Ketentuan Pidana terhadap Saksi

Muhammad Ayodia Rizaldi : Perlindungan Terhadap Saksi Dalam Proses Pemeriksaan Di Kepolisian Sebelum Dan Sesudah Berlakunya Uu Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Perlindungan Saksi Dan Korban Studi di Kepolisian Daerah Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009 a Keluarga sedarah atau semenda dalam garis lurus ke atas atau kebawah sampai derajat ketiga adari terdakwa atau yang bersama-sama sebagai terdakwa; b Saudara dari terdakwa atau yang bersama-sama sebagai terdakwa, saudara ibu atau saudara bapak, juga mereka yang mempunyai hubungan karena perkawinan dan anak-anak saudara terdakwa sampai derajat ketiga; c Suami atau istri terdakwa, meskipun sudah bercerai atau yang bersama- sama sebagai terdakwa. Menurut Pasal 169 KUHAP, bahwa mereka sebagaimana dimaksud dalam Pasal 169 KUHAP, apabila menghendakinya dan penuntut umum serta terdakwa secara tegas menyetujuinya dapat memberikan keterangan tanpa disumpah. Sedangkan menurut Pasal 170 KUHAP, yang dapat mengundurkan diri sebagai saksi, adalah mereka yang karena pekerjaan, harkat martabat atau jabatannya diwajibkan menyimpan rahasia dapat minta dibebaskan dari kewajiban untuk memberikan keterangan sebagai saksi, yaitu tentang hal yang dipercayakan kepada mereka. Hakim menentukan sah atau tidaknya segala alasan untuk permintaan tersebut. Dan orang-orang yang boleh diperiksa untuk memberikan keterangan tanpa disumpah menurut Pasal 171 KUHAP, adalah: anak yang umurnya belum cukup lima belas 15 tahun dan belum pernah kawin,serta orang yang sakit ingatan atau sakit jiwa meskipun kadang-kadang ingatannya baik kembali. 36

D. Ketentuan Pidana terhadap Saksi

36 Darwan Prints, Op.cit, halaman 116-117 Muhammad Ayodia Rizaldi : Perlindungan Terhadap Saksi Dalam Proses Pemeriksaan Di Kepolisian Sebelum Dan Sesudah Berlakunya Uu Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Perlindungan Saksi Dan Korban Studi di Kepolisian Daerah Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009 Mengenai ketentuan pidana terhadap saksi di dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana diatur di dalam beberapa pasal yaitu: 1. Pasal 186 1 Saksi dan tabib yang menghadiri perkelahian satu lawan satu, tidak dapat dihukum 2 Saksi dihukum : a. penjara selama-lamanya tiga tahun, jika syarat-syarat tidak diatur terlebih dahulu, atau kalau ia mengasut-asut kedua belah pihak supaya meneruskan perkelahian; b. penjara selama-lamanya empat tahun, jika ia dengan sengaja dan untuk merugikan satu atau kedua belah pihak, memakai tipu muslihat atau membiarkan sesuatu tipu muslihat yang dipakai oleh kedua belah pihak atau membiarkan orang itu menyimpang dari syarat-syarat. 3 ketentuan tentang pembunuhan, makar mati atau penganiayaan dikenakan pada saksi dalam perkelahian satu lawan satu, jika salah seorang yang berkelahi itu matiatau mendapat sesuatu luka, kalau saksi itu dengan sengaja merugikan pihak itu, memakai tipu muslihat atau membiarkan sesuatu tipu muslihat, atau telah membiarkan orang menyimpang dari syarat perkelahian, yang merugikan kepada orang yang terluka. Pasal 184 dan Pasal 185 mengancam hukuman kepada orang yang melakukan perkelahian satu lawan satu, sedangkan Pasal 186 ini mengancam hukuman kepada para saksi-saksinya yang berbuat kecurangan-kecurangan seperti dalam pasal tersebut. 37 2. Pasal 224 Barang siapa yang dipanggil menurut Undang-undang akan menjadi saksi, ahli atau juru bahasa, dengan sengaja tidak memenuhi sesuatu kewajiban yang sepanjang undang-undang harus dipenuhi dalam jabatan tersebut, dihukum: a. dalam perkara pidana, dengan hukuman penjara selama- lamanya sembilan bulan; b. dalam perkara lain, dengan hukuman penjara selam- lamanya enam bulan 37 R. Soesilo, Kitab Undang-undang Hukum Pidana KUHP serta komentar- komentarnya lengkap pasal demi pasal, Politeia, Bogor; 1994. halaman 152-153. Muhammad Ayodia Rizaldi : Perlindungan Terhadap Saksi Dalam Proses Pemeriksaan Di Kepolisian Sebelum Dan Sesudah Berlakunya Uu Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Perlindungan Saksi Dan Korban Studi di Kepolisian Daerah Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009 1. Supaya dapat dihukum menurut pasal ini orang itu harus : a. dipanggil menurut undang-undang oleh hakim untuk menjadi saksi, ahli, juru bahasa baik dalam perkara pidana maupun dalam perkara perdata b. dengan sengaja tidak mau memenuhi menolak suatu kewajiban yang menurut undang-undang harus ia penuhi, misalnya kewajiban untuk datang pada sidang dan memberikan kesaksian, keterangan keahlian, menterjemahkan dan sebagainya, 2. Orang itu harus benar-benar dengan sengaja menolak memenuhi kewajibannya tersebut, jika ia hanya lupa atau segan untuk datang saja, maka ia dikenakan Pasal 522 KUHP. 3. Orang yang dipanggil oleh Polisi untuk datang dikantor polisi guan didengar keterangannya sebagai saksi dalam perkara pidana itu tidak mau datang, menurut yurisprudensi tidak dapat dikenakan Pasal ini atau Pasal 522. Menurut Pasal 80 HIR jika ada orang yang dipanggil oleh pembantu jaksa polisi juntuk didengar menjadi saksitidak datang, maka ia dapat disuruh panggilnya sekali lagi dalam hal ini dapat disertakannya perintah untuk dibawanya. Apabila waktu akan dibawa ia melawan dengan kekerasan atau ancaman kekerasan kepada polisi, ia dapat dikenakan Pasal 212, lihat pula Pasal 216. 4. Jika orang itu menjadi saksi dalam tindak pidana subversi, ia tidak dikenakan Pasal 224 ini tetapi dikenakan Penpres No.111963 yang ancamannya lebih berat. 38 3. Pasal 242 38 Ibid,halaman 175-176. Muhammad Ayodia Rizaldi : Perlindungan Terhadap Saksi Dalam Proses Pemeriksaan Di Kepolisian Sebelum Dan Sesudah Berlakunya Uu Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Perlindungan Saksi Dan Korban Studi di Kepolisian Daerah Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009 1 Barangsiapa dalam hal-hal yang menurut peraturan undang-undang menuntut suatu keterangan dengan sumpah atau jika keterangan itu membawa akibat bagi hukum dengan sengakja memberi keterangan palsu, yang ditanggung dengan sumpah baik lisan maupun tulisan maupun oleh dia sendiri atau kuasanya yang istimewa ditunjuk untuk itu dihukum penjara selam-lamanya tujuh tahun. 2 Jika keterangna palsu yang ditanggung dengan sumpah itu diberikan dalam perkara pidana dengamn merugikan siterdakwa atau sitersangka maka sitersalah itu dihukum penjara selam-lamanya sembilan tahun. 3 Yang disamakan dengan sumpah yaitu perjanjian attau pengakuan yang menurut undnag-undang umum menjadi pengganti sumpah. 4 Dapat dijatuhkan hukuman mencabut hak yang tersebut dalam Pasal 35 no.1-4. Supaya dapat dihukum unsur-unsur ini harus terpenuhi : a. keterangan itu harus atas sumpah; b. keterangan itu harus diwajibkan menurut undang-undang atau pertauran yang menentukan akibat hukum pada keterangan itu; c. keterangan itu harus palsu tidak benar dan kepalsuan itu diketahui oleh pemberi keterangan. Memberi keterangan palsu itu sejak zaman dahulu kala dianggap sebagai kesalahan yang amat buruk, pada sekarang ini dianggap sebagai merusak kewajiban terhadap kesetiaan umum atau sebagai kejustaan dalam masyarakat, lain klai sebagai kejustaan terhadap Tuhan demikian pula terhadap hakim ysang menjalankan peradilan atas nama Tuhan. Supaya dapat dihukum pembuat harus mengetahui bahwa ia memberikan suatru keterangan dengan sadar bertentangan dengan kenyataan dan bahwa ia memberikan keterangan palsu ini diatas sumpah. Jika pembuat menyangka bahwa keterangannya itu sesuai dengan kebenaran akan tetapi bahwa keterangan itu Muhammad Ayodia Rizaldi : Perlindungan Terhadap Saksi Dalam Proses Pemeriksaan Di Kepolisian Sebelum Dan Sesudah Berlakunya Uu Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Perlindungan Saksi Dan Korban Studi di Kepolisian Daerah Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009 akhirnya tidak benar dengan lain perkataan jika ternyata bahwa ia sebenarnya tidak mengenal mana sesungguhnya mana yang benar maka ia tidak dapat dihukum. Mendiamkan menyembunyikan kebenaran itu belum berarti keterangan palsu. Suatu keterangan palsu itu menunjukan suatu keadaan lain daripada keadaan yang sebenarnya dengan dikehendaki tanpa sengaja. Keterangan itu dapat diberikan dengan lisan maupun dengan tulisan dan dapat diberikan oleh orang itu sendiri atau orang lain yang khusus diberi kuasa untuk itu. Keterangan yang diberikan itu tidak perlu mengenai pemeriksaan perkara dalam sidang pengadilan, akan tetapi meliputi pula keterangan mengenai misalnya ongkos perjalanan, banyaknya keluarga yang mendapat tunjangan dsb, yang perlu ialah bahwa keterangan itu diberikan dengan atas sumpah dan diwajibkan oleh undang-undang yang memiliki akibat hukum. Sumpah itu dapat diucapkan sebelum dan sesudah memberi keterangan. Menurut LN 1920 No.69 sumpah itu dilakukan menurut agama atau keyakinan orang yang bersumpah. Suatu perjanjian disamakan pula dengan sumpah. Membuat proses verbal palsu atas sumpah dapat dikenakan pasal ini lihat pula Pasal 305 HIR. Atas sumpah berarti perbalisan itu harus sudah melakukan sumpah, lazimnya sumpah jabatan, jika ia belum disumpah jabatan dan ia menutup proses perbalnya dengan kata-kata berani mengangkat sumpah dikemudian hari atau ketrangan semacam itu maka ia belum dapat dikenakan sumpah palsu kecuali apabila ia dikemudian hari dimuka hakim setelah disumpah Muhammad Ayodia Rizaldi : Perlindungan Terhadap Saksi Dalam Proses Pemeriksaan Di Kepolisian Sebelum Dan Sesudah Berlakunya Uu Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Perlindungan Saksi Dan Korban Studi di Kepolisian Daerah Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009 sebgai saksi masih juga tetap pada keterangan dalam proses perbal yang tidak benar itu. 39 4. Pasal 522 Barangsiapa dengan melawan hak tidak datang sesudah dipanggil menurut undang-undang untuk menjadi saksi, ahli atau juru bahasa dihukum denda sebanyak-banyaknya Rp.900,- Dipanggil menjadi saksi menurut undang-undang sama dengan dipanggil menjadi saksi dimuka pengadilan oleh hakim, jadi bukan dimuka jaksa atau polisi. Tindakan apa yang dapat dilakukan terhadap mereka yang dipanggil untuk didengar keterangannya dimuka jaksa atau polisi tidak datang terdapat dalam Pasal 80 HIR. Untuk pemeriksaan ini tertuduh jika ia tidak ditahan, saksi-saksi disuruh panggilnya, orang-orang yang dipanggil itu wajib datang kepadanya, dan selain itu saksi-saksi wajib memberikan keterangan tentang apa yang sebenarnya terjadi. Kalau orang-orang itu tidak datang mkaa mereka itu dapat disuruh panggilnya sekali lagi dan dalam hal itu dapat pula disertakannya perintah untuk membawanya atau kemudian dari pada itu diperintahkannya untuk menjemput dan memebawanya. Berhubung dengan ketentuan ini maka bila yang dijemput dan akan dibawanya itu segan dan melawan dengan tenaga kepada polisi yang akan 39 Ibid, halaman 182-184. Muhammad Ayodia Rizaldi : Perlindungan Terhadap Saksi Dalam Proses Pemeriksaan Di Kepolisian Sebelum Dan Sesudah Berlakunya Uu Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Perlindungan Saksi Dan Korban Studi di Kepolisian Daerah Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009 membawanya maka orang itu dapat dituntu berdasarkan pasal 212. orang itu dapat pula dikenakan pasal 216 KUHP. Melawan hak tidak datang, disini perbuatan itu tidak perlu dilakukan dengan sengaja, sudah cukup misalnya kareena lalai, lupa, kurang perhatian, dsb. Jika dengan sengaja dpaat dikenakan pasal 224, sebaliknya apabila saksi itu tidak bisa datang karena ada alasan yang memaksa misalnya sakit, maka berdasar pasal 48 ia tidak dapat dihukum. 40 40 Ibid, halaman 336. Muhammad Ayodia Rizaldi : Perlindungan Terhadap Saksi Dalam Proses Pemeriksaan Di Kepolisian Sebelum Dan Sesudah Berlakunya Uu Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Perlindungan Saksi Dan Korban Studi di Kepolisian Daerah Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009 BAB III PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SAKSI MENURUT UNDANG UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

A. Latar Belakang Lahirnya UU Nomor 13 Tahun 2006 tentang

Dokumen yang terkait

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KORBAN TINDAK PIDANA PEMERKOSAAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR.13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN (Studi Pada Kepolisian Resort Kota Bandar Lampung)

0 9 46

Eksistensi Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban dalam Sistem Peradilan Pidana di Indonesia

4 107 95

PENULISAN HUKUM / SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SAKSI DALAM PROSES PERADILAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SAKSI DALAM PROSES PERADILAN PIDANA SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN.

0 2 11

PENDAHULUAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SAKSI DALAM PROSES PERADILAN PIDANA SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN.

0 2 12

PENUTUP PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SAKSI DALAM PROSES PERADILAN PIDANA SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN.

0 3 8

TINJAUAN TENTANG PROBLEMATIK NORMATIF UNDANG UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN SERTA URGENSI KEBERADAAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN (LPSK ) DI DAERAH

0 5 99

Optimalisasi Perlindungan Saksi dan Korban oleh Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban ( Berdasarkan Undang - Undang Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Perlindungan Saksi dan Korban).

0 0 6

PERLINDUNGAN TERHADAP SAKSI DALAM PROSES PEMERIKSAAN KEPOLISIAN SEBELUM DAN SESUDAH BERLAKUNYA UU NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN (Studi di Kepolisian Daerah Sumatera Barat).

0 2 12

UU 13 2006 perlindungan saksi dan korban

0 1 19

UU No 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban

0 0 18