Tanda dan gejala gangguan citra tubuh Pengkajian Diagnosa Keperawatan Rencana Tindakan Keperawatan

1.5 Tanda dan gejala gangguan citra tubuh

: Adapun tanda dan gejala dari gangguan citra tubuh yaitu menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah, tidak menerima perubahan tubuh yang telah terjadiakan terjadi, menolak penjelasan perubahan tubuh, persepsi negatif pada tubuh, preokupasi dengan bagian tubuh yang hilang, mengungkapkan keputusasaan, mengungkapkan ketakutan Harnawatiaj, 2008.

1.6 Pengkajian

Pengkajian perubahan citra tubuh terintegrasi dengan pengkajian lain. Setelah diagnosa, tindakan operasi dan program terapi biasanya tidak segera tampak respon pasien terhadap perubahan-perubahan. Tetapi perawat perlu mengkaji kemampuan pasien untuk mengintegrasikan perubahan citra tubuh secara efektif Keliat, 1998.

1.7 Diagnosa Keperawatan

Selama pasien dirawat, perawat melakukan tindakan untuk diagnosa potensial, dan akan dilanjutkan oleh perawat di Unit Rawat Jalan untuk memonitor kemungkinan diagnosa aktual. Beberapa diagnosa gangguan citra tubuh adalah potensial gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan efek pembedahan serta menarik diri yang berhubungan dengan perubahan penampilan Keliat, 1998.

1.8 Rencana Tindakan Keperawatan

Tujuan tindakan keperawatan bagi pasien perubahan citra tubuh adalah meningkatkan keterbukaan dan hubungan saling percaya, peran serta pasien sesuai Universitas Sumatera Utara dengan kemampuan yang dimiliki, mengidentifikasi perubahan citra tubuh, menerima perasaan dan pikirannya, menetapkan masalah yang dihadapinya, mengidentifikasi kemampuan koping dan sumber pendukung lainnya, melakukan tindakan yang dapat mengembalikan integritas diri Keliat, 1998. Setelah seluruh tujuan diatas tercapai maka pasien dapat mengintegrasikan pada konsep dirinya perubahan citra tubuh yang terjadi. a. Membina hubungan perawat – pasien yang terapeutik. Biasanya dimulai pada saat diagnosa, berlanjut melalui proses integrasi, dan dapat diperkirakan sukses antara 1-2 tahun. Hubungan perawat – pasien yang saling percaya perlu untuk program pendidikan, dukungan, konseling dan rujukan. b. Memberikan pendidikan kesehatan. Pada fase awal pasien disiapkan untuk menghadapi perubahan citra tubuh. Pada fase perubahan, bantu pasien untuk melakukan tindakan yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi. Isi informasi berkaitan dengan cara-cara penyelesaian masalah, misalnya cara mengatasi rasa bersalah, perasaan negatif tentang diri dan sebagainya. c. Dorong pasien untuk merawat diri dan berperan serta dalam proses keperawatan. Peran serta pasien dalam merawat diri akan mempercepat proses penerimaan terhadap perubahan tubuh yang dialami, hendaknya dilakukan secara bertahap dan berlanjut.’ d. Tingkatkan peran serta sesama pasien. Anggota kelompok pasien dengan masalah yang sama dapat memberikan dukungan bahwa apa yang dirasakan pasien adalah normal dan ada jalan keluarnya. Jika belum ada kelompok yang permanen, dapat dipilih pasien di ruangan yang mempunyai masalah yang sama dan telah menyelesaikan masalah dengan baik. Universitas Sumatera Utara e. Tingkatkan dukungan keluarga pasien terutama pasangan pasien. Bantu pasangan mengatasi masalah sendiri sebelum ia membantu pasien. Waktu kunjungan yang teratur dan bergantian antar anggota keluarga, beri pendapat tentang makna perubahan tubuh pasien, dan membicarakannya dengan pasien. f. Membantu pasien memutuskan alternatif tindakan yang dapat mengurangi seminimal mungkin perubahan gambaran tubuh. g. Rehabilitasi bertahap untuk adaptasi terhadap perubahan, misalnya berjalan dengan tongkat pada amputasi Keliat, 1998.

1.9 Evaluasi