Faktor yang Menjadi Penghambat dan Pendukung dalam Pemberian

Muhammad Ayodia Rizaldi : Perlindungan Terhadap Saksi Dalam Proses Pemeriksaan Di Kepolisian Sebelum Dan Sesudah Berlakunya Uu Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Perlindungan Saksi Dan Korban Studi di Kepolisian Daerah Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009 juga masih diproses pasca lahirnya UU No 13 tahun 2006. Selain itu, tercatat pula beberapa saksi yang mendapat kekerasan fisik. 76 Seorang perwira polisi aktif mengaku selama ini lembaganya tak berperan optimal dalam memberikan perlindungan terhadap saksi dan korban. Hal itu menyebabkan pengungkapan kasus yang ditangani aparat penegak hukum menjadi terkendala. Demikian pengakuan Komisaris Besar Rahardjo K, salah satu calon pimpinan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban LPSK kepada. “Kepolisian tak dapat menjangkau untuk melaksanakan tugas perlindungan saksi dan korban,” katanya. Karena tidak optimal, maka tugas perlindungan saksi dan korban kerap terabaikan. Kalaupun ada jumlahnya minim, Persentasenya kecil. Kepolisian tak mengenal bentuk perlindungan saksi dan korban secara khusus. Perlindungan bagi saksi dan korban adalah kewajiban setiap anggota kepolisian. “Kewajiban dan tugas polisi itu melindungi warga negara,” tegasnya. Menurutnya, jika aparat penegak hukum berperan optimal, tak akan ada lembaga-lembaga baru yang dibentuk negara. “Kalau kepolisian maksimal, LPSK tak akan dibentuk,” katanya. Pembentukan LPSK melandasi keyakinan selama ini bahwa perlindungan terhadap saksi dan korban dilakukan oleh negara. Dalam hal ini, kegagalan peran negara itu terwakili lemahnya fungsi lembaga penegak hukum memberikan perlindungan kepada saksi dan korban. 77

C. Faktor yang Menjadi Penghambat dan Pendukung dalam Pemberian

Perlindungan Hukum Terhadap Saksi 76 http:kontras.orgpenculikanindex.php?hal=spid=457 Implementasi UU Perlindungan Saksi dan Korban masih jauh dari Harapan. Diakses tanggal 20 Januari 2008. 77 http:www.sinarharapan.co.idberita071207nas04.html, Polisi Abaikan Perlindungan Saksi dan Korban. Diakses tanggal 20 Januari 2008. Muhammad Ayodia Rizaldi : Perlindungan Terhadap Saksi Dalam Proses Pemeriksaan Di Kepolisian Sebelum Dan Sesudah Berlakunya Uu Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Perlindungan Saksi Dan Korban Studi di Kepolisian Daerah Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009 1. Faktor Penghambat Perlindungan terhadap saksi dan korban harus diberikan bila menginginkan proses hukum berjalan benar dan keadilan ditegakkan. Ini karena fakta menunjukkan, banyak kasus-kasus pidana maupun pelanggaran Hak Asasi Manusia yang tidak terungkap dan tidak terselesaikan disebabkan adanya ancaman baik fisik atau psikis maupun upaya kriminalisasi terhadap saksi dan korban ataupun keluarganya yang membuat mereka takut memberi kesaksian kepada penegak hukum. Namun sayangnya, hingga kini hal tersebut kurang menjadi perhatian pemerintah. 78 Salah satunya mengenai anggaran untuk mengadakan perlindungan saksi itu. Dalam rangka mengadakan perlindungan terhadap saksi dan korban haruslah membutuhkan dana yang besar, seperti di Amerika Serikat, dana yang dipersiapkan untuk program perlindungan saksi adalah unlimited, apakah Pemerintah Indonesia mampu untuk menyediakan dana seperti itu?. 79 Dalam hal menyikapi perlindungan terhadap saksi dan korban, pihak Kepolisian telah sangat siap menjalankan Undang-undang tersebut, sekarang tergantung kepada pihak Pemerintah dalam hal anggaran khusus untuk program perlindungan tersebut khusunya untuk biaya operasional di lapangan, karena 78 http:kontras.orgpenculikanindex.php?hal=spid=457 79 http:www.tempointeraktif.comhgnasional20060308brk,20060308-74872,id.html Muhammad Ayodia Rizaldi : Perlindungan Terhadap Saksi Dalam Proses Pemeriksaan Di Kepolisian Sebelum Dan Sesudah Berlakunya Uu Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Perlindungan Saksi Dan Korban Studi di Kepolisian Daerah Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009 kalau tidak di dukung dengan anggaran yang memadai maka Undang-undang tersebut akan menjadi percuma karena tidak dapat dijalankan. 80 Yang selama ini menjadi kendala bagi pihak Kepolisian baik sebelum maupun setelah berlakunya Undang-undang Nomor 13 Tahun 2006 ini adalah mengenai biaya, seharusnya Pemerintah menyiapkan dana operasional khusus dalam program ini karena hal ini membutuhkan dana yang sangat besar dan tidak sedikit. 81 Dalam kasus tindak pidana narkoba yang terjadi selama ini, seperti yang terdapat dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 1997 dan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1997 bahwa setiap orang yang melaporkan tindak pidana narkoba ke Kepolisian akan diberikan penghargaan oleh Pemerintah tetapi kenyataan selama ini tidak pernah sekalipun Pemerintah memberikannya, kalaupun ada yang diberikan oleh Kepolisian maka itu bersifat pribadi. Hal inilah yang seharusnya menjadi perhatian oleh pemerintah, pemerintah seharusnya lebih menunjukkan kepeduliannya terhadap hal-hal seperti ini. 82 Yang menjadi faktor pendukung selama ini dalam pemberian perlindungan terhadap saksi dan korban adalah kerjasama yang sangat baik dari berbagai pihak khususnya pihak pemerintah setempat seperti Kepala Lingkungan maupun aparatur lingkungan setempat. Koordinasi dengan instansi tersebut perlu 2. Faktor Pendukung 80 Wawancara dengan AKP. Poerwanto, SH. Anggota DitReskrim Poldasu. 81 Wawancara dengan AKP. K. Turnip, SH. Anggota DitReskrim Poldasu. 82 Wewancara dengan AIPTU. Helmy, penyidik pada DitNarkoba Poldasu. Muhammad Ayodia Rizaldi : Perlindungan Terhadap Saksi Dalam Proses Pemeriksaan Di Kepolisian Sebelum Dan Sesudah Berlakunya Uu Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Perlindungan Saksi Dan Korban Studi di Kepolisian Daerah Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009 dilakukan karena mereka yang lebih mengenal lingkungan tersebut dan sejauh ini kerjasama tersebut mampu berjalan dengan lancar. 83 Dengan diberlakukannya Undang-undang Nomor 13 Tahun 2006, hal ini menunjukkan bahwa Pemerintah telah menunjukkan perhatian yang sangat besar pada penegakkan hukum di Indonesia, hal ini akan memiliki dampak positif kepada masyarakat sehingga diharapkan akan lebih banyak kasus-kasus pidana yang terungkap khususnya kasus-kasus besar seperti korupsi, terorisme maupun kejahatan-kejahatan lainnya. 84 Banyaknya kasus-kasus hukum yang tidak terungkap, umumnya disebabkan saksi dan korban takut memberikan kesaksian, karena mendapat ancaman dari pihak tertentu. Padahal, suksesnya proses peradilan pidana ditentukan keberadaan saksi dan korban. Dibutuhkan sebuah Undang-Undang dan lembaga yang memberi perlindungan terhadap saksi dan korban. Bahwa tingginya apresiasi masyarakat pada saat ini terhadap upaya penegakan hukum merupakan salah satu faktor pendukung dalam perlindungan saksi karena berdasarkan fakta pada sekarang ini para anggota masyarakat terkesan tidak takut lagi untuk datang menghadap ke Kepolisian maupun Pengadilan untuk memberikan kesaksiannya. 85 83 Wawancara dengan AKP. K. Turnip, SH. Anggota DitReskrim Poldasu. 84 Wawancara dengan AKP. Poerwanto, SH, Anggota DitReskrim Poldasu. 85 httpfpks-DPR.or.idnewmain.php?op=isiid=1899. UU Perlindungan Saksi dan Korban Jamin Penegakan Hukum di Indonesia. diakses tanggal 20 Januari 2008. Muhammad Ayodia Rizaldi : Perlindungan Terhadap Saksi Dalam Proses Pemeriksaan Di Kepolisian Sebelum Dan Sesudah Berlakunya Uu Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Perlindungan Saksi Dan Korban Studi di Kepolisian Daerah Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dokumen yang terkait

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KORBAN TINDAK PIDANA PEMERKOSAAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR.13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN (Studi Pada Kepolisian Resort Kota Bandar Lampung)

0 9 46

Eksistensi Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban dalam Sistem Peradilan Pidana di Indonesia

4 107 95

PENULISAN HUKUM / SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SAKSI DALAM PROSES PERADILAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SAKSI DALAM PROSES PERADILAN PIDANA SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN.

0 2 11

PENDAHULUAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SAKSI DALAM PROSES PERADILAN PIDANA SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN.

0 2 12

PENUTUP PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SAKSI DALAM PROSES PERADILAN PIDANA SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN.

0 3 8

TINJAUAN TENTANG PROBLEMATIK NORMATIF UNDANG UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN SERTA URGENSI KEBERADAAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN (LPSK ) DI DAERAH

0 5 99

Optimalisasi Perlindungan Saksi dan Korban oleh Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban ( Berdasarkan Undang - Undang Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Perlindungan Saksi dan Korban).

0 0 6

PERLINDUNGAN TERHADAP SAKSI DALAM PROSES PEMERIKSAAN KEPOLISIAN SEBELUM DAN SESUDAH BERLAKUNYA UU NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN (Studi di Kepolisian Daerah Sumatera Barat).

0 2 12

UU 13 2006 perlindungan saksi dan korban

0 1 19

UU No 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban

0 0 18