kardiovaskuler. Lebih lanjut ia dapat menimbulkan masalah psikologis bagi pasien berupa penurunan citra- diri Harnawatiaj, 2008.
Amputasi pada ekstremitas bawah sering dipergunakan sebagai akibat penyakit vaskuler perifer progresif sering sebagai sisa diabetes melitus, ganggren,
trauma cedera remuk, luka bakar, luka bakar dingin atau luka bakar listrik, deformitas kongenital atau tumor ganas. Dari semua penyebab tadi, penyakit
vaskuler perifer merupakan penyebab yang tertinggi pada amputasi ekstremitas bawah Suzane Brenda 2002.
Kehilangan ekstremitas atas memberikan masalah yang berbeda bagi pasien dari pada kehilangan ekstremitas bawah karena ekstremitas atas mempunyai fungsi
yang sangat spesialistis. Alasan utama amputasi ekstemitas atas adalah trauma berat cedera akut, luka bakar listrik, atau luka bakar dingin, tumor ganas, infeksi gas
ganggren, fulminan, atau osteomielitis kronis, dan malformasi kongenital Suzane Brenda 2001.
Pasien akan mengalami gangguan konsep diri berhubungan dengan perubahan citra tubuh sekunder terhadap amputasi, pasien menyatakan berduka
tentang kehilangan bagian tubuh, mengungkapkan negatif tentang tubuhnya dan depresi sehingga perlu melibatkan dalam melakukan perawatan diri yang langsung
berupa perawatan luka, mandi, menggunakan pakaian dan memberi dukungan moral, mendorong antisipasi, meningkatkan adaptasi pada perubahan citra tubuh,
meningkatkan status mental pasien, memfasilitasi penerimaan terhadap diri Harnawatiaj, 2008.
2.2. Faktor penyebab terjadinya Amputasi
Universitas Sumatera Utara
Tindakan amputasi dapat dilakukan pada kondisi seperti fraktur multiple organ tubuh yang tidak mungkin diperbaiki, kehancuran jaringan kulit yang tidak mungkin
diperbaiki, gangguan vaskulersirkulasi pada ekstremitas yang berat, infeksi yang berat atau berisiko tinggi menyebar ke anggota tubuh lainnya, adanya tumor pada
organ yang tidak mungkin diterapi secara konservatif, deformitas organ Harnawatiaj, 2008.
2.3. Tipe amputasi
2.3.1 Amputasi Terbuka Amputasi terbuka dilakukan pada kondisi yang berat dimana
pemotongan pada tulang dan otot pada tingkat yang sama. Yang memerlukan tekhnik aseptik ketat dan revisi lanjut.
2.3.2 Amputasi Tertutup
Amputasi tertutup dilakukan dalam kondisi yang lebih memungkinkan dimana dibuat skait kulit untuk menutup luka yang dibuat
dengan memotong kurang lebih 5 m di bawah potongan otot dan tulang. Berdasarkan pelaksanaannya, amputasi dibedakan menjadi:
a Amputasi Selektif Terencana
Amputasi jenis ini dilakukan pada penyakit yang terdiagnosis dan mendapat penanganan yang baik serta terpantau secara terus-menerus.
Amputasi dilakukan sebagai salah satu tindakan alternative terakhir. b
Amputasi Akibat Trauma Amputasi akibat trauma merupakan amputasi yang terjadi sebagai akibat
trauma dan tidak direncanakan. Kegiatan tim kesehatan adalah
Universitas Sumatera Utara
memperbaiki kondisi lokasi amputasi serta memperbaiki kondisi umum pasien.
c Amputasi Darurat
Kegiatan amputasi dilakukan secara darurat oleh tim kesehatan. Biasanya merupakan tindakan yang memerlukan kerja yang cepat seperti
pada trauma dengan patah tulang multipel dan kerusakan kehilangan kulit yang luas Harnawatiaj, 2008.
2.4. Penatalaksanaan
2.4.1 Tingkat Amputasi
Amputasi dilakukan pada titik paling distal yang masih dapat mencapai penyembuhan dengan baik. Tempat amputasi ditentukan
berdasarkan dua faktor yaitu peredaran darah pada bagian itu dan kegunaan fungsional.
Tujuan pembedahan adalah mempertahankan sebanyak mungkin panjang ekstremitas konsisten dengan pembasmian proses penyakit.
Mempertahankan lutut dan siku adalah pilihan yang diinginkan. Hampir pada semua tingkat amputasi dapat dipasangi protesis.
2.4.2 Sisa Tungkai
a. Tujuan bedah utama adalah mencapai penyembuhan luka
amput asi, menghasilkan sisa tungkai yang tidak nyeri tekan, dengan kulit yang sehat untuk penggunaan protesis.
Universitas Sumatera Utara
b. Balutan rigid tertutup. Balutan rigid tertutup sering digunakan
untuk mendapatkan kompresi yang merata, menyangga jaringan lunak, mengontrol nyeri, dan mencegah kontraktur.
c. Balutan lunak. Balutan lunak dengan atau tanpa kompresi dapat
digunakan bila diperlukan inspeksi berkala puntung sesuai kebutuhan. Bidai imobilisasi dapat dibalutkan dengan balutan.
Hematoma luka puntung dikontrol dengan alat drainase luka untuk meminimalkan infeksi.
2.4.3 Amputasi bertahap. Amputasi bertahap bisa dilakukan bila ada gangren atau infeksi Henry, 2009.
2.5. Komplikasi