,9 meter. Oleh karena itu, dalam melakukan pemindahan bahan secara manual harus menempuh jarak yang panjang yang mengakibatkan pemborosan waktu. Jika masalah tataletak ini dibiarkan, maka lambat laun perusahaan akan mengalami kesulitan dalam bersaing dengan perusahaan lain sejenis. Dalam waktu yang sama, tetapi dengan proses produksi yang lebih lancar maka volume produksi perusahaan akan meningkat, sementara dengan sistem pemindahan bahan yang kurang sistematis dapat menganggu kelancaran proses produksi sehingga mempengaruhi sistem secara keseluruhan. Kemampuan perusahaan Universitas Sumatera Utara untuk memperlancar proses produksi akan mempengaruhi volume produksi, mengurangi biaya produksi, dan akhirnya dapat meningkatkan keuntungan perusahaan. Selama ini pihak manajemen perusahaan belum pernah melakukan evaluasi terhadap tataletak yang ada sekarang. Dari permasalahan yang ada, perlu dilakukan anĂ¡lisa terhadap tataletak fasilitas produksi dengan menghitung momen perpindahan dan dicari usulan tataletak baru yang memiliki momen perpindahan yang lebih minimal. Seluruh stasiun kerja yang ada di lantai produksi terdiri dari mesin dan peralatan yang dapat dipindah dan tidak ada batasan dinding antar stasiun kerja. Hal ini memungkinkan terjadinya pertukaran antar stasiun kerja untuk mendapatkan total momen perpindahan yang optimal. Metode yang digunakan untuk penyelesaian masalah tataletak ini adalah metode grafik dan algoritma genetik. Dalam pengolahan dengan metode grafik, yang ditinjau adalah aliran proses produksi dan perpindahan dari setiap komponen produk. Oleh karena itu, tataletak yang dihasilkan menggambarkan kedekatan antara stasiun kerja yang saling berhubungan sehingga jarak yang harus ditempuh dalam melakukan pemindahan material menjadi lebih pendek. Sementara dengan algoritma genetik, setiap stasiun kerja dipertukarkan posisinya dan dilihat total momen perpindahannya. Dengan metode ini, setiap kromosom yang terdiri dari susunan stasiun kerja melalui proses seleksi, pindah silang, mutasi, dan pelestarian untuk mendapatkan susunan stasiun kerja terbaik. Universitas Sumatera Utara

1.2. Rumusan Masalah