Hal ini sesuai dengan penelitian Kasmita 2000, bahwa kinerja posyandu mempunyai hubungan yang nyata p 0,05 dengan persentase balita berstatus gizi
buruk dengan parameter BBU pelaksanaan penyuluhan ada.
5.3. Hubungan Umur Ibu dengan Status Gizi di Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah
Umur merupakan salah satu faktor yang memengaruhi perilaku seseorang termasuk dalam melaksanakan posyandu. Dalam penelitian ini mereka yang
berumur mudah mempunyai peluang lebih besar dengan status gizi balita normal dibandingkan dengan umur yang tua. Hal ini membuktikan bahwa umur yang
semakin meningkat tidak menjadi alsan utama untuk menentukan status gizi balita. Pada saat ini pemantauan pertumbuhan merupakan kegiatan utama posyandu,
berdasarkan hasil yang didapat pada penelitian ini bahwa tidak ada hubungan antara umur ibu di posyandu dengan status gizi balita.
Berdasarkan hasil analisis bivariat antara variabel umur ibu dengan status gizi balita BBU ditemukan bahwa hasil analisis hubungan antara umur ibu dengan
status gizi balita BBU diperoleh bahwa sebesar 3,0 dengan umur ibu kategori 20- 35 tahun dengan status gizi balita buruk. Sedangkan diantara umur ibu 35 tahun
sebesar 9,1 mengakibatkan status gizi buruk.
Uji statistik
chi square menunjukkan variabel umur ibu tidak berhubungan
dengan status gizi balita. Mengacu pada hasil uji tersebut dapat dijelaskan semakin muda tua ibu maka tidak akan meningkatkan status gizi normal pada balita. Dalam
Universitas Sumatera Utara
hal ini bukan berarti umur ibu tidak dipentingkan dengan status gizi balita, namun ada faktor lain yang lebih dominan untuk mempengaruhi status gizi balita.
Hal ini sesuai dengan penelitian Rahayu 1994 tentang hubungan antara beberapa karakteristik ibu dengan status gizi anak balita studi kasus pada anak balita
umur 2-3 tahun di Desa Sukorejo Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten bahwa tidak ditemukan hubungan antara umur ibu dengan status gizi anak balita.
5.4. Hubungan Pendidikan Ibu dengan Status Gizi di Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran secara aktif mengembangkan potensi diri untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, Bangsa dan
Negara . Faktor yang mempengaruhi kunjungan balita ke posyandu salah satunya
dalah dengan pendidikan Poerdji, 2002. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang
dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap perubahan-perubahan hidup sehat Depkes RI, 1999 .
Pada saat ini pemantauan pertumbuhan merupakan kegiatan utama posyandu,
berdasarkan hasil yang didapat pada penelitian ini bahwa tidak ada hubungan antara
pendidikan ibu dengan status gizi balita.
Universitas Sumatera Utara
Hal ini ditunjukkan berdasarkan Tabel 4.10, hubungan pendidikan ibu dengan status gizi balita di Kecamatan Bandar Kabupaten Benar Meriah diperoleh bahwa
sebesar 2,7 dengan pendidikan SD dengan status gizi balita buruk. Sedangkan diantara pendidikan SMA sebesar 3,8 mengakibatkan status gizi buruk. Uji statistik
chi square menunjukkan variabel pendidikan ibu tidak berhubungan dengan status
gizi balita. Mengacu pada hasil uji tersebut dapat dijelaskan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka tidak akan meningkatkan status gizi tidak normal
pada balita. Dalam hal ini bukan berarti pendidikan ibu tidak diperlukan dalam status gizi balita, namun ada faktor lain yang lebih dominan kinerja kader, pengetahuan
dan partisipasi ibu berpengaruh terhadap status gizi balita. Hasil diatas tidak sesuai teori yang menyatakan bahwa makin tinggi tingkat
pendidikan seseorang, makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya pendidikan yang rendah, akan
menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap perubahan-perubahan hidup sehat Poerdji, 2002. Dari hasil ini, analisis peneliti adalah bahwa tingkat pendidikan
ibu tidak mempunyai hubungan secara bermakna dengan keaktifan kunjungan balita ke posyandu dan status gizi balita.
5.5. Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Status Gizi di Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah