melaksanakan penyuluhan kesehatan, melakukan penimbangan balita, merujuk bila ada masalah kesehatan pada balita dan ibu hamil dan lain sebagainya.
Menurut penelitian Mukhadiono 2010, kinerja kader yang baik atau kemampuan kader merupakan bagian dari determinan keberhasilan suatu program
pembangunan, khususnya pembangunan bidang kesehatan melalui program posyandu. Selain itu, dibutuhkan pula partisipasi aktif masyarakat sehingga kegiatan
Posyandu dapat berjalan lancar dan mampu mencapai efektivitas yang tinggi.
2.2. Karakteristik Ibu
1. Umur
Umur merupakan salah satu faktor yang memengaruhi perilaku seseorang termasuk dalam pelaksanaan posyandu. Ibu yang berumur tua mempunyai
peluang lebih besar untuk melaksanakan posyandu jika dibandingkan dengan yang muda. Umur yang semakin meningkat lebih menjadi alasan utama
responden untuk ikut membawa anaknya untuk melaksanakan posyandu.. 2.
Pendidikan Pendidikan memegang peranan penting menambah ilmu pengetahuan.
Pendidikan miliki peranan penting dalam menentukan kualitas manusia, dengan pendidikan dianggap akan memperoleh pengetahuan, semakin tinggi pendidikan
maka hidup manusia semakin berkualitas. Hurlock 1997. Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap perkembangan orang lain
menuju ke arah suatu cita-cita tertentu. Makin tinggi tingkat pendidikan
Universitas Sumatera Utara
seseorang, maka makin mudah dalam memperoleh menerima informasi, sehingga kemampuan ibu dalam berpikir lebih rasional. Ibu yang mempunyai pendidikan
tinggi akan lebih berpikir rasional tentang pelaksanaan posyandu. 3.
Pengetahuan Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang ovent behavior. Dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng
daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan Notoadmodjo, 2003. Kurangnya pengetahuan pada ibu sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan
posyandu. Beberapa temuan fakta memberikan implikasi program, yaitu manakala pengetahuan dari ibu kurang maka pelaksanaan posyandu juga
menurun.
2.3. Partisipasi
2.3.1. Pengertian
Partisipasi adalah keterlibatan diri yang sifatnya lebih daripada keterlibatan dalam pekerjaan atau tugas saja. Dengan keterlibatan diri, berarti keterlibatan pikiran
dan perasaan”. Upaya peningkatan partisipasi ibu dalam membina pertumbuhan dan
perkembangan anak balita dilakukan antara lain melalui kegiatan posyandu. Di samping itu, kegiatan posyandu terus ditingkatkan melalui kegiatan imunisasi
bagi ibu hamil, usaha perbaikan gizi keluarga UPGK, dan penyuluhan tentang
Universitas Sumatera Utara
pentingnya imunisasi bagi anak balita dan pentingnya air susu ibu ASI bagi pertumbuhan dan perkembangan anak balita.
Upaya peningkatan peran serta ibu balita dalam masyarakat dilakukan melalui berbagai aktivitas wanita untuk mendukung pembangunan di daerahnya.
Kegiatan tersebut dilaksanakan antara lain melalui wadah PKK, KB, dan posyandu. Melalui gerakan PKK, wanita berperan aktif dalam membina
kesejahteraan keluarganya, sedangkan dalam kegiatan posyandu, wanita terlibat secara aktif dalam pemberian pelayanan kesehatan, imunisasi, dan perbaikan gizi
keluarga. Di bidang keluarga berencana KB, peran wanita adalah sebagai peserta dan motivator KB.
2.3.2. Tingkat Partisipasi
Setiap pemimpin yang berusaha menerapkan peran serta atau partisipasi akan mengalami, bahwa tentang kegiatan ini terdapat berbagai tingkatan, demikian pula
bahwa jenjangnya itu bisa bergerak dari nol sampai dengan yang tidak terbatas. Dalam kaitan itu, maka partisipasi yang paling rendahlah yang tentunya paling mudah
dicapai. Untuk
menumbuhkan kegiatan
partisipasi masyarakat diperlukan suatu keterampilan dan pengetahuan agar dapat mencapai berbagai tingkatannya, dan untuk
itu selalu dapat ditemukan titik tolaknya untuk mengawalinya.
Universitas Sumatera Utara
Dengan memperhatikan
perbedaan tingkatan yang ada, R.A.Santoso Sastropoetro 1988 mengemukakan pada dasarnya ada tiga tingkatan partisipasi
masyarakat, yaitu: 1.
Tingkat saling mengerti
Tujuannya adalah untuk membantu para anggota kelompok agar memahami masing-masing fungsi dan sikap, sehingga dapat mengembangkan kerja sama
yang lebih baik. Dengan demikian secara pribadi mereka akan menjadi lebih
banyak terlibat, bersikap kreatif dan juga menjadi lebih bertanggung jawab.
2. Tingkat penasihatansugesti yang dibangun atas dasar saling mengerti
Para anggota kelompok pada hakikatnya sudah cenderung siap untuk memberikan suatu usulsaran kalau telah memahami masalah dan ataupun situasi
yang dihadapkan kepada mereka. Dalam partisipasi bentuk penasihatan, seseorang dapat membantu untuk mengambil keputusan dan memberikan saran-
saran yang bersifat kreatif, namun ia sendiri tidak dapat menentukan suatu keputusan. Oleh karena demikian, si pemimpinlah yang menentukan para
pesertanya. Banyaklah keputusan teknis yang dilakukan sedemikian atas dasar kompetensi teknik, dalam mana si pemimpin mengesahkan keputusan-keputusan
tersebut. Cara demikian nampak meningkatkan inisiatif, kreativitas, disiplin, dan semangat, selain mengurangi sesuatu sifat yang ketat dan kaku maupun
mengurangi pengarahan atau petunjuk dari atasan.
Universitas Sumatera Utara
3. Tingkat otoritas
Otoritas pada dasarnya memberikan kepada kelompok suatu wewenang untuk memantapkan keputusannya. Kewenangan sedemikian dapat bersifat resmi kalau
kelompok hanya memberikan kepada pimpinan konsep keputusan yang
kemudian dapat diresmikan menjadi keputusan oleh si pemimpin.
2.4. Penilaian Status Gizi Balita